Rey yang mana adalah putra dari seorang Baron keluarga Lions di kerajaan Galaksi yang memimpin planet Aqua, tersadar akan kehidupannya di masa lalu saat dirinya berusia 10 tahun dan melakukan upacara kedewasaan, di sana dia menyadari kalau dunia yang selama ini dia tinggali adalah sebuah game online yang mana pernah dia mainkan.
Menggunakan pengetahuannya sebagai player rangking tertinggi Rey memutuskan untuk menjelajah alam semesta yang luas, dan dia akan membuat namanya terdengar di sejarah sebagai seorang penguasa gila yang tak terkalahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Revolusi
Sebelumnya saat itu seseorang yang mana merupakan bawahan dari Viscount Lam Garga, dia mengawasi Rey dari kejauhan dan melihat tindakan Rey yang mana sangat mencurigakan.
“Dia membeli beberapa barang, bahkan dia juga membeli sampah… memang benar orang ini seperti seorang bangsawan”
“Hmm… apa itu”
Saat itu secara tiba-tiba Rey menghilang dari dalam toko, dan dengan cepat mata-mata dari Viscount Lam Garga itu kemudian langsung menghubungi atasannya yang mana adalah kepala pelayan dari sang Viscount Lam Garga.
“Halo boss target menghilang, tampaknya dia benar-benar adalah seorang yang berhubungan dengan pasukan pemberontak”
Mendengarkan hal itu kepala pelayan yang mana sibuk dengan pekerjaannya hanya tersenyum kecil, dia kemudian mengambil pedang miliknya dan berkata.
“Kebetulan sekali, benar-benar saat yang bagus… kau tunggu di sana dan kirimkan lokasimu, aku akan segera kesana bersama dengan bala bantuan”
Dalam beberapa menit kepala pelayan kemudian langsung ketempat itu, dia membawa ratusan prajurit dengan senjata dan armor yang lengkap, sementara itu kepala pelayan hanya berpakaian seperti pelayan biasa, hanya saja dengan tambahan sebuah pedang di pinggangnya.
“Hohoho… jadi di sini mereka berada, hebat sekali… aku sama sekali tidak bisa merasakan energi Force apapun di sini, mereka pasti memiliki seseorang pengguna bakat psikis yang kuat”
“Ini akan menari, pasukan bersiap… kita akan mendobrak masuk” kata kepala pelayan itu.
Dengan menggunakan senjata api “Tratatatask…” mereka menghancurkan pintu bangunan lama tersebut, dan ketika mereka menemukan jalan untuk menuju ke ruangan bawah tanah “Tinggs…” dengan cepat mereka “Bomshk…” menggunakan ledakan untuk membuka pintu tersebut. Lalu ketika mereka melihat lorong yang panjang itu dengan cepat “Taak…” kepala pelayan langsung memimpin jalan.
Akan tetapi secara tiba-tiba “Dorst…” sebuah tembakkan peluru terdengar, dan sebuah peluru mengarah tepat ke jantung kepala pelayan itu, akan tetapi menggunakan pedang miliknya “Tranggs…” kepala pelayan tersebut berhasil menangkis peluru itu.
“Hmm… peluru yang kuat, aku dapat merasakan energi Force yang besar melapisi peluru itu” pikir kepala pelayan tersebut.
Sementara itu di ujung lorong tempat markas persembunyian para pasukan revolusi berada, Rey terlihat sedang tersenyum sambil bersiap untuk menembak siapapun yang datang ke hadapannya. Sambil tetap melihat kearah ke depan dia kemudian berkata.
“Heei… apa kalian sudah selesai, mereka sudah memasuki lorongnya… ada kemungkinan mereka akan segera sampai di sini sekarang”
“Jangan berisik anak muda, kau pikir ini gampang apa…” balas kakek tua pimpinan pasukan revolusi tersebut.
Kakek tua itu mengumpulkan energi Force yang banyak di kedua telapak tangannya, dan dari energi Force itu hawa dingin yang kuat mulai dapat di rasakan, beberapa orang yang mana ada di dekat kakek tersebut dapat merasakan angin dingin yang merasuki tulang-tulang mereka. Kepala pelayan yang mana sedari tadi “Dorst… Dorst…” menahan serangan Rey dapat merasakan ada hal yang aneh, kemudian “Fushkk…” saat itu juga dia menyadari hawa dingin yang ada di depannya.
“Angin dingin ini, jangan bilang…” pikir kepala pelayan yang langsung panik.
“Fusshkk…” menggunakan energi Force miliknya, kepala pelayan itu melesat dengan cepat “Busshkk…” dia dengan lihai memadatkan dan meledakkan energi Force di telapak kakinya, lalu dalam waktu beberapa detik dia kemudian melihat Rey dan para pasukan Revolusi. Melihat hal itu Rey hanya tersenyum dan berkata.
“Waaah… kita bertemu lagi yah, pembunuh putih…”
Melihat Rey yang mana ada di depannya “Sringgs…” tampa ragu-ragu kepala pelayan itu langsung mengarahkan serangan tebasan kearah Rey, akan tetapi dengan cepat “Zringgs…” salah satu Drone capung milik Rey terbang kearah kepala pelayan itu dan “Bomshkk…” memberikan ledakan kecil kearahnya. Takut dengan apa yang tersembunyi pada ledakan itu “Wushkk…” kepala pelayan langsung mundur untuk menjaga jarak dari Rey.
“Ledakan apa ini, apa mungkin ini mengandung racun” pikir kepala pelayan Viscount Lam Garga.
Melihat sebuah kesempatan Rey langsung menembakkan seluruh peluru pistol Magnum miliknya, “Dorst… Dorst… Dorst… Dorst…” ke 6 peluru Magnum tersebut melesat dengan cepat kearah kepala pelayan, akan tetapi “Fushk… Fushk…” dengan mudahnya kepala pelayan itu berhasil menghindari 3 dari 6 peluru yang di tembakkan dan, “Fushk…” sambil berlari kearah Rey dia “Sranggs… Tranggs… Taanggs…” memotong 3 peluru yang tersisa.
“Sekarang kau tamat” kata kepala pelayan itu.
Pistol Magnum milik Rey memiliki daya perusak yang cukup kuat di tambah dengan peluru yang mana juga menambah kekuatan penghancur di dalamnya, akan tetapi pistol itu memiliki kelemahan yaitu hanya dapat menampung 6 peluru. Mengetahui hal itu kepala pelayan langsung bertidak cepat dan menyerah kearah Rey, melihat kepala pelayan yang mana berlari kearah dirinya Rey berusaha untuk menghindari serangannya dengan mundur beberapa langkah.
Melihat kalau Rey sedang mundur membuat kepala pelayan itu senang, dengan senyuman yang menakutkan dia sudah tidak sabar untuk melihat Rey tewas dengan pedangnya. Melihat situasi saat itu Rey kemudian sekilas teringat akan kehidupan masa lalunya.
“Aaah… benar juga ini sering terjadi, karena menggunakan pistol Magnum dengan silinder berputar…”
“Benar dia juga sama saja, orang-orang bodoh yang tidak sabaran dan gampang di tipu” pikir Rey.
Pada saat itu ketika kepala pelayan tersebut melihat senyum kecil pada Rey, “Srrahkk…” dia kemudian tersadar akan adanya energi Force kecil yang mana diarahkan ke senjata Magnum miliknya.
“Apa itu…??” pikir kepala pelayan itu.
Kemudian dari senjata Magnum itu “Trumshkk…” sebuah sinar laser muncul dan melesat kearah kepala pelayan tersebut, melihat hal itu dengan cepat “Traask…” kepala pelayan itu langsung sedikit membelokkan tubuhnya, akan tetapi “Crrast…” dia kehilangan tangan kirinya karena tembakkan laser tersebut.
“Hooo… lumayan juga, sesuai yang di harapkan dari pembunuh putih” pikir Rey.
Melihat kesempatan “Dushkk…” Rey langsung melesatkan tendangan kearah kepala pelayan tersebut, dengan tendangan itu “Fushkk…” kepala pelayan itu langsung terdorong jauh kembali kearah para bawahannya. Melihat ketua mereka terlempar, para prajurit yang mana di bawa oleh kepala pelayan langsung berusaha untuk membantu dirinya.
‘Tuan-tuan…”
“Kau tidak apa-apa…”
“Segera berikan dia obat medis, dan hentikan pendarahannya”
Namun dengan kasar kepala pelayan itu langsung mendorong para bawahan yang mencoba untuk menolong dirinya, dan dengan keras di berteriak.
“Tidak usah pedulikan aku, cepat maju habisi para sampah itu”
Akan tetapi sebelum para prajurit itu bisa maju untuk melawan Rey “Srrahkk…” angin dingin langsung menyelimuti lorong tersebut, dan dengan cepat “Srraahkk… Sringgs..” seluruh tempat itu langsung membeku, baik dari arah mereka masuk ataupun tempat tujuan mereka telah tertutupi oleh es dan hal itu membuat kepala pelayan dan para prajuritnya langsung terjebak di tempat itu.
Sementara itu Rey bersama dengan para pasukan Revolusi langsung keluar dengan jalur rahasia, mereka semua berhasil selamat berkat percaya dengan rencana Rey. Melihat kalau rencananya berjalan sesuai dengan keinginannya Rey kemudian berkata.
“Sekarang adalah kesempatan untuk kalian, para prajurit yang menyerang kalian adalah bawahan elit dari Lam Garga, terutama sang Grand Master itu”
“Ini adalah saat yang tepat untuk menyerang mansion Lam Garga, mari bersama-sama kita nyalakan api penyucian untuk bintang ini” Kata Rey sambil mengulurkan tangannya.
.
.
.
Bersambung…..