NovelToon NovelToon
Takdir Yang Kusalahkan

Takdir Yang Kusalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: Niethayoel342

Takdir yang tak bisa di pungkir, semua adalah ketentuan Allah Swt
begitupun dengan kehidupan seorang wanita independen dan mandiri yang dijalani oleh Neneng seorang guru bahasa di sebuah lembaga pendidikan
apa saja perihal yang dihadapi oleh seorang Neneng??
ikuti kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niethayoel342, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

Di Bab 27 kemarin, sumpah! Aku mengetik sambil menangis.....

"bunda,,,, ada uang tidak..aa harus bayar kumpulan kelas..." tanya aa giva di siang hari pulang sekolah.

"berapa emang?"

"limapuluh, bun...harus besok soalnya terakhir. Aa ngumpulinnya kepake terus."

"iya besok bunda tinggalin sama bekal jajannya. Bunda sekarang nganter dulu pesanan." bergegas kubawa satu kotak kue basah ke yang pesan. Eh si kucil adik dan teteh malah ingin ikut.

Ditengah perjalanan kami, sambil bernyanyi nyanyi dan berbincang seru. Hanya sebatas itu hiburanku dengan mereka.

...****************...

Tiga bulan sudah bayi pertamaku lahir, aku harus membiasakan apa apa sendiri. Aku belum bisa melanjutkan kuliahku, karena anakku masih Asi. Aku hanya mengikuti tugas tugas yang diberikan dosen lewat temanku Pratiwi. Aku yang belum terbiasa dengan semuanya, semakin kurus badanku wajah yang tak terawat. Sedih memang. Batin down, baby blues pun teralami.

A Alam yang makin kesini bukan makin dewasa malah makin menjengkelkan belum lagi ada anak sambungku yang sangat membuatku risih. Mau curhat ke mama mertua, sungkan walupun begitu baiknya.

"neng..." bi kalsum tetangga mama mertuaku menghampiriku yang sedang mengeyong dede bayi, Giva.

"ya bi, kenapa..." tanyaku heran. Dia sambil membawa sekeresek penuh barang.

bi kulsum berbisik "ini dari emak dan bapak... "

Aku heran. "simpen dikamar ya, emak dna bapak bukan benci kepadamu..tapi memang kesal ada pastinya. yasudah bawa gih sana ke dalam. Aa mu pasti masih molor ya kan...." sambung lagi bi kulsum.

Kubuka satu kantong keresek penuh itu.. Ternyata isinya perlengkapan bayi dan makanan kesukaanku semua. Aku menangis tersedu sedan....

A Alam bangun, dan terheran. " berisik.... Mewek mulu..." sewotnya. Aku hanya menoleh sambil memeluk Giva, bayi yang tak berdosa ini. "kalau mau nengok dulu kesana, gapapa kesana aja nanti balik lagi aja. " sambung A Alam lagi dengan nada datar tangannya masih mengucek ngucek matanya.

Setelah kutidurkan Giva, kurapikan tadi barang barang dari emak. Mashaallah kangennya sama mereka suasana rumah, masakan emak yang enak enak.

Ternyata kukira setelah aku menikah dengan A Alam dunia ku akan jauh lebih baik. Ternyata itu salah, beban pikiran, waktu, dan tenaga semakin terkuras habis. Masuk kuliahpun sudah jarang padahal tinggal 1 tahun lagi. A Alam ga kerja semua mengandalkan pemberian Mama dan itu terbatas.

Dua hari kemudian, aku hendak berkunjun pertama kalinya kerumah emak dengan dede bayi dan A Alam. Tapi tak berapa lama, ada suara ketukan pintu, bergegas aku buka.. Ternyata.. Orang yang dirindukan mengunjungi kami duluan.

"emakk...bapaaaakk....." seru ku sambil memeluk bergantian mereka. Begitupun mereka dengan mencium pipi kanan dan kiriku. A Alam mengikutiku sambil menggendong bayi Giva kecil.. Saling bersalaman.

Mama mertua langsung menyalami emak dan bapak dan mempersilahkan masuk begitu sopannya. Segala makanan yang tersedia di sediakannya kemudian makanan laukk pauknya.

Alhamdulilah, sujud syukurku Allah kabulkan.

"neng, bapak sama emak kesini itu..mau ngasuh si bayi anakmu. Mau dibawa saja kerumah kami, kalian berdua neng dan Alam sok fokus aja kuliah. Kalau Alam masih sanggup!" tegas bapak.

"inshaallah pak, kami masih sanggup. Alam walaupun belum dapat kerja lagi, dia mampu bertanggungjawab. Urusan dedek bayi, biarlah disini bersama bunda dan ayah nya." jawab Mama.

"lho, anak saya biar fokus Ma kuliah karena dia berprestasi dan pekerja keras untuk sekedar beli kebutuhannya dia terbiasa sendiri. Sekarang dia kurus." Emak agak sedikit emosi, saya paham...paham sekali dengan hati mereka. Memang, terlihat sekali saya tidak terurus. Tidak seperti sebelum menikah dengan Alam.

"Aa masih mampu Mak, pak, yang terpenting doakan saja yang terbaik." Kata Alam, menengahi.

"mak..pak..makasih sudah kesini. Alhamdulilah Giva juga terus ngemong ke bapak. neng tadinya hari ini mau kesana, .." kataku dengan nada lembut.

"ya udah, sekalian we hayu berangkat." kata emak.

Aku masuk mobil yang emak dan bapak sewa bersama giva bayi tak lupa pamitan dulu ke mama mertua dan A Alam nanti sore akan menyusul karena alasan mau cari uang dulu. Padahal dia mau minta dulu ke Mama.

Kami pun berangkat dengan perasaan plong terjawab sudah rinduku pada emak dan bapak.

1 jam perjalanan akhirnya sampai di rumah emak dan bapak yang masih asri dan nyaman sekali. Masuk kamar ku barang barangnya masih tetap ditempat yang sama. Emak menidurkan Giva yang sepanjang perjalanan dia tidur.

"si dedek susu apa neng..." tanya emak.

"asi aku mak..tapi sedikit..kasihan..."

"pake susu SGm aja bagus ko. Nanti emak beliin. Kamu kuliah gimana?lha sayang qo harus ditinggal..."

"iya mak..."

"suamimu gak kerja ngandelin dari Mama nya aja mana cukup buat kamu dandan Neng,,"kesal emak.

"besok urus urus ke kampus, bapak mau jual domba nya ada tunggakan ga ke kampus mu?"

"ada mak...3 bulan lalu "

"nanti di bayarkan dulu dsri sini, selanjutnya kamu dan suami nyicil kesana, ngerti?! Itu juga kalau mau masih sama Alam, syukur syukur sih udahan.."

"maaaakk, ko gituh ngomongnya..." sedihku.

Emak beranjak pergi ke dapur, bapak masih dengan tanaman kesayangannya. Giva bangun, yang dulu momong itu emak dari dapur kedengeran giva nangis. Terus di bawanya keluar bercanda bertiga sama aki nya. Bahagia melihat senyum emak dan bapak walau sudah bulan ke 4 mereka baru melihat cucunya. Di bulan ke 4 ini, marahnya emak dan bapak meluntur sedikit demi sedikit.

Sudah 3 hari aku dirumah emak, rindu sekali sama A Alam. Bagaimanapun dia adalah ayah dari anakku, Giva. Mengirim kabar lewat pesan singkat pun jarang.

Motor satria Fu yang tak asing parkir depan rumah. A Alam benar saja, dia membawa sekarung beras beserta trman temannya. Pasti dari Mama. Kusambut gembira sambil gendong Giva. "adek lihat tuh..ayah dateng...." giva tertawa senang walaupun belum bisa bicara tergambar dati senyumnya dan binar matanya. A Alam langsung menggendong Giva.

Aku bawakan kirimannya ke dalam untuk di rapikan emak. Emak dan bapak seperti biasa menyambut dengan datar. "makasih a..." kata emak datar.

"a, maaf ya emak dan bapak.."

A Alam hanya mengangguk. Walaupun penampilannya bertato, dan jauh dsri kata orang berjas, tapi dia sangat santun sekali kepada orangtua.

A Alam menginap dirumah. Setelah 1 minggu tidak bertemu dengannya rasa kangen suami istri ini tertumpahkan malam itu. Dengan pelan takut dedek Giva bangun, he he he.......

...****************...

1
Tadashi Hamada
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Niethayoel342: tunggu ya say ... follow dulu okeh. terimakasih dukungannya 🙏🙏🙏
total 1 replies
Dulcie
Kapan update lagi?
Niethayoel342: ditunggu ya say
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!