Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Nindi, mana coba kita mau lihat cincinnya" ucap Via menarik tangan nya.
"Wah,, cincinnya bagus sekali"
"Aku berasa mimpi, aku semalam mimpi apa ya, kok bisa secepat ini aku menerima lamaran ustadz Zaki,
" Oh,, jadi pria itu seorang ustadz? nama nya Zaki" ucap Shafia.
"Ustadz Zaki yang beberapa hari memandangi mu di warung itu bukan"? sahut Tiara dan langsung di angguki oleh Nindi.
Lagi asik asik nya ngobrol, tiba tiba Ibu Zaki memanggil Nindi.
" Nindi, kemari" panggil Ibu Zaki.
"Ehem.. ehem... goda Via.
" Apaan sih " jawab Nindi tersenyum malu.
Nindi berjalan menghampiri Ibu Diah, calon mertua.
"Iya Bu, ada apa"?
Ibu nya Zaki membelai Nindi, ia merasa sangat iba melihat gadis semuda ini kuat menjalani kehidupan tanpa kedua orang tua nya.
" Nak, kalau kamu sudah menikah dengan Zaki, Ibu berjanji akan selalu menyayangi mu seperti anak Ibu sendiri.
Jika kamu butuh apa pun, bilang lah pada Ibu" ucap nya masih sambil membelai nya.
"Iya bu, InsyaAllah, Terima kasih sudah mau menerima Nindi di keluarga Ibu walaupun belum sepenuhnya" ucap Nindi tersenyum manis.
"Sudah seharusnya seperti ini nak, karena kamu pilihan putra kami" ucap nya lagi.
Shafia yang melihat dari kejauhan pun merasa senang.
"Alhamdulillah kini Nindi bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dan bapak lagi" batin Shafia.
Mereka bertiga yang melihat adegan itu pun tersenyum bahagia, akhirnya sahabat nya ini bisa merasakan kasih sayang seorang ibu lagi.
Mereka bertiga lalu kembali ke asrama meninggalkan kedua nindi bersama calon mertuanya.
Setelah itu, Nindi kembali ke ndalem. setelah keluarga Zaki berpamitan pulang, Nindi membantu Umi Halimah beres beres rumah.
"Nak,, apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu tadi" tanya Umi Halimah.
"InsyaAllah saya yakin Umi"
"Pernikahan kamu dengan Ustadz Zaki akan dilakukan satu bulan lagi, sebaiknya kalian bicarakan berdua untuk acara pernikahan kalian, jika kamu ingin mengadakan pesta kecil kecilan Umi bisa membantu mu nak" ujar Umi Halimah.
"Terima kasih Umi, tapi Nindi ingin acaranya sederhana saja Umi"
"MasyaAllah nak, beruntung sekali Ibu nya Zaki mendapatkan menantu seperti mu nak, sudah cantik, baik, gak minta macam macam" ucap nya lagi.
"Umi juga sebentar lagi mendapatkan menantu yang cantik, baik dan juga pintar seperti Ning Afifah" ucap Nindi.
"Iya nak, Alhamdulillah. Umi sedih melihat Gus Faisal putus asa hanya karena di tolak cinta nya, Dia baru pertama merasakan yang nama nya cinta tapi sudah di patah kan hati nya.
Umi berharap Ning Afifah bisa mengobati luka hati nya" ucap Umi Halimah.
"Iya Umi"
Seketika ruangan itu hening, keduanya sibuk membersihkan sisa sisa makanan di lantai itu.
"Eemm.. Umi? ucap Nindi ragu ragu.
" Iya ada apa nak"?
"Emm.. maaf Umi sebelum nya jika Nindi agak lancang"
"Memang nya ada apa"?
" Begini Umi, sebenarnya Sha-Shafia... tidak menolak Gus Faisal Umi" ucap Nindi ragu ragu dan sedikit takut.
Umi Halimah menatap Nindi dengan penuh tanya.
"Maksud kamu apa nak"? tanya Umi.
" Jadi begini Umi!
Nindi akhirnya menceritakan kronologi yang sebenarnya pada Umi Halimah sama seperti yang Shafia katakan saat itu.
"Jadi seperti itu Umi, Gus Faisal salah mengartikan sebelum teman saya melanjutkan ucapan nya" ucap Nindi.
"Astaghfirullah Faisal, karena cinta kamu jadi seperti itu"
Ruangan itu kembali hening.
"Astaghfirullah" ucap Umi lirih.
Umi Halimah awal nya marah pada gadis itu, karena Shafia putra nya menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
Namun setelah mendengar ucapan Nindi, Umi Halimah jadi merasa bersalah.
"Tapi semua sudah terlambat Nindi, Sekarang Umi hanya berharap Gus Faisal bisa bahagia bersama Ning Afifah" Ucap Umi.
"Iya Umi, Nindi juga akan mendoakan semoga Gus Faisal bahagia bersama Ning Afifah. dan untuk Shafia, semoga dia bisa ikhlas menerima dan mendapat suami yang baik pula seperti Gus Faisal" doa Nindi.
"Aamiin" ucap Umi Halimah.
Tanpa mereka sadari, obrolan mereka teryata di dengar oleh Gus Faisal. saat Faisal menuruni tangga, Faisal melihat Nindi dan Umi nya sedang membicarakan dirinya.
Faisal jadi engan untuk turun, ia hendak kembali ke kamar nya di lantai atas. namun Tiba-tiba Nindi menyebut nama Shafia dalam obrolan nya membuat Faisal menjadi penasaran dan akhir nya menguping di sana.
Faisal jadi teringat akan kata kata Shafia saat itu, betapa bodoh nya ia saat itu, karena langsung berprasangka jelek, ia juga merasa begitu menyesal saat dirinya tak menghiraukan panggilan Shafia kala itu. andai ia tidak langsung meninggalkan Shafia dan mau mendengarkan Shafia lebih jelas nya, tidak akan seperti ini kejadian nya.
Faisal mengacak acak rambut nya seperti orang frustasi. ia langsung kembali ke kamar nya dengan penuh rasa penyesalan yang begitu dalam.
Setelah selesai beres beres rumah Umi Halimah, Nindi segera kembali ke asrama.
Sementara itu Faisal tidak keluar dari kamar nya.
Faisal berada di tempat tidur nya, berulang kali ia menghela nafas dan menatap kosong langit langit kamar tidur nya.
Ia sedang mencoba menenangkan hati nya, sebisa mungkin Faisal mengendalikan rasa penyesalan nya yang ada dalam dirinya.
Faisal semakin bingung, setelah mendengar semua nya dari Nindi.
Di dalam hati Faisal, ia merasa bahagia karena gadis yang ia cinta teryata tidak menolak nya. namun di sisi lain, saat ini Faisal sudah di jodoh kan oleh Abi nya dengan Afifah.
Ia tidak mungkin membatalkan perjodohan itu begitu saja.
Selang berapa lama kemudian, yang entah dirinya pun tidak tau sudah berapa lama ia berada di dalam kamar nya.
Faisal meliri jam yang tergantung di dinding kamar nya.
Saat itu ia tersadar sudah berapa lama ia berada di dalam kamar nya, dan teryata hari sudah memasuki waktu maghrib.
Ia beranjak dari tempat tidur nya dan harus segera membersihkan diri dan bersiap untuk shalat maghrib berjama'ah di masjid.
\**Sebelum berasumsi, cobalah untuk bertanya. itu bisa menghapus kesalahan fahaman ketika pikiran terbuka untuk mendengar*\*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih