seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berita besar
Sasha tertidur si ranjangnya. Namun wajahnya terlihat tidak nyaman. Nafasnya begitu berat sampai ia berdiri dengan kaget terbangun dari mimpi buruknya. Sebelum melihat ke sekitarnya dan menghela nafasnya dalam dalam.
"argh... Aku bermimpi buruk... Soal para ksatria yang aku bunuh kemarin..." gumamnya dengan wajah yang pucat.
"Apakah seharusnya aku mengampuni sebagian dari mereka ? Tidak... Jika aku mengampuni mereka aku bisa saja jadi buronan di negeri Forlass. Dan aku mau menjelajah ke empat negeri, akan repot kalau aku jadi buronan di sana kan ? Di sisi lain mereka membantai orang orang yang tidak bersalah itu... Mereka hanya bajingan haus darah..."
Sasha merasakan hangat di udara, dengan begitu ia tahu ini sudah pagi. Sasha pun merapihkan ramburnya dan menarik nafasnya dalam dalam. Dan membuka pintu kamarnya. Dan terkejut melihat keadaan bar begitu penuh dengan para petualang.
Ia menutup pintunya dan kembali ke dalam kamarnya. "rame banget... kemarin rasanya sepi sepi aja..."
Ketukan pintu terdengar daei pintu kamar Sasha. Ia mengintip dan melihat bunni di sisi lain pintu. "ah ! Nona sarapan anda sudah siap silakan duduk di meja makan bersama yang lainnya"
melalui celah kecil pintu. "b-bisakah kamu membawakannya ke kamarku ? Aku... Ingin makan sendirian"
"maaf nona... Tetapi tidak boleh sejak kejadian terakhir. tidak boleh ada tamu yang makan di dalam kamar mereka"
"Kejadian terakhir ?"
"i-iya... Seorang tamu menumpahkan sup tomatnya di atas tempat tidur dan kabur. Dia hanya menginap semalam dan kami terpaksa mengganti tempat tidur itu dengan yang baru karena sup tomat itu menempel sangat dalam..."
"huh ? Kurang ajar banget tuh orang..."
"yaah... Begitulah..."
"k-kalau begitu aku akan melewatkan saja sarapannya..."
Bunni pun menyadari sesuatu. "oohhh ! Anda ternyata pemalu yah ? Ayo saya antar"
Tiba-tiba saja Bunni membuka pintu kamar Sasha dan menarik tangannya keluar. "h-hey ! S-sudah ! Aku bilang aku akan melewatkan sarapan hari ini" Sasha berusaha berontak.
"ah sudah... Jangan malu malu. Petualang di sini baik baik..."
Namun Sasha gagal. (apa apaan wanita ini ! Tenaganya besar sekali...) pada akhirnya Sasha di seret keluar kamarnya dan di paksa duduk di meja yang penuh dengan orang orang.
(Sekadar catatan, aku tidak malu dengan orang lain, aku hanya tidak suka berinteraksi dengan mereka...) Sasha berpikir sambil duduk di meja bundar dengan tiga orang lainnya yang sedang sarapan.
Bunni kemudian menaruh piring kayu di hadapan Sasha berisi roti, telur, dan steak dengan wangi yang enak. Sasha mengelan nafas awalnya dia tidak lapar tetapi setelah melihat ini seleranya bangkit.
Tetapi rambut putihnya menarik perhatian tiga orang di meja tersebut. Seorang wanita muda dengan tongkat sihir bersandar kepadanya terlihat takjub "waah... Rambutmu sangat unik... Aku tidak pernah melihat rambut seputih itu sebelumnya"
sasha terkejut dengan ini. "ah ! I-iya... Terima kasih..."
Pria besar di sisi kananya mengikuti. "hm... Aku tidak familiar dengan rambut putih seperti itu... Dari mana asalmu nona ?"
"a-asalku... Aku dari negeri yang sangat jauh..."
Orang terakhir yang ada di sisi kanan pria besar itu, ia terlihat lebih muda dari pada dua orang yang lainnya dengan penasaran. "sejauh apa ?"
"s-sangat jauh sampai... Sapai mata uang di sini dan di sana berbeda ?"
"oh wow itu sangat jauh ! O-oh maafkan aku, namaku leoni, penyihir itu Rose, dan pria besar ini Jugra. Siapa namamu ?"
"n-namaku Sasha..."
Rose terlihat sedang berpikir. "Sasha ?... Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya... Apakah semua orang di tempat asalmu memiliki rambut putih juga ? Oh ! Dan matamu merah sekali seperti ruby"
"t-tidak... Hanya saja... Um... A-aku berasal dari kelompok yang cukup berbeda"
Jugra dengan terkesan. "aah ! Seperti negri sancthum, orang orang di sana memiliki rambut yang lebih gelap"
Leoni mengangguk angguk "iya iya ! Aku pernah bertemu dengan salah satunya. Rambut mereka hitam seperti tinta"
Sasha melihat warna rambut orang orang itu, mereka memiliki rambut cokelat. Kalau di pikir pikir ia belum pernah bertemu seorang pun dengan rambut dengan warna yang lainnya.
Rose bertanya dengan penasaran. "jadi, Sasha... Kamu bekerja sebagai apa ? Aku lihat kapasitas manamu sangat besar... Apakah kamu seorang petualang ?"
Sasha langsung menggelengkan kepapanya. "tidak... Aku hanya seorang pengelana..."
Rose terlihat terkejut. "sungguh ?! Sayang sekali. Kamu punya bakat dalam sihir loh... Kalau kamu jadi petualang kamu bisa saja jadi petualang tingkat berlian..."
Leoni terlihat terkejut. "huh ?! Dia seberbakat itu ?"
Rose mengangguk tanpa ragu. "mana Sasha mengalir dengan lancar... Aku tidak melihat hambatan di mana pun."
Sasha mengerutkan sedikit alisnya sambil memakan sarapannya. (seriusan aku masih menarik perhatian ? Aku sudah menekan manaku... Kalau aku tekan lebih dalam nanti monster keroco bakal berusaha menyerangku. Sebenarnya tidak masalah tetapi merepotkan)
Tiba tiba saja seorang pria masuk ke dalam bar semua orang bersorak kepadanya. Pria itu terlihat biasa saja, malahan ia terlihat seperti tukan pos.
Ia mulai memasang kertas kertas di papan komunitas guild berisi quest dan imbalan. Lalu pria itu mengambil kursi dan berdiri di atasnya sambil membuka sebuah surat, membersihkan tenggorokannya dan mulai berbicara semua orang yang ada di bar diam mendengarkan.
"ada berita terbaru soal perang yang sedang berlangsung, negeri Forlass telah menyerang dan menjarah sebuah desa di ujung perbatasan tidak jauh dari sini. Saksi mata mengatakan mereka membantai warga sesa yang tidak berdaya"
Mendengar berita tersebut wajah orang orang di bar menjadi masam dan emosi. Namun pria itu tidak berhenti dan melanjutkan. "namun seorang sosok penyihir muncul dan membantai seluruh ksatria Forlass itu..."
Wajah Sasha langsung berubah menjadi panik. Apalagi mengingat ia memberikan namanya kepada kepala desa dari desa itu. Namun.
"penyihir itu kemungkinan besar mengenakan sihir distorsi karena tidak ada yang bisa menggambarkan wajahnya dengan rinci maupun konsisten"
Sasha terkejut para penduduk desa menyembunyikan identitasnya sengan nafas lega ia bersandar dengan lemas.
"penyihir inu kemungkinan besar berada di tingkat petualang kelas guardian, saksi mata melihatnya memanggil golem suci dan memanggil hell hounds untuk membantai ksatria Forlass. Kemudian ia pergi dengan burung raksasanya. Saksi mata juga menyaksikan anak panah yang patah dan terpantul sebelum mengenai dirinya. Walau begitu wanita misterius ini tidak terdaftar di guild petualang manapun, membuatnya sebagai misteri. Itu saja untuk berita besar hari ini. Perang semakin memanas di himbau untuk para petualang untuk bersiap siap jikalau guild petualang terseret dalam konflik ini. Terimakasih atas perhatiannya, silakan selesaikan quest yang ada hari ini..."
pria itu menunduk dan turun dari kursinya. Orang orang bertepuk tangan dan bersorak. Orang itu kemudian langsung pergi keluar.
Rose terlihat terpukau dengan berita tersebut. "wow... Seorang penyihir yang mengendalikan hell hound ? Itu gila..."
Leoni terlihat bingung. "apa yang hebat dari itu ?"
"tentu saja itu hebat ! Hell hounds hanya ada di alam underworld. Secara akal sehat itu mustahil untuk mengendalikan mereka. Pemikiran dan jiwa manusia tidak satu spektrum dengan hell hound dari alam yang berbeda... Simplenya itu nyaris mustahil kecuali kekuatan pikiranmu dapat mengalahkan hell hound yang telah hidup ribuan tahun"
Jugra juga menganggul "hell hound itu adalah monster dengan tingkat ancaman tinggi apalagi kalau mereka masih segar bermanifetasi dari underworld. Biasanya kalau mereka muncul langkah pertama adalah untuk menarik perhatian mereka menjauh dari area populasi dan menunggu mereka melemah. Pada dasarnya makhluk underworld akan membusuk seiring waktu selama mereka ada di alam kita"
Sasha terlihat bingung dengan penjelasan Rose. (huh ? Apa yang mereka bicarakan ? Hell hound itu mid teir monster ! Player berlevel 30 saja bisa membunuh mereka dengan mudah. Tunggu jangan bilang... Ah iya aku lupa aku punya itu...)
Sasha menarik sebuah monocle. Ia kemudian menaruhnya di mata kananya. Matanya langsung melotot dengan kaget. Semua status orang-orang yang ada di bar itu terlihat semua.
(apa apaan ini ! Tidak ada satupun orang di sini berlevel di atas level 20 ?! Lemah banget ! Status mereka juga tidak karuan...)
Sasha melihat status Rose. (inteligen 15... Mana capacity 20 point... Astaga dan dia berlevel 10... Pantas saja dia kaget dengan mana pointku walau aku sudah menekannya...)
Namun matanya makin melebar melihat status Bunni. (astaga ! Bunni ! Yang benar saja... dia satu satunya di sini yang berlevel 30 ! Pantas saja tadi dia bisa menyeretku keluar kamar, streng nya saja 80. Strengku saja 60 an... yaah karena aku seorang summoner sih tetapi tetap saja aku ini player berlevel 100 !)
Sasha lalu memasukkan monocle nya kembali ke salam sakunya. Ia lalu menghela nafasnya. (gawat... Dunia ini... Power scale dunia ini rendah sekali !)