NovelToon NovelToon
META

META

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:578
Nilai: 5
Nama Author: hytrrahmi

Hidup dalam takdir yang sulit membuat Meta menyimpan tiga rahasia besar terhadap dunia. Rasa sakit yang ia terima sejak lahir ke dunia membuatnya sekokoh baja. Perlakuan tidak adil dunia padanya, diterima Meta dengan sukarela. Kehilangan sosok yang ia harap mampu melindunginya, membuat hati Meta kian mati rasa.

Berbagai upaya telah Meta lakukan untuk bertahan. Dia menahan diri untuk tak lagi jatuh cinta. Ia juga menahan hatinya untuk tidak menjerit dan terbunuh sia-sia. Namun kehadiran Aksel merubah segalanya. Merubah pandangan Meta terhadap semesta dan seisinya.

Jika sudah dibuat terlena, apakah Meta bisa bertahan dalam dunianya, atau justru membiarkan Aksel masuk lebih jauh untuk membuatnya bernyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hytrrahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Runtuh (a)

"Bagaimana keadaan kamu, Sa? Meta masih ngambek sama kamu, ya?"

Vina menaruh pisau yang tadi digunakannya untuk memotong wortel, kegiatan memasaknya berhenti sejenak karena panggilan dari Risa. Membawa kabar buruk tentang Meta yang masih marah karena memaksa bertemu dengannya. Ada rasa bersalah terselip di hati kecilnya, selayaknya perempuan lain, Vina tahu rasanya seperti apa.

"Aku baik, Mbak. Di sini ada Putra yang mau bantuin aku jualan kue, ngajak aku makan ke luar. Dia juga yang nahan Mas Beni untuk nggak pulang dulu, mungkin Putra ngasih Mas Beni uang tambahan."

Suara lembut itu meneduhkan hati Vina, bercengkerama dengan Risa serasa berbicara dengan mendiang suaminya. Karena keduanya memiliki sifat yang sama, tenang seperti air.

Pegal lama-lama berdiri, Vina berlalu menuju kursi makan. Duduk di sana dengan senyum yang masih terukir jelas. "Meta masih belum menghubungi kamu?"

"Belum, Mbak. Marahnya Meta nggak akan lama, Mbak Vina nggak usah khawatir. Waktu yang baik untuk bertemu adalah sekarang, takut nanti banyak halangan."

Vina refleks mengangguk, benar yang Risa katakan. "Tapi ngeliat Meta murung, aku jadi ngerasa bersalah, Sa. Aku antar pulang aja, ya?" katanya tak enak hati. "Lagi pula dia harus sekolah, takutnya ketinggalan pelajaran kalau libur terlalu lama."

Di seberang telepon, Risa mengulum senyumnya. Ia tahu Vina sedang berdalih agar Meta diantar pulang kembali, sejatinya ia merasa tersiksa melihat Meta seperti itu.

"Ketinggalan apanya, sih, Mbak. Libur tiga hari aja, nggak akan membuat seseorang menjadi bodoh."

Kekehan Vina terdengar nyaring. "Ah, ya. Ada yang mau aku tanyain ke kamu, Sa. Aku terlalu lelah sampai lupa menanyakan hal penting ini."

"Soal apa, Mbak?"

"Apa Beni memperlakukan Meta seperti anaknya sendiri? Maksud aku ... apa keluarga kamu baik-baik aja selama Meta tinggal sama kalian?"

Dengan ragu yang mengambil alih perasaannya, Risa menjawab pertanyaan Vina.

"Iya, Mbak. Mas Beni sudah menganggap Meta seperti anaknya sendiri, tapi dia terlalu posesif, nggak ngebolehin Meta ini-itu. Maklumlah, anak gadis," bohongnya.

"Pantesan waktu itu Meta bilang nggak boleh sampai ketahuan sama Beni. Ternyata suami kamu terlalu mengekang dia, ya."

Kali ini Risa yang tertawa pedih, menyimpan kenyataan pahit dari Vina. "Dia takut terjadi sesuatu sama Meta, Mbak. Lagi pula harus menjaga amanah yang Mbak Vina titipkan, jadi dia punya tanggung jawab besar," hiburnya agar Vina lebih mempercayai ucapannya.

"Terus aku lihat banyak luka lebam di wajah Meta, apa itu juga bentuk tanggung jawab kalian?"

"Ma! Apaan, sih? Mama seharusnya tanya dulu ke aku, lukanya kenapa, bukannya malah mojokin Ibu!"

Tak mendengar suara langkah yang datang, Vina tak menyadari kehadiran Meta di belakangnya yang sudah mengamati sejak lima menit yang lalu. Tiba-tiba saja ia diteriaki dari arah belakang, membuat Vina refleks menoleh dan menjauhkan ponsel dari telinganya.

Wajah kaget Vina menyambut kehadiran Meta, anaknya itu menatap penuh kekesalan.

Sebelum menjawab pertanyaan Meta, Vina menelan pahit fakta yang ia terima. Ia tersenyum kecut. "Kamu berbicara seperti ini sama Mama, Ta?" Vina buru-buru mengakhiri panggilannya, takut Risa merasa tersinggung. "Kamu lebih membela Risa daripada Mama?"

"Aku nggak belain siapapun! Aku cuma mau Mama tanya persoalan itu ke aku, bukan ke Ibu!"

Vina menghela napas lelah. "Terus kenapa luka di wajah kamu? Tangan kamu memar, siapa yang pukulin kamu?"

"Mama peduli apa soal aku?"

"Meta jawab pertanyaan Mama! Kenapa?!"

Kening Meta semakin berkerut, napasnya mulai tak teratur. "Aku kayak gini karena Mama! Kalau sejak awal Mama peduli, hidup aku nggak akan kayak gini," teriak Meta tanpa sedikitpun merasa segan pada ibu kandungnya sendiri.

"Salah Mama?" Vina tergelak. "Kamu melimpahkan semua kesalahan ini ke Mama, Ta? Kenapa, sih, kamu nggak bisa menerima keadaan Mama?"

"Karena aku benci sama Mama! Aku benci, sampai aku malu punya ibu kandung kayak Mama!"

Seperti sambaran petir yang menyambar dan berdentum di langit kelam, Vina mendapatkan banyak sekali rasa sakit dari putri yang ia lahirkan belasan tahun lalu. Vina tahu kesalahannya, ia menitipkan Meta pada orang lain. Protes pun juga percuma, Meta tak akan pernah memaafkannya.

"Maafin Mama, Ta."

Vina berujar lirih saat putrinya itu telah membawa dirinya pergi, disusul oleh arus deras di kedua matanya yang sudah merah.

Melihat kenyataan yang semakin menyadarkan Vina bahwa Meta bukan lagi miliknya, ia harus melepaskan anak satu-satunya itu dari pangkuan. Demi kebaikan Meta sendiri, agar putrinya itu tidak memiliki nasib yang sama seperti dirinya.

"Tante Vina," panggil Aksel buru-buru menuju dapur, setelah mendengar kegaduhan dari ruang tengah.

Setibanya Aksel di tempat itu, netranya tak menemukan Meta. Hanya ada wanita dengan kecantikan wajah yang sama, berdiri bersama kekecewaannya.

Vina menyeka wajahnya perlahan, tak berani menatap Aksel dengan luka di matanya. "Cari Meta, Sel. Bawa dia pulang ke Jakarta, Tante akan beresin tasnya."

"Tan, semuanya—"

"Meta akan semakin terluka, Tante nggak mau! Cepat cari dia!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!