Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Anna dan Rey tengah bersenang-senang menikmati suasana pantai yang indah. Anna memakai dress bermotif floral. Rey juga memakai baju khas pantai. Baju itu di biarkan saja terbuka.
Rey menampakan otot perutnya yang seksi. Banyak pengunjung wanita yang terlihat mengoda Rey. Melihat itu Anna sedikit kesal. Rey sengaja tebar pesona di depannya.
"Rey ... bisa tidak, kamu tuh pake baju yang benar?" Anna melipat tangan di dada dengan bibirnya yang cemberut.
"Memangnya kenapa?" Reyhan berkacak pinggang. Dia sengaja membuat Anna cemburu.
"Coba kamu lihat disana." Rey menujukkan para pria yang bertelanjang dada. "Mereka bahkan tidak memakai baju."
Anna kesal sekali dengan Rey. Kekasihnya itu seakan tidak mengerti, kalau dirinya tengah merasa terganggu dengan tatapan para wanita cantik yang melihat Rey.
Anna menghentakkan kakinya kesal. "Ish ... kamu itu sengaja tebar pesona yah?"
Rey terkekeh. "Aku tidak tebar pesona. Wajah serta tubuhku sangat memikat. Wajar saja banyak wanita yang suka." Rey berkata dengan sombongnya.
Anna berdecak kesal. Dia langsung saja pergi meninggalkan Rey. Anna berlari menjauh dari kekasihnya. Rey mengelengkan melihat kepergian Anna.
Rey segera berlari menyusul pacarnya. Rey memeluk pinggang Anna. Agar kekasihnya itu tidak lari lagi. Anna berusaha untuk melepaskan tangan Reyhan.
"Kenapa kamu marah?" tanya Rey yang berbisik di telinga Anna.
"Kalau kamu mau tebar pesona, pergi sana," ketus Anna.
"Kamu cemburu?" Rey membalik tubuh Anna.
Anna mengalihkan pandangan matanya. "Tidak ... siapa juga yang cemburu?"
"Tatap mataku!" Rey ingin melihat tatapan mata Anna.
"Tidak mau!" ucap Anna.
Rey meraih wajah Anna dengan kedua tanganya. Rey menatap mata yang berwarna kecoklatan itu. Mata yang begitu jernih, membuat seorang Reyhan tersihir.
"Katakan saja kalau kamu cemburu! aku sangat senang mendengarnya," ucap Rey.
"A-aku hanya merasa terganggu saja," ungkap Anna.
Rey tersenyum. "Itu namanya cemburu!"
Ucapan Reyhan memang benar adanya. Anna merasa cemburu dan kesal saat para wanita lain menggoda Rey. Sedikit-sedikit hati Anna mulai terpaut pada Reyhan. Pria itu perlahan masuk ke dalam hati Anna. Dia mengisi hidup Anna yang sangat kesepian.
Matahari mulai terbenam. Pemandangan itu tidak di sia-siakan oleh Anna dan Rey. Mereka berfoto bersama, agar menjadi sebuah kenang-kenangan. Anna tertawa bahagia. Dia melepas semua beban yang ada di pundaknya.
Untuk saat ini, Anna benar-benar menikmati liburannya. Semua ini berkat Reyhan, yang menjadi penghibur di saat hatinya terluka. Reyhan juga sangat bahagia. Ini pertama kalinya dia melakukan hal-hal menyenangkan bersama seorang wanita.
Biasanya dia hanya bersenang-senang di atas ranjang tempat tidur. Rey memperlakukan Anna selayaknya kekasih yang sangat dia cintai. Dan faktanya Rey memang sudah mencintai Anna.
Rey dan Anna duduk di pasir pantai. Mereka menikmati sang surya yang perlahan mulai turun. Rey merebahkan kepala Anna di atas bahunya. Tangannya juga mengelus lengan Anna.
"Rey ... apa yang kamu suka dariku?" tanya Anna.
"Wajahmu, tubuhmu, serta hatimu," jawab Rey.
Anna mengangkat kepalanya menatap Rey. "Itu saja?"
"Saat kita pertama kali bertemu, aku sudah menyukai kamu. Saat itu, kamu terlihat lucu dengan mata sembab sehabis menangis," ucap Rey.
"Terus ... apa lagi?" tanya Anna.
Rey tampak berpikir. "Aku juga tidak tahu, kenapa bisa jatuh cinta padamu. Mungkin aku jatuh cinta karna kebodohan di dalam dirimu."
Anna mendelik. "Maksud kamu?"
Rey terkekeh. "Karna kamu masih saja ingin bersama Dimas."
Anna terdiam akan ucapan Rey. Yang di ucapkan Rey memang benar. Mungkin orang berpikir Anna adalah wanita yang bodoh. Sudah di sakiti tapi masih bersama Dimas.
Dulu Anna mati-matian mempertahankan Dimas. Dia bahkan rela berpisah dari kedua orang tuanya, hanya karna ingin bersama dengan Dimas.
Rey menatap Anna yang menunduk. Tidak seharusnya Rey berkata seperti itu. Rey mengerti mengapa Anna masih bersama Dimas. Hanya satu yaitu Anna masih mencintai Dimas.
"Ann ... maafkan aku," lirih Rey.
Anna mengeleng. "Tidak ... yang kamu katakan memang benar."
"Anna ... kita lupakan soal Dimas. Kita disini untuk bersenang-senang, kan?" Rey kembali merangkul bahu Anna.
Anna membenamkan wajahnya di dada bidang Reyhan. Dia juga memeluk Reyhan dengan erat. Rey menatap wajah Anna. Dia mendaratkan kecupan di kening Anna.
Anna mengangkat wajahnya. Keduanya saling menatap. Rey perlahan mendekat lalu memiringkan kepalanya. Dia mencium bibir lembut Anna.
"Aku mencintai kamu, Ann," ucap Rey.
Rey meraih wajah Anna dan kembali mencium bibirnya. Anna juga membalas ciuman dari Reyhan. Anna dan Rey saling bermesraan dengan di temani terbenamnya sang surya.
...****************...
Anna dan Rey sudah berada di dalam villa. Terlihat Anna yang sudah tertidur pulas di pelukan Rey. Dengan perlahan Rey menarik lengannya yang di jadikan bantal oleh Anna.
Dia bangkit dari ranjang kasur. Rey mengecek ponsel Anna. Dia ingin melihat kembali apakah Dimas masih mencoba untuk menghubungi Anna.
Ada banyak sekali pesan dan telepon dari Dimas. Rey menjadi merasa bersalah di buatnya. Rey tidak lagi menghapus pesan itu. Dia membiarkannya saja.
Rey merasa bersalah karna membalas serta menghapus pesan Dimas. Rey tahu dia tidak berhak melakukan itu. Anna adalah istri Dimas. Sudah seharusnya Anna tahu keadaan Dimas yang berada di rumah sakit.
Rey menatap wajah Anna. "Ann ... apa caraku salah dengan merebutmu dari Dimas. Aku ingin memiliki kamu."
Rey mengusap wajahnya. Cintanya hanya akan terbalas jika Anna sendiri yang bisa membuka hatinya. Kuncinya hanya pada Anna saja.
...****************...
Anna terbangun dari tidurnya. Dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Sedang Rey masih tertidur pulas. Sekitar lima belas menit, Anna selesai membersihkan diri.
Dering ponsel Anna berdering. Anna meraih ponselnya dan melihat nama yang tengah menelepon. Ternyata Dimas yang menelepon Anna pagi-pagi. Anna lalu mengangkat panggilan dari Dimas.
"Hallo ...." ~ Anna.
"Syukurlah kamu mengangkatnya, sayang." ~ Dimas.
"Ada apa?" ~ Anna.
"Ann ... aku di rumah sakit. Aku di pukuli oleh orang tidak di kenal. Kamu cepat kemari temani aku." ~ Dimas.
"Aku lagi di luar kota." ~ Anna.
"Pulang segera, Ann." ~ Dimas.
"Kamu sudah ada Lisa. Apa masih perlu diriku?" ~ Anna.
"Lisa tidak bisa. Kamu tidak kasihan padanya. Dia mual mencium bau rumah sakit." ~ Dimas.
"Aku juga mual mencium aroma rumah sakit. Maaf ... aku tidak bisa." ~ Anna.
Anna langsung mematikan sambungan telepon dari Dimas. Dia berdecak kesal karna Dimas menelepon hanya untuk menyuruhnya ke rumah sakit. Dimas bahkan tidak menanyakan kondisinya. Dimas juga tidak ada minta maaf.
"Dimas bre***k," umpat Anna.
Anna mengepal geram. Tubuhnya saja masih sedikit sakit karna sayatan tali pinggang. Sedang Dimas tidak ada sedikit pun, punya rasa khawatir pada keadaannya. Dimas hanya datang pada saat dia membutuhkan Anna.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.