Dahayu gadis manis dari desa berniat mengadu nasib ke kota.untuk memperbaiki ekonomi dan juga biaya pendidikannya.namun selain itu ada hal yang lebih penting untuk dia lakukan yaitu membalaskan dendam atas rasa sakit yang ibunya terima pada seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Buah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
Setalah lama berada diruang ICU kini Altha sudah dipindahkan keruang VIP yang bersebelahan dengan ruangan Nyonya Talita.disana juga terdapat Nyonya Utari dan Tuan Dariano,serta Arthur.mengabaikan pertengkaran hebat diantara mereka semalam demi anak yang sedang dirawat.
Setelah meminum obat dibantu suster Mira,Altha tertidur mengabaikan keluarganya yang berada disana.diruangan itu hanya tersisi dengan kesunyian dan tak ada yang memulai percakapan.sampai akhirnya pintu ruangan Altha terbuka.membuyarkan lamunan mereka.
"Apa kau sudah mengabari Abang dan Adikmu di Kanada ?"setelah membuka pintu Tuan Barra melayangkan pertanyaan.
"Tidak,kenapa tidak Ayah saja ?"Tanya Kemabli Tuan Dariano pada sang Ayah.bukannya dia tidak mau tapi ya sudahlah.
"Aku tidak sempat mengabari mereka,cepat telpon mereka suruh mereka kembali Dar ?"titah Tuan Barra pada anaknya.
"Baiklah ,jika mereka tidak mau,jangan memaksa ku lagi untuk menghubungi mereka"setelah mengatakan itu Tuan Dariano mencoba menghubungi saudara nya yang lain.
TUT !
TUT !
TUT !
"Hallo"tepat dering ketiga panggilan diangkat oleh orang disebrang sana.
"Hallo Kak,apa kabar mu ?"tanya Tuan Dariano canggung.
"Baik,tapi bisakah tidak usah berbasa basi Dariano.aku sedang sibuk ?"jelas Tuan Laksma ya yang ditelpon adalah Abangnya Tuan Laksma.
"Ah..Baiklah Bang,Bunda sedang sakit.apa tidak ada niat untuk Abang dan Galuh pulang ?"akhirnya dia bisa menyelesaikan pertanyaan nya.meski dilanda gugup entah kenapa jika berhadapan dengan Abang nya dia merasa takut.apalagi jika mengingat kesalahannya.
"Tidak,aku sedang repot bukankah Disana ada kau dan Istri tercintamu yang mampu merawat mereka.itukan yang kau katakan dulu pada kami.jadi untuk apa kami datang menjenguk.hanya membuang waktu"Tuan Laksma berkata sarkas.tepat mengenai sasaran.
"Ayah yang menyuruh mu dan Galuh untuk pulang Laks,Bunda merindukan kalian dan cucunya.apa kau tidak bisa meluangkan waktu.kami orang tua mu"setelah diam beberapa saat akhirnya Tuan Barra membuka suara.
"Kenapa...kenapa menyuruh kami pulang ?,apa Ayah lupa jika sudah mengusir kami dari rumah Tanoearja.dan tidak menganggap kami anak ?.apa Ayah sekarang sudah pikun ?"pertanyaan beruntun Tuan Laksma berikan pada sang Ayah.dia tidak pernah lupa atas kejadian itu.
"Apa kau tidak bisa melupakan nya Laksma ?.itu sudah bertahun lamanya.mari membuka lembaran baru dan memulai semuanya dari awal"bujuk Tuan Barra pada Putra sulung nya Disana.
"Tidak,aku tidak bisa melupakan semuanya dimana kau bahkan memakai cucu kandung mu sendiri demi cucu orang lain yang tidak ada hubungan darah dengan mu.dan apakah kau lupa jika putra sulung ku harus mendekam dipenjara menjadi kambing hitam karena anak wanita sialan itu"tekan Tuan Laksma pada sang Ayah persetan dengan sopan santun.
"Karena memang itu kesalahan mereka sendiri,tidak ada sangkut pautnya dengan anak Dariano.dan wanita yang kau sebut sialan itu adalah ipar mu"sangkal Tuan Barra tidak terima jika cucunya disalahkan tanpa bukti.
"Baiklah tua Bangka jangan pernah menghubungiku lagi apapun yang terjadi.Oh ya aku turut berduka cita atas meninggalnya jalang kecil kalian"cupan terakhir Tuan Laksma berhasil menarik emosi Nyonya Utari.
"PUTRI KU BUKAN JALANG SIALAN !!"tepat setelah Nyonya Utari berteriak marah.Tuan Laksma langsung mematikan panggilan itu sepihak tanpa salam penutup.dia berhasil memancing amarah orang yang ada diruangan itu.
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan biarkan saja mereka"setelah mengatakan itu Tuan Barra keluar tanpa berpamitan pada sang cucu.
Sedangkan Arthur yang di singgung tentang kelakuannya yang mengkambing hitamkan sepupu tirinya itu,hanya terdiam tidak bisa mengelak karena itu faktanya.tapi dengan diamnya dia itu mencari pembelaan.tepat sekali kakek tua itu membelanya.