NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Nathya dan Argha akhirnya menyelesaikan acara kampanyenya di Lampung. Dengan bangga Nathya meninggalkan Lampung, karena di Orasi penutup di sore ini adanya peningkatan jumlah warga yang hadir. Berdasarkan jumlah kepala yang Nathya hitung, ada 57 orang. Lumayan, ada penambahan 7 orang.

Tidak apa- apa, setidaknya ungkapan tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, mampu Nathya buktikan.

Sepanjang perjalanan ke Bandara, senyuman manis itu terus terlukis di wajah Nathya. Membuat Argha bertanya- tanya dalam hati, hal apa sekiranya yang membuat si jelita begitu ceria? Padahal sejak bangun tidur hingga sampai di gedung kecamatan, bibir ranum itu tidak berhenti mengeluh akan sakit pinggang yang ia rasakan sejak semalam.

Sayangnya keceriaan di wajah Nathya tidaklah permanen. Senyuman manis itu langsung luruh ketika kaki mereka menginjak kediaman utama Baskara. Namun tetap memaksakan tersenyum pada asisten rumah tangga yang menyapa.

Argha sangat paham, kenapa istrinya langsung berada dalam mood yang tidak baik. Dikarenakan si jelita harus menahan emosi lagi ketika bertemu dengan tante Riana. Begitu kaki menginjak ruang tamu, tante Riana seperti sedang menunggu kedatangan keponakan tersayang dan juga istrinya.

Nathya spontan langsung mundur satu langkah bersembunyi di belakang suaminya. Seperti sedang melindungi diri dari bom yang siap diledakkan tante Riana padanya.

Namun, Argha menarik Nathya untuk kembali berdiri diposisi semula, yaitu di sampingnya tampa melepaskan genggaman tangannya. Walau bagaimana pun Nathya harus berani bertemu dan menghadapi tante Riana.

Hal ini penting untuk Nathya. Ini baru tante Riana. Bagaimana dengan pers nanti? Lalu lawan politik yang akan lebih kejam melucuti mereka bahkan di depan umum? Argha harus mengasah mental Nathya dan membiasakan untuk lebih kuat.

"Gimana lampung?" tanya tante Riana tampa basa basi.

"Cukup memuaskan tan," jawab Argha santai.

"Tante gak nanya sama kamu. Tapi pasangan kamu."

Nathya meneguk ludahnya saat tante Riana menatapnya tajam. Kenapa ya Lord? Kenapa wanita iblis ini selalu saja merusak mood? Tampa sadar Nathya mengeratkan genggaman tangannya pada Argha. Membuat sang Dominan menoleh sarat iba pada istrinya itu.

"B-baik tante," jawab Natha berusaha menstabilkan intonasi bicaranya.

"Good," balas old lady.

Cukup mencengangkan tante ini tidak berkomentar lebih lanjut. Apa yang bersangkutan sudah tau apa saja yang sudah Nathya lakukan di Lampung sehingga tampak tenang dan tak penasaran sama sekali? Entah lah hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Setelah itu yang bersangkutan beranjak dari duduknya hendak berlalu ke lantai dua. Baru saja Nathya bisa melepas lega, tante Riana kembali memanggil namanya.

"Iya tan," jawab Nathya cepat, langsung mengalihkan atensi sepenuhnya pada tante Riana.

"Besok ada undangan ke ADK."

"Kenapa lewat tante?" tanya Argha memotong karena penasaran.

"Ada undangan resminya kok. Sudah di kamar kamu. Cek aja," jawabnya seraya berlalu pergi.

Mendengar kata ADK, Nathya berbisik pada suaminya menanyakan perihal tersebut.

"Asosiasi Dharma Kerti. Asosiasi khusus pasangan dari pejabat politik," jawab Argha menjawab rasa penasaran istrinya. "Nanti kamu hadir ya, Thy?"

Singkat, padat dan jelas. Mungkin hal tersebut yang muncul di pikiran Nathya ketika Argha memintanya hadir ke acara tersebut. Selama sebulan ini, Argha selalu meminta untuk menemaninya jika ada undangan berdua. Namun kini, sang dominan memintanya mandiri untuk datang ke acara pertemuan khusus istri- istri pejabat.

Semakin lama, semakin banyak saja ya tuntutan bapak Argha ini? Jika dipikir- pikir, status Argha kan belum resmi menjabat. Kenapa ia sudah dinyatakan sebagai anggota inti? Membuat Nathya takut untuk pergi tampa didampingi Argha.

Sesampainya di kamar, Argha memberikan undangan yang terletak di nakas pada Nathya.

"Dharma Kerti Association Mrs. Natya Putri Adiwilaga"

Mana typo lagi di namanya. Semakin besar keinginan Nathya untuk absen dari acara tersebut dan memilih di marahi tante Riana saja. Dan Argha, apa ia memberi Nathya pilihan? Oh tentu tidak.

Segala jadwal yang menyangkut kegiatan perpolitikan dan pemerintahan akan selalu di tentukan oleh laki- laki dominan itu. Kasarnya, Argha lah sang penentu dan pengambil keputusan haruskah Nathya datang ke suatu acara atau tidak. Dalam hal ini, Argha memang sangat menekan. Nathya tidak diberi pilihan dan terpaksa meluruhkan ego dan rasa takutnya.

...----------------------...

"Thya, hari ini kamu sendiri dulu ya. Kita bertemu nanti malam." Pesan Argha sebelum mereka berpisah jadwal.

Nathya hanya mengangguk sebagai jawabannya. Sedikit berat rasanya pergi sendiri tampa didampingi, Argha. Nathya hanya ditemani driver kepercayaan keluarga Baskara dan seorang asisten yang Nathya tidak kenal dekat.

"Jangan bikin malu Milan disana," ucap tante Riana.

Nathya hanya mengangguk. Hatinya sudah cukup kuat rupanya. Ia bahkan sudah bisa memberi tatapan kosong tampa emosi pada tante kesayangan suaminya itu.

"Jangan banyak bicara, jika hanya bisa melontarkan kalimat bodoh," sambung tante Riana.

Kenapa galaknya tante Riana ini melebihi mertua sendiri? Mama Dewina saja tidak pernah memarahi Nathya sampai segitunya. Yang ada malah memberi tips bagaimana menghadapi istri atau pasangan pejabat politik. Tetap tenang, kalem dan tidak boleh terpancing emosi atau mengeluarkan ilmu debus ditempat. Bahaya kata mama, kasihan Argha nya. Dan Nathya paham itu.

"Iya tante," jawab Nathya seadanya. Lalu berjalan ke arah pintu depan dimana mobil sudah menunggu.

"Thya," panggil tante Riana. Membuat Nathya yang hendak masuk ke dalam mobil mengurungkan niatnya.

Apalagi sih,ribet banget jadi manusia, batin Nathya.

"Ya tante."

"Ganti tas kamu," kata wanita itu.

Nathya menautkan dahinya bingung akan hal yang tante Riana katakan. Kali ini tidak ada kemarahan atau nada dengki dari sang tante, namun juga tidak ada kesan ramah. Fokus Nathya kali ini beralih pada tas berbahan kulit yang ada di genggamannya. Kenapa dengan tasnya, sehingga harus di ganti? Lagipula tas yang Nathya pakai saat ini merupakan tas brand lokal yang cukup mahal yang ia punya. Harganya sekitar 5 jutaan. Kepercayaan diri Nathya cukup menguar jika mengenakan tas tersebut.

"Sebentar." Wanita tua itu tampak mempercepat langkahnya masuk ke dalam rumah.

Tidak lama kemudian tante Riana kembali dengan sebuah cluth warna hitam berukuran sedang dengan logo Germes yang tidak terlalu menarik perhatian.

"Pakai tas ini. Pindahkan semua barang- barang kamu kedalam sini," perintah tante Riana Mutlak.

Nathya ingin sekali menolak keinginan tantenya ini, namun teringat ucapan Argha yang memintanya untuk menuruti saja perkataan tante Riana, sehingga dengan berat hati Nathya memindahkan semua barangnya ke dalam tas Germes Pochette keluaran tahun 1990 mode jadul.

...***...

"Hai, Mrs. Thya ya?"

Nathya yang saat itu terlihat seperti anak ayam kehilangan induk, merasa cukup lega karena ada seseorang yang menyadari keberadaannya.

"Aku Marshella. Senang bertemu kamu disini," ucap suara itu.

Nathya mengenal wanita wanita ini sebagai pasangan dari wakil Argha. Namun, ini kali pertama mereka bertemu. Pasalnya, sewaktu pesta resepsi Nathya dan Argha, wanita yang memperkenalkan diri sebagai Marshella ini tidak datang. Hanya Josep suaminya saja yang datang. Dikarenakan yang bersangkutan sedang dalam keadaan hamil trisemester pertama. Biasalah, mabuk berat.

"Kamu baru pertama kali ikut acara seperti ini ya?" tanya Marshella mencoba mengakrabkan diri.

"Iya—"

"Panggil kakak Shella saja. Tahun ini aku 33 tahun," kata Marshella memotong ucapan Nathya yang tampak bingung harus memanggil Marshella dengan sebutan apa.

"Makasih kak, Shella," balas Nathya kelewat datar, sarat ketidaktertarikan.

"Gak apa- apa. Aku awal- awal juga kayak kamu. Asing dan bingung."

Marshella seperti ingin melanjutkan topik obrolan bersama Nathya sehingga tetap berusaha membuat Nathya tertarik dan membuka pembicaraan yang lain. Nathya cukup respect pada orang seperti Marshella sehingga dirinya bisa membuka diri.

"Jadi pasangan pejabat politik di usia belia, memang susah. Tapi lama- lama terbiasa juga kok."

Bukan susah lagi, tapi sangat susah sampai membuat Nathya ingin menangis di pelukan sang bunda dan bercerai saja.

"Bener banget kak. Sampai sekarang, aku masih gak tahu harus ngapain."

"Kamu sih mending nikahnya umur 23 tahun. Aku dulu 19 tahun."

"Yang bener kak?"

"Mmm. Mas Josep namen saham duluan," bisiknya santai membicarakan ain sendiri.

Marshella sepertinya bisa menjadi sosok yang mengerti akan Nathya. Apa sebaiknya Nathya berteman saja dengan Marshella? Syukur- syukur bisa jadi bestie. Mereka senasib karena mendapatkan suami berumur. Ditambah lagi sama- sama dalam masa pertempuran pemilu.

Disaat obrolan Nathya dan Marshella sedang asik- asiknya, terdengar seseorang menyapa mereka dengan perkataan nyelekit, sarat iri.

"Wah! Pasangan pak Argha dan pak Josep bersatu ya."

Nathya dan Marshella serentak mengalihkan pandangannya pada sumber suara.

"Madam susan," sapa Marshella ramah. "Apa kabar?" Marshella menyambut si pemilik suara dengan melayangkan cipika- cipiki khas sosialita pada wanita yang disapa madam Susan.

"Baik dong. Shella apa kabar? Ini Jagoan yang keberapa?" Tanya nya seraya memegang perut Marshella.

"Yang ke 3 madam. Oh ya madam, ini Nathya. Nathya ini Madam Susan, istrinya pak Reino."

Mata wanita itu tampak sedang menilai penampilan Nathya yang terlalu sederhana untuk ukuran pasangan Arghani Baskara yang terkenal akan kekayaannya.

"Nathya," ucap Nathya seraya mengulurkan tangan.

"Iya tahu," jawabnya tampa menghiraukan uluran tangan Nathya. Membuat Nathya menarik kembali tangannya.

Astaga naga, sombong sekali wanita berpakaian kurang bahan ini? Batin Nathya. Dia pikir dia Luna Maya, akan terlihat cantik dan seksi menggunakan pakaian dengan potongan dada yang cukup rendah? Mana sehingga belahan PD nya terlihat ada selulit lagi?

"Tapi kok, gak se- unreal yang dikatakan di TV ya," sambungnya.

Nathya mendengus. Apakah dalam ekspetasi mereka Nathya ini betulan dewi dari khayangan yang hidup dalam dunia khayalan sehingga disebut cantik tidak nyata? Itu hanya joke internal antar anggota pack Adiwilaga maemunah. Kebetulan saja bocor ke wartawan terus di goreng- goreng. Nathya pikir, dirinya sudah yang paling dungu ternyata ada lagi yang lebih parah.

"Kok begini amat ya selera, pak Argha?" terdengar balasan lain yang membuat Nathya semakin tidak mampu menahan gejolak rasa tersinggung.

"Setuju kan sama aku jeng? Mana aksesorisnya gak banget?" balas susan.

Shit! Apa maksudnya setuju? Apa mereka sudah menggibahkan dirinya, sebelum datang menghampiri dirinya? Wah, siluman wanita ini, ingin di sleding sepertinya. Lihat dan tunggu, batin Nathya kesal level akut.

"Siapa nama designer yang rancang setelan kamu? Sepertinya bukan dari designer terkenal? Modelnya jadul, kuno. Keluaran tahun 2010 ya?"

"Tapi Nathya tetap manis kok," bela Marshella. "Cantik banget malah. Bahkan aku iri sama warna kulitnya yang tanning khas Indonesia. Eksotis. Incaran bule- bule," sambung Marshella yang berusaha menaikkan rasa percaya diri Nathya diantara para manusia yang merasa paling sempurna itu.

"Tapi warna bajunya gak banget," lagi- lagi ada yang nimbrung. "Masa nabrak gitu. Harusnya all black aja. Jangan padukan hijau mint, sama Hitam. Kesannya kampungan banget. Gak muncul aura cantiknya."

Wah, mainnya keroyokan. Satu- satu kalau berani.

"Tapi clutch nya boleh lah. Germes Pouchette keluaran 1990. Mau saya bayarin gak? sambung wanita uang lain entah siapa, Nathya pun tak kenal. "Saya udah lama cari- cari itu, tapi gak dapat."

Kini Nathya paham kenapa tante Riana meminjamkan tas yang harganya setara mobil ini. Tante Riana seperti tahu dan mengerti, bahwa pertemuan ADK ini merupakan ajang pamer harta dan penampilan. Rasa haru tetiba merasuki hati Nathya. Berkat tante Riana, Nathya masih bisa menyelamatkan harga dirinya.

Padahal, beberapa menit yang lalu Nathya sudah berencana ingin menggampar satu- satu wajah wanita yang umurnya sudah melewati 30 tahun ini. Namum, statusnya sebagai istri bakal capres membuat Nathya terus memupuk kesabarannya.

Nathya juga tak mengira, asosiasi yang katanya mengedepankan perbuatan baik bagi mereka yang membutuhkan, nyatanya hanyalah sekumpulan wanita tak beretika yang suka pamer harta, tahta dan kekuasaan. Oleh sebab itu, Nathya ingin membalas mereka dengan cara elegant.

"Haduh Madam Susan, kayaknya madam perlu research lagi. Set pakaian saya ini keluaran 1990, tepat saat saya dilahirkan dihadiahkan oleh Jero Dwi Karna yang juga merupakan designer untuk putra- putri kerajaan Ubud di Bali," balas Nathya mengarang bebas. "Madam Susan tahu kan dengan Jero Dwikarna?"

Madam Susan dan para dayang- dayangnya, menatap tak suka pada Nathya. Mereka merasa diremehkan dan terhina oleh ucapan Nathya. Namun masih berusaha menyelamatkan harga dirinya.

"Siapa itu? Designer asal mana? Kok saya gak tahu ada designer dengan nama itu?"

"Mungkin bisa madam buka forum Kompas atau wikipedia. Setelah jtu search Jero Dwi Karna. Bisa lihat juga betapa ekslusifnya hasil tangan beliau yang memang dikhususkan untuk keluarga putri Ubud. Tapi, yang saya dapatkan ini adalah hadiah dari kakek Jero, karena yang bersangkutan merupakan sahabat kakek saya."

Sekumpulan orang- orang dungu wawasan itu mulai tertarik akan hal yang dikatakan Nathya, sehingga mereka mulai menanyakan bagaimana cara mereka bisa bertemu dengan designer legendaris untuk royal family tersebut, kecuali Madam Susan.

"Sayangnya ini koleksi terakhir beliau. Soalnya beliau sudah lama mangkat."

Apakah nominasi Oscar yang sebelumnya didapatkan Argha, bisa pindah tangan ke Nathya sekarang?

"Untuk cincin yang saya pakai," Nathya langsung mengusap cincin yang ada di jari Manis sebelah kirinya. Karena memang cincin itu yang menjadi bahan cemooh saat ini. Tak mungkin cincin pernikahan yang dipakainya di jari manis tangan kanan, yang harganya setara 2 mobil. "Memang tidak terlalu mahal," sambung Nathya. "Mas Argha yang belikan saat kami jalan- jalan ke Swiss dua tahun lalu. Saat itu, kami melewati toko perhiasan sederhana yang kebetulan pemiliknya suami istri lanjut usia. Lalu menawarkan cincin yang terlihat cantik ini pada kami. Bisa custom nama malah."

Nathya tak henti mengulas senyuman sejak wanita- wanita tak melek wawasan ini, serius mendengar dongengan nya sedari tadi.

"Mas Argha itu, sebenarnya sangat romantis jika berdua. Tapi ya gitu, kalau udab bertemu orang banyak, pasti kaku."

Ya Tuhan maafkan Nathya yang terus merangkai kebohongan demi menyelamatkan harga dirinya. Tak apa- apa kan Tuhan? Dari pada Nathya ngereog disana.

1
sarytaa
kmn lh novel ni, gk up lg kh?
sarytaa
mna nih thya, gak up² dr kmaren.
nunggu loh ini
sarytaa
dasar nenek lampir kau selena. udh tua mau bandingin sma yg muda. 👵

ayo thya, kekep truss. jngan ksih celah buat mantan alias sidugong.

smngat thor, up trus.... hehe
sehat sllu. 💖💖💖💖💖
Purnama Pasedu
keren arga
sarytaa
cpet bnget deh habis nya.
dri kmrin kutunggu up
Fauziah Rahma
nunggu titik klimaks nya
LV Edelweiss
🤣🤣🤣🤣 bengek lah
sarytaa
hshshahhaahahah, nat nat...... wkwkwkkw.
double dong thor!?
pling kutunggu upnya
Purnama Pasedu
nath,,,,keselek ludah gitu
Fauziah Rahma
😂😂
Ririn Susanti
nathaya... kenapa bawa2 kutang segala/Facepalm/
LV Edelweiss
astaga,, apa-apaan ini 😆🤣
sarytaa
seneng bnget dpt notip up novel ini. cuma crita kk ini yg kutunggu upnya di NT skrang.

smoga kk othornya khilap up lg. hehehhe.
smngat kaka
sehat selalu 😍😍😍😍😍😍😍😍
LV Edelweiss: mampir di novel ku juga kk... 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
thaya nggak mau arga ingat selena
Fauziah Rahma
semoga ada peningkatan hubungan argha sama nathya
sarytaa
lgi..... lanjutkan.....
hehehe up
Purnama Pasedu
cuek aj thya
sarytaa
smngat up thor.
sarytaa
thya kamu kemna? kok engk up sih, dr kemaren loh blm ad up. kutnggu² nih.
Purnama Pasedu
Milan bohong y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!