Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

"Akkh!!" Senja kaget karena tangannya tiba-tiba di cekal seseorang.

" Mau apa kau?!" teriak Senja.

" Senja, aku hanya ingin bicara sebentar" Reynolds memohon dengan wajah memelas.

" Aku gak punya waktu!"

" Please Senja, aku janji tidak akan lama. Beri aku 10 menit aja"

" Untuk apa? Untuk memaki-makiku lagi?! Hah!! Belum puas kau bilang aku wanita murahan! Lepasin tangan aku!" Senja berusaha melepaskan cengkraman tangan Rey yang sangat kuat itu.

" Ah, maaf. Aku hanya ingin minta maaf. Please kasih aku waktu sebentar. Hidupku gak tenang sebelum kau memaafkan aku" Rey melepaskan tangan Senja.

" Cih, kemarin-kemarin kemana aja? Tenang karena ada selingkuhan. Sekarang di tinggal selingkuhan kau jadi merasa bersalah" Senja kesal sambil mengelus tangannya yang sakit karena cengkraman Rey yang cukup kuat tadi.

" Sungguh aku cuma mau minta maaf Senja"

" Yasudah ku maafkan, tapi aku gak punya waktu untuk bicara lagi" Senja berusaha meninggalkan Rey.

" Senja.. Senja dengar dulu" Rey berusaha menyusul Senja yang sudah berjalan dengan cepat.

" Senja, tolong dengar perkataanku sebentar aja. Tolong jauhi Anggara "

" Maksudnya?" Senja berhenti karena Rey membicarakan Anggara.

" Kita duduk di sana dulu, aku janji aku cuma minta waktumu 10 menit" Rey menunjuk sebuah bangku di pinggir Mini Market lain yang berada di pinggir jalan itu. Senja berpikir sejenak, lalu menyetujui keinginan Rey.

" Baik, aku beri kau waktu 10 menit. Cepat bicaralah!"

" Hufft..oke" Rey pasrah dan bersyukur Senja mau menerima ajakannya. Setidaknya Senja mau di ajak bicara walaupun hanya sebentar pikir Rey. Mereka pun duduk di bangku itu.

" Apa maksudnya soal Anggara? Memangnya kenapa dengan Dia?"

" Apa Anggara sudah ke kantor? Kau ketemu Dia langsung gak?"

" Dia memang ke kantor beberapa kali. Tapi hanya pertemuan pertama Aku menemuinya"

" Kalian sudah tanda tangan MOU (Surat perjanjian kerjasama)?"

" Belum, tadi siang baru di antarnya"

" Apa perusahaan kalian akan menyetujui kerja sama itu?"

" Aku belum baca prosedur mereka cocok dengan perusahaan kami, dan aku juga belum tahu apa Mr.Anderson akan menyetujuinya"

" Kalau untuk persetujuan MOU aku rasa tidak ada masalah kalian menerimanya. Karena aku sudah rekomendasikan kalian. Tapi kalau nanti Anggara yang jadi pengurusnya, aku minta kau jauhi Dia. Dia itu berbahaya."

" Kenapa? Apa Dia buaya darat sama sepertimu?"

" A..aa..aku tidak sama dengan Dia"

" Lalu apa Dia jauh lebih parah darimu? Kalau begitu aku tidak akan menerima MOU mereka. Kau suruh cari perusahaan tour and travel lain aja. Aku pergi" Senja berdiri hendak meninggalkan Rey.

" Tunggu aku belum selesai Senja" Rey menahan tangan Senja lagi, namun di tepis Senja.

" Ah, maaf. Tolong dengarkan aku sebentar"

" Apa lagi?"

" Tolong jangan tolak MOU nya, cukup kau hindari pertemuan dengannya saja. Anggara itu berbahaya karena Dia anak pejabat di Kota ini. Kalau kau menolak MOU itu juga bisa berdampak dengan perusahaan kalian. Bisa-bisa Dia blacklist kalian. Anggara suka padamu, tapi aku hanya memperingatkanmu supaya hati-hati dengannya. Dia bisa melakukan apa saja untuk sesuatu yang Dia suka"

" Ohh Shit!!" Senja yang tadinya berdiri malah terduduk lagi. " Jadi aku harus bagaimana, aku gak mau terlibat dengan orang seperti itu"

" Cukup hindari Dia. Bila perlu buat pegawai laki-laki yang kerja untuk mengantar turis-turis nanti. Jangan kau yang turun tangan langsung "

" Aku memang sudah tidak mengantar turis lagi sekarang, tapi akan sulit untuk tidak bertemu Dia nanti saat pertemuan tanda tangan atau bahkan saat ada pertemuan meeting Staff Dinas Pariwisata"

" Hindari saja terus jika dia mengajak pertemuan yang agak private. Hati-hati jikalau kau merasa tak nyaman nanti, cobalah untuk tidak pergi berdua saja dengan Dia. Anggara akan berbuat nekat jika sudah suka seseorang. Maafkan aku yang sudah mengenalkanmu dengan Dia. Aku kira Dia hanya akan minta di kenalkan bukan sungguh-sungguh suka kamu"

" Terima kasih sudah mengingatkan, aku harus pulang sekarang"

" Senja, maafkan aku ya"

" Ya, aku pulang"

" Senja.."

" Apalagi?!"

" Apa kau memang pacaran dengan bule itu?"

Senja diam sejenak, lalu menjawab dengan anggukan.

" Apa dia lebih baik dariku?"

" Heh, sudah pasti. Gak perlu kau tanyakan lagi kalau soal itu"

" Maaf, aku memang gagal jadi pacarmu. Tapi setidaknya aku tidak mau gagal menjagamu dari orang-orang jahat"

" Yaa, terima kasih. Aku pergi"

Pada akhirnya Senja benar-benar pergi meninggalkan Reynolds. Sementara Rey hanya terdiam menatap kepergian Senja. Wajahnya murung kala menatap punggung Senja yang semakin menjauh. Reynolds sangat menyesal sudah membuat Senja kecewa. Bahkan kini Dia sadar kalau masih sangat mencintai Senja. Dia teringat kenangan saat menjemput Senja, menatap Senja dari belakang, memanggil namanya, juga saat Senja berlari ke arahnya dan memeluknya dengan bahagia. Semua tinggal kenangan. Rey yang selalu menganggap Senja wanita kolot yang hanya mau di peluk dan pegangan tangan saat bersamanya, kini malah berpikir itu adalah permata paling berharga yang seharusnya Dia jaga dengan baik. Dan kini permata itu sudah jadi milik orang lain.

" Sendainya aku masih ada kesempatan, mungkin aku akan memperlakukanmu lebih baik lagi. Haaah.." Rey menghela nafas panjang menyesali semuanya.

.

.

" Sayang, kau dari mana? Kenapa tidak angkat telepon daritadi?" Aiden ternyata menelpon sejak setengah jam lalu, namun Senja meninggalkan handphonenya saat ke mini market tadi.

" Maaf Oppa, aku baru dari mini market beli pembalut"

" Ohh, kenapa tidak bawa handphone?"

" Aku hanya pergi sebentar, mini marketnya tidak jauh dari sini."

" Lain kali bawa handphonemu. Aku mencemaskanmu sejak tadi"

" Maaf Oppa, karena di charge jadi ku tinggal sebentar tadi"

" Yasudah istirahat lah dulu. Pantas kau terlihat lesu hari ini. Apa perutmu nyeri?"

" Bagaimana Oppa tahu hal seperti itu?"

" Senja, aku juga belajar itu di sekolah, lagipula aku punya Mommy yang terkadang sakit saat sedang datang bulan"

" Hahaha..maaf aku lupa soal itu"

" Apa sakit?"

" Tidak Oppa, aku jarang nyeri haid. Tidak semua wanita merasakan nyeri haid hebat. Paling saat ini aku hanya merasa pegal-pegal."

" Hmm..bagaimana kalau kau coba spa di hotel besok?"

" Hah??"

" Iya, di sini ada jasa Spa. Aku tidak pernah pakai, hanya pernah lihat di brosur hotel yang ada di kamar. Mau coba pakai?"

" Hmm..hehhe..tapi.."

" Tidak ada tapi, kau sudah lelah seharian ikut aku. Besok kau nikmati saja spa di sini. Aku akan kerja di kamar saja besok"

" Hmm..terima kasih Oppa. Hehehe..."

" Kenapa tertawa?"

" Tidak ada, aku hanya senang. Oppa selalu manis seperti ini. Bagaimana aku tidak meleleh?"

" Meleleh? Apanya? Apa kau membuat kue coklat?"

" Aahhahaha..bukan itu maksudnya Oppa"

" Lalu apa yang meleleh? Kau lagi makan es krim ya?"

" Hehehe..nanti aku jelasin deh"

" Ahh aku tidak paham dengan istilah-istilah wanita"

" Aigoo..Oppa marah? Pokoknya nanti aku jelaskan"

" Iya baiklah. Ini sudah malam, apa mau tidur sekarang?"

" Iya aku sudah mengantuk. Sampai ketemu besok Oppa. Aku akan ke sana agak siang ya. Besok ke kantor dulu"

" Iya sayang, tidurlah. Besok ku tunggu di hotel. Goodnite honey, nice dream"

" Have a nice dream too"

Senyum merekah dari keduanya saat menutup telepon. Seolah tak ada habisnya keromantisan ini. Bahkan Senja seperti menggila dengan perlakuan manis Aiden. " Bolehkah aku terus bahagia seperti ini?" ujar Senja yang terbaring di kasur sambil memeluk handphonenya. Dia tak pernah mengira akan mendapat pasangan yang sangat ideal seperti Aiden. Paket lengkap semuanya. Mulai dari wajah, latar belakang, pekerjaan, kecerdasan, kharisma, dan semua sikap manis ada pada Aiden. Wanita mana yang tidak akan terpesona. Ah, memang gambaran sempurna hanya ada di dunia Senja yaa.

.

.

.