Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28: Trapped
Di sisi lain, semua Ronan masih berkutat untuk keluar dari tempat tersebut. Mereka semua berjibaku dalam menghadapai monster yang ada di sana. Meski mampu melawan tanpa hambatan, monster di lereng ini benar-benar alot dan terus berdatangan silih berganti.
“Benar-benar menyusahkan” ucap Chips. Ia yang terjebak dengan Rendo terus menyerang monster disana dengan banyak gerakan hebat. “Aku sudah muak disini. Kita harus keluar dari tempat ini, Chips” ucap Rendo dari arah berlawanan.
“Kau lihat itu? Di atas sana ada tali yang menggantung cukup panjang. Aku bisa saja melompat, kau?” Tanya Chips di tengah pertarungan. Rendo menoleh dengan cepat dan mengiyakan perkataan Chips.
“Akan kupanjangkan tongkat ku untuk meraih tanganmu. Ayo lakukan!” Ucap Rendo. Dengan cepat Chips langsung memutarkan palunya dan menghempaskan semua monster. Ia kemudian memukul tanah dengan palunya yang membuat ia melompat cuku jauh ke atas.
Dia pun berhasil meraih tali dan segera menjulurkan tangan ke arah Rendo. “Kau hebat Chips” ucapnya. Ia pun segera memanjangkan tongkat miliknya dan mereka pun berhasil naik ke atas.
Disana mereka juga bertemu dengan Reina. “Hey, nomor 17!” Teriak Chips. Reina langsung menghampiri kedua Ronan itu. “Kalian berdua tidak apa-apa kan?” Tanya Reina memastikan kondisi keduanya.
“Kita baik-baik saja. Sudah menemukan yang lain?” Tanya Chips. Reina menggelengkan kepalanya. “Kita harus selamatkan mereka yang masih di bawah tanah. Aku punya firasat sesuatu akan terjadi jika kita terlambat” ucap Reina.
Keduanya pun setuju. Mereka kemudian menyusun strategi untuk menyelamatkan mereka yang tertinggal. “Chips dan aku akan bergantian ke arah barat. Kau, cobalah mencari keberadaan di area timur” ucap Rendo.
Setuju dengan hal tersebut, mereka pun berpencar. Masijg-masing mereka berhasil membantu keluar Ronan yang terperangkap. Lama kelamaan, semua Ronan dan pasukan militia yang terjebak pun akhirnya dikumpulkan di satu titik.
“Memangnya sesedikit ini ya?” Tanya Charo. “Kemana Jules dan Satoshi?” Lanjutnya. Mendengar itu, tak ada satupun yang tahu keberadaan keduanya. Reina juga baru tersadar kalau pamannya belum terlihat sama sekali.
“Kita juga tidak tahu dimana Sir Paolo Mercy” ucap Palaki. Mereka semua sempat kebingungan. Palaki pun kemudian meminta Dokter Mayfreed untuk melacak dimana keberadaan pemimpin mereka.
Alarm di tubuh Sir Paolo kemudian diaktifkan. Alarm itu ternyata memang masih aktif. Namun, yang tidak diketahui semua orang adalah kalau Sir Paolo Mercy terkapar setelah dihabisi oleh sosok berjubah hitam.
“Ugh… Rupanya kau ada disini?” Ucapnya dengan kondisi badan yang cukup buruk. “Kau membuangku, membiarkan aku membusuk. Dan kini, giliran kamu yang akan jadi busuk!” Ucapnya.
Pria berjubah hitam itu tak lain dan tidak bukan adalah Daka yang kini benar-benar punya perawakan berbeda. Sebelumnya, memang Sir Paolo bertemu dengan Daka dan perkelahian pun tak terelakkan.
Dan dari kondisi badan Sir Paolo, bisa dilihat kalau Dala benar-benar menghabisi pemimpin WDT tersebut.
“Aku tidak peduli pada rencana mereka. Aku hanya peduli untuk membalas dendam” ucap Daka. Ia benar-benar tampil mengerikan. Sir Paolo di sisi lain menyiapkan bom di pinggangnya untuk menghancurkan mereka berdua.
“Aku… aku tidak tahu kalau kau masih bertahan. Dan.. kau juga harusnya tahu, mereka yang menghabisimu” ucap Sir Paolo mencoba buying time dengan kondisinya yang luar biasa lemah.
“Aku tahu. Tapi kalian tidak menolongku dan mereka menolongku. Mereka juga membuatku jadi jauh lebih kuat. Harga yang setimpal untukku” ucap Daka. Sir Paolo terdiam disana.
Darah dari mulutnya sudah berceceran dimana-mana. Sepintas nyawanya kini dalam taruhan.
“Selama tinggal, kapten!” ucap Daka sambil menerjang ke arah Sir Paolo. Belum juga sampai, Reina kemudian datang menangkis pukulan Daka hingga Daka terpental. Disana ia juga datang dengan Charo.
“Hentikan itu semua!” Ucap Reina. Daka yang melihat pemandangan ini tentu jadi sangat kesal. Kenapa juga ia harus bertemu dengan Reina saat ini?
“Ah, ini dia si gadis yang dicap berlebihan. Mau apa kau? Mengalahkanku?” Tanya Daka. Dengan cepat Reina menerjang tanpa memberikan Daka kesempatan untuk kabur.
“Diam kau!!” Ucap Reina. Ia kemudian menyerang Daka habis-habisan dengan dagger milik Reina. Charo juga ikut menghajar Daka, membuat kondisi 2 lawan 1 yang tentu membuat Daka kewalahan.
Daka kemudian tersungkur dengan luka yang cukup banyak. Ia tahu kalau dia masih belum sempurna dan belum mampu mengalahkan keduanya. Ia pun segera kabur dengan teleport miliknya.
“Ugh.. sialan. Akan kuhajar kalian nanti” ucaonya sambil tergopoh-gopoh. Reina dan Charo kemudian menghampiri Sir Paolo Mercy. “Pak, apa kau masih bisa bertahan?” Tanya Charo.
Sir Paolo hanya bisa mengangguk. Keduanya pun membawa Sir Paolo ke atas dan memutuskan untuk pulang. Dengan bantuan Dokter Mayfreed, Sir Paolo Mercy berhasil dipulangkan dan sementara itu, Ronan dan pasukan militia WDT yang tersisa memutuskan untuk menemukan maraks jubah hitam.
“Aku yang akan meneruskan misi ini. Mari berharap sesuatu tidak muncul kembali” ucap Palaki. Semua Ronan dan pasukan yang tersisa pun mengiyakan. Mereka juga kembali melanjutkan perjalanan.
“Hei, Reina.” Teriak Theia. Reina yang hampir melupakan keberadaan Theia selama ini pun kemudian menoleh ke arahnya. “Tempat ini akan semakin berbahaya jika kita semakin ke dalam. Aku tidak yakin ada orang yang cukup bodoh membangun markas disini” ucap Theia.
“Tapi kan kau tahu mereka ini sekolompok pemberani” ucap Reina. “Iya, tapi berani saja tidak cukup. Tempat ini adalah wilayah dimana segel The Conqueror berada. Belum lagi monster dari seluruh negara berkumpul disini” ucap Theia. “Lebih baik kita cari tahu dulu” ucap Reina meyakinkan Theia.
“Kau bicara dengan siapa?” Tanya Charo. Reina pun terkejut. Ia lupa kalau Theia adalah patung. “Patung ini bisa bicara. Aku menemukannya tadi di sebuah kuil” ucapnya sambil menodongkan Theia ke arah Charo.
Disana Charo kebingungan. Ia mencoba berbicara namun Theia tak merespon. Hal ini juga membuat Reina jadi terlihat seperti orang gila di mata Charo.
“Hmm.. lebih baik kita segera pulang. Kau mulai kehilangan kewarasan” ucap Charo. Mendengar itu, Reina terkejut karena Theia seperti sengaja untuk tidsk berbicara di hadapan Charo.
“Ada apa kau ini?” Tanya Reina. “Aku malas menjawab dia” ucap Theia. Reina pun geram dan ingin sekali melempar patung serigala itu.
Sementara mereka melanjutkan perjalanan, Satoshi dan Jules ternyata tengah bertarung dengan Portigas. Portigas yang rupanya lebih hebat diluar dugaan mampu menahan serangan Satoshi dan Jules sekaligus.
Meski akhirnya ia bisa dililit dengan helai benang Satoshi, Portigas masih mampu keluar dengan mengubah bentuk dirinya menjadi ular.
“Kukatakan sekali lagi, jagoan. Aku tak akan membuang waktu disini. Kalau kamu benar-benar ingin bertarung, aku tak yakin akan selamat” tantang Portigas. Jules yang mulai panik hanya bisa diam melihat ancaman Portigas.
Lain halnya dengan Satoshi. Ia tampak fokus menatap katana miliknya. Ia memejamkan mata sejenak untuk memfokuskan dirinya.
“Ini gawat. Tembakanku tak bisa menembus tubuhnya.” Ucap Jules dalam hati. Ia kemudian menciptakan upgrade pada sniper miliknya.
Ia kemudian mengubah laras sniper itu menjadi lebih pendek, dan menambahkan mata pedang di bawah ujung sniper miliknya ala senjata bayonett.
“Aku akan mencoba lebih agresif sekarang. Bagaimana tua-“ ucapannya sempat terhenti saat melihat tubuh Satoshi yang kini mengeluarkan aura berwarna putih.
“Tuan Satoshi… ada apa ini?” Tanya Jules kebingungan. Rupanya Satoshi masuk ke dalam mode serang terbaik miliknya, The White Lotus.
Terdiam sejenak, Satoshi kemudian menebas pedangnya dan tebasannya itu menciptakan gelompang tebasan yang sangat dahsyat. “BOOM” seektika tebih di dekat Portigas dari efek tebasan tersebut. Namun sayang, Portigas masih mampu menghindarinya.
“Luar biasa.. aku tak tau kau punya ini” ucap Portigas dengan wajah menyeringainya. Satoshi yang wujudnya kini sudah sangat berbeda kemudian mengangkat katana miliknya dan mengarahkannya ke arah Portigas.
“Kita akhiri disini” ucap Satoshi. Portigas yang melihat itu sangat gembira dan sudah sangat siap menyerang Satoshi.
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/