"Maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Villa.
Perjalanan yang ditempuh beberapa jam akhirnya sampai dan menepi di depan sebuah Villa mewah, jauh dari pemukiman penduduk. walaupun demikian, udaranya terasa segar, pemandangan alam yang indah. membuat betah penghuni yang akan menempati Villa tersebut.
Carine menatap kagum dari pintu mobil, Ia tidak pernah merasakan ketenangan seperti ini. hidupnya dikelilingi keseriusan bahkan jauh dari Alam segar seperti yang ada di depan matanya.
Tuan Muda turun terlebih dahulu, kemudian membukakan pintu mobil untuk Carine.
"Eh... makasih," Kata Carine saat melihat Tuan Muda bersikap manis, karena baru kali Ini Tuan Muda membukakannya pintu mobil.
"Ini Villa siapa?" Tanya Carine penasaran, Villa pribadi Tuan Muda atau Villa yang disewa. pikirnya menebak-nebak.
"Yang aku tinggali semunya milikku, tidak pernah memakai milik orang lain." Jawab Tuan Muda datar.
'Dasar Sombong.' Batin Carine dengan bibir manyun.
Tuan Muda meliriknya, "Bibirmu seriawan?" Ucap Tuan Muda. Carine membuang muka ke samping, Ia tersenyum sejenak. lalu berbalik dan menatap Tuan Muda. "Tidak tahu, Tiba-tiba bentuknya kayak gini." kata Carine somplak.
Tuan Muda menarik hidungnya hingga merah, "Awhhhh! kenapa kamu suka sekali menarik hidungku Ren, sakit tau....." keluh Carine memegang hidupnya perih.
Tuan Muda tersenyum, heiii dia benar-benar manusia kan. dia baru saja tersenyum manis, dasar pria aneh. padahal tadi dia datar sekarang dia berubah. lihatlah, beberapa menit lagi dia akan jadi orang aneh.
"Aku ingin memastikan, kau itu mancung asli atau operasi plastik." Jawab Tuan Muda menarik hidung Carine lagi dan lagi, hingga merahnya bak kepiting rebus.
"Maaf Ya.... Hidungku ini asli ukiran Tuhan, ciptaan dari sananya tanpa di ubah-ubah." Timpal Carine tidak Terima.
Enak saja, memastikan itu satu kali. bukan diulang-ulang.
"Gak ada salahnya menaruh curiga." Tuan Muda mengangkat bahu, Ia melangkah meninggalkan Carine dengan kekesalannya seorang diri.
"Dasar Aneh." Umpat Carine selalu sama, Carine melirik Alan yang sedang melihatnya sembari tersenyum malu-malu. "Alan, kau kenapa?" Tanya Carine curiga.
Alan tersadar, "Sepertinya Nona dan Tuan Muda sudah saling mencintai." Tebak Alan seadanya.
Carine mengangkat alisnya," Kalaupun benar. Tuanmu yang mencintaiku, lihatlah, dia mengingkari ucapannya sendiri." Carine tersenyum sinis.
"Aku tahu kau sedang berpikiran yang tidak-tidak Alan. hilangkan pikiran kotormu, kau itu belum menikah. jangan suka aneh-aneh, kalau pikiranmu selalu mengarah ke sana. lebih baik nikahi anak gadis orang!" Tutur Carine tersenyum menang, Carine meninggalkan sekertaris Alan yang sedang menahan malu.
Carine mengejar langkah Tuan Muda, sesampainya di dalam. Tuan Muda sedang menunggunya dengan dua tangan dimasukkan ke saku celana. "kenapa lama? kau bicara apa dengan Alan." tanya Tuan Muda menatap Carine.
Perlu kasih tahu juga? Tuan Muda kenapa akhir-akhir ini berubah jadi tukang kepo dan bersikap aneh.
Carine mengangguk, "Ren, bisa tunjukkan kamarku. aku mau mandi, selain itu aku juga lapar."Ucap carine menahan perutnya, Tuan Muda membawa lari Carine tanpa memberinya waktu sarapan terlebih dahulu.
"Ikut Aku." Tutur Reno melangkah santai. Carine mengikuti langkah Tuan Muda. dia melihat Villa Tuan Muda dengan penuh kekaguman, Villa ini terlihat berbeda, modern akan tetapi ada banyak benda-benda langkah klasik sebagai pajangan. Tuan Muda pasti menyukai sesuatu berbaur sejarah, Carine dapat mencerna hal demikian.
Villa Tuan Muda sangat luas dan besar, terdiri dari 3 lantai, ada beberapa kamar berjejer, Reno menaiki anak tangga dan tiba di lantai dua. di lantai ini hanya ada satu kamar besar, Reno berhenti tepat di depan pintu kamar tersebut.
"Ini kamarnya." kata Reno tersenyum simpul.
"Kalau gitu makasih," Jawab Carine hendak melalui tubuh Tuan Muda dan menarik handle pintu.
"Kamar kita." Tutur Reno tersenyum smirk, dia mengangkat alisnya mesum. Carine tercengang, barusan Ia mengira itu hanya kamarnya. Tuan Muda akan tidur di kamar yang berbeda. Ternyata salah.
Carine tidak ingin menjawab, Ia pasrah apa yang di inginkan Tuan Muda. "disini hanya ada seorang pelayan wanita dan satu tukang kebun yang merawat tanaman-tanamanku di halaman belakang. mereka suami istri, mereka berdua yang akan menemanimu disini. karena aku tidak janji akan selalu tinggal, banyak pekerjaan yang harus aku urus. kau tahu itu kan, satu lagi, jangan pernah menginjakkan kakimu ke lantai tiga. atau aku tidak akan melepaskanmu dan kau akan menerima konsekuensinya." Ucap Reno serius. terdengar nada serius disetiap kalimatnya.
dia menatap lama wajah Carine, menunggu ekspresi di wajah wanita itu."Baik," jawab Carine singkat, wajahnya datar saat mendengar ucapan Tuan Muda beserta larangannya.
"Mandilah, aku menunggumu di bawah untuk makan siang," setelah mengatakan hal itu, Reno meninggalkan Carine seorang diri.
Carine mencerna ucapan Tuan Muda dan melirik ke pojok ruangan, disana ada tangga akses menuju lantai tiga, disebelahnya ada lift khusus. "Ada apa di lantai tiga?" Carine bertanya-tanya, Ia penasaran. namun secepatnya Carine menepis jauh-jauh rasa penasarannya itu.
...----------------...
Setelah rutinitasnya mandi di kamar baru Villa, Carine mencari pakaian ganti, untunglah kopernya sudah diletakan disudut ruangan. dengan segera Carine mengenakan pakaiannya, kemeja putih polos dan celana jeans panjang.
Ia segera turun saat sudah selesai, perutnya teramat lapar minta di isi. Carine tiba di lantai satu dan mendapati Tuan Muda sedang bercakap-cakap bersama seorang pelayan wanita. usianya hampir 40-an, Carine menebak dari segi wajah yang memang terlihat tak lagi muda.
"Dia pelayan yang aku maksudkan." Tutur Reno pada Carine. "Dia istriku," Ucapnya pada pelayan.
"Nona sangat cantik." Puji sang pelayan terpesona melihat istri Tuan Muda, Ia tersenyum senang bisa melayani Tuan Muda dan istrinya sekarang.
"Namaku Carine," Kata Carine ramah.
"Saya Mina, senang bisa mengenal Anda. silahkan nikmati hidangannya." Tutur Mina mempersilahkan, Ia lantas pergi dari situ menuju dapur.
setelah kepergian Mina, Tuan Muda menatap Carine dan terus melihatnya. Carine duduk dengan cepat, meraih piring tanpa rasa malu, dia mengambil beberapa menu dan mulai menyantapnya lahap.
"Kau tidak punya baju lain?"Tanya Tuan Muda melihat baju Carine, selama mereka bersama Ia baru menyadari satu hal, Carine tidak pernah mengenakan pakaian lain selain kemeja dan piyama tidur.
Carine mengangguk, mulutnya penuh tak bisa menjawab. jadi dia mengiyakan dengan gerakannya saja. Carine menelan dengan cepat.
"Setiap Warna Aku punya 20 lusin dari masing-masing kemeja, beberapa di lemari kamarku di kediaman papa, di apartementku, di Mansionmu dan di Villa ini." Ucap Carine.
Reno memijat keningnya, "Kau tahu, aku pusing melihatmu memakai pakaian yang sama setiap hari. setidaknya ubah fashionmu, Alan akan menyediakan yang baru." kata Reno.
"Tolong belikan yang wajar untuk dipakai." Pinta Carine menurut tapi menuntut.
Reno terdiam sejenak, Tiba-tiba ide jahil muncul di benaknya. dia hanya mengiyakan tapi tak sepenuhnya, karena dia sedang berfikir suatu hal menguntungkan.
...Bersambung..........
klo hatinya memang untuk Reno, ngapain pke acara kabur?? apalagi pke ketemu sama Max yang notabene menyukai amat sangat ke Carine. haddeehhh