Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Lia, jika kami merestui hubungan kalian, apa kamu mau menerima Dava? “ tanya mama Wina.
Lia sangat syok mendengar ucapan mama Wina, ia merasa seperti sedang bermimpi. Ia hanya diam terpaku memandang mama Wina.
“ Apa jawabmu, sayang? “ tanya mama Wina lembut sambil menepuk tangan yang ia genggam, seperti menyadarkan Lia bahwa yang baru ia dengar adalah kenyataan.
“ Apa saya pantas untuk putra tante? “ tanya Lia dengan suara yang bergetar.
“ Lho, kok kamu punya pikiran seperti itu? Apa yang membuatmu merasa tak pantas? “ tanya mama Wina.
“ Status sosial kita berbeda, tante. Apa pantas CEO sukses penuh talenta seperti abang Dava bersanding dengan saya yang tidak punya apapun yang bisa di banggakan. “ jawab Lia.
“ Kita ini sama-sama manusia, Lia. Yang membedakan hanya sesuatu yang fana yang kita miliki di dunia ini. Semua itu bisa sirna. " ucap mama Wina.
" Kami sebagai orang tua, menilai semua ini dari sini. " ucap mama Wina kemudian sambil meletakkan tangan kanannya pada dadanya.
" Sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan antara kita, keluarga tante dan keluarga kamu, semua sama. Buang segala pemikiran buruk tentang trauma yang terjadi di masa lalumu. Yakin dan percaya, sesuatu yang indah pasti kamu akan dapatkan. " mama Wina memberi penjelasan.
" Jadi sekarang apa jawabmu atas pertanyaan tante tadi?“ tanya mama Wina sambil tersenyum, bersabar menunggu jawaban dari Lia.
Lia menarik nafas mencoba tenang. Dan akhirnya,
“ Jika keluarga tante memang merestui hubungan kami, saya mau menerima abang Dava karena sebenarnya saya juga mencintai abang Dava. “ jawab Lia di mana ketika mengucapkan kata-kata terakhir, ia menundukkan kepala karna malu mengakui isi hatinya di depan mama Wina. Tanpa dapat di bendung, air mata menetes di pipinya.
Sesaat suasana sunyi, tiba-tiba Lia terkejut karna ada tangan melingkar di lehernya dari belakang dan ia tak melihat lagi mama Wina di sampingnya.
Dari aroma tubuhnya, Lia sangat tahu siapa yang memeluknya. Ia semakin malu karna meyakini pasti Dava mendengar pengakuannya tadi. Ia merasa wajahnya panas dan pasti sudah merah semu.
Kemudian Dava melepaskan pelukannya, melangkah ke depan Lia, memegang tangan Lia dan mengajaknya berdiri.
Dava mengangkat dagu Lia yang dari tadi hanya menunduk, dengan telunjuknya agar Lia menatapnya. Di hapusnya air mata yang mengalir di pipi Lia dengan jempolnya.
Lia menangis karena ternyata keluarga Dava mau menerimanya. Ia menangis bahagia. Ternyata ketakutannya selama ini tidak terbukti.
Ada keluarga yang mau menerimanya walau status ekonominya lebih mapan dari keluarganya. Juga masalah pendamping pengantin, itu tidak ada pengaruh dengan jodoh walau ia sudah tiga kali menjadi pendamping pengantin.
“ Terima kasih karna kau sudah mau menerimaku. “ ucap Dava sambil meletakkan tangannya di pundak Lia.
Lia hanya bisa mengangguk karna tak kuasa menahan air matanya.
“ Kok malah nangis lagi, nanti jadi hilang loh cantiknya. “ goda Dava agar Lia menghentikan tangisnya.
Lia yang di goda karna menangis, hanya kesal sambil memukul dada Dava, tapi Dava tak merasa sakit sedikitpun.
Dava merasa sangat senang, ternyata Lia juga mencintainya dan orang tuanya telah merestui hubungan mereka.
Dava pun akhirnya menarik Lia dalam pelukannya.
Flashback On
Ketika tiba di kafe Pelangi, mama Wina menelepon Dava, mengatakan ada hal penting yang ingin ia bicarakan dan memintanya datang ke kafe Pelangi.
Setibanya di sana, dia langsung membuka pintu ruang VIP di mana ada mama Wina berada. Saat sudah membuka sedikit pintunya, ia mendengar percakapan dari dalam. Ia sangat mengenal suara 2 orang wanita yang ada dalam ruang VIP itu. Ia pun tak jadi masuk dan mendengar semua pembicaraan mama Wina dan Lia.
Hatinya membuncah senang ketika mendengar pengakuan Lia bahwa Lia juga mencintainya.
Dava pun masuk dengan perlahan membuka pintu. Ia memberi kode pada mamanya untuk keluar dan mamanya hanya tersenyum. Mama Wina pun keluar dari ruang VIP itu.
Karna terus menunduk malu setelah mengakui isi hatinya, Lia tak menyadari bawa mama Wina telah meninggalkannya dan kini di ganti Dava yang memeluknya dari belakang.
Ternyata mama Wina mau memberi kejutan untuk keduanya. Untuk Lia yang di beri restu dan untuk Dava yang mendengar sendiri isi hati Lia.
Kini mereka sudah duduk bersisian. Dava terus memegang tangan Lia seakan tak terlepaskan. Lia merasa canggung akan perlakuan Dava.
“ Aku senang akhirnya kau menerimaku. “ ujar Dava dengan mata berbinar.
“ Aku tak menyangka ternyata orang tuamu merestui hubungan kita. “ ucap Lia.
Mereka pun meneruskan percakapan mereka sambil menikmati makanan yang di pesan Dava kembali.
Tak lama kemudian, mama Wina datang kembali. Tapi kali ini di temani oleh papa Wira.
Tadi setelah menelepon Dava, mama Wina juga menelepon papa Wira agar datang menjemputnya di kafe Pelangi.
Papa Wira dan mama Wina masuk saat Dava dan Lia sedang menikmati makanan yang di pesan oleh Dava.
" Selamat sore. " sapa papa Wira ketika membuka pintu.
Dava dan Lia tampak kaget mendengar ada sapaan dari pintu. Melihat yang datang adalah orang tuanya Dava, spontan Lia beranjak dari kursinya dan menghampiri mereka.
Lia menyalami papa Wira dan mencium tangannya. Mendapat sambutan seperti itu, papa Wira mengusap kepala Lia.
Kemudian mereka duduk bersama.
" Wah, ternyata kejelianmu mencari pendamping patut papa beri dua jempol, sudah cantik pintar lagi. " puji papa Wira pada Dava dan itu membuat Lia tersipu malu.
" Buah itu pa, gak bakalan jauh jatuh dari pohonnya. " ucap Dava.
Dan mereka pun tertawa.
" Sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada om dan tante yang sudah merestui hubungan kami. " ucap Lia dengan rasa sopan.
" Sama-sama nak. Mohon di jaga hubungan kalian, saling percaya itu penting. " kata papa Wira.
" Lihat pa, gimana bersinarnya wajah Dava sekarang. Tempo hari seperti pakaian yang belum di setrika kata Dara, kusut dan kacau. " ucap mama Wina.
" Ih.. Mama, gak perlu lagi di bahas soal itu. " ucap Dava.
" Biar calon mantu mama ini tahu bahwa laki-laki yang di sebelahnya kalo lagi galau, melebihi anak TK kelakuannya. " ucap mama Wina.
" Setiap manusia pasti ada sisi ingin di perhatikan lebih, tante. " ucap Lia.
" Nah.. Lia aja ngerti. " ucap Dava.
" Iya deh, yang di bela, kemarin aja uringan-uringan gak jelas. " kata papa Dava.
" Ya sudah kalo begitu, kami pulang dulu ya. Dava antar Lia sampai ke rumahnya, jangan macam-macam. " ucap mama Lia.
" Baik mama tercinta, perintah siap laksanakan. " ucap Dava.
Kemudian papa Wira dan mama Wira pergi meninggalkan kafe itu. Tak lama setelah Dava dan Lia menghabiskan makanan mereka, mereka juga pergi dari kafe itu.
Kafe yang dulu memberi kenangan kurang baik bagi Lia, kini menjadi sukacita untuk melangkah ke depannya.
Sore ini, nampak dua sejoli berbahagia. Kini tidak ada lagi halangan untuk mereka menjalin hubungan.