Ketua OSIS Sedingin Kulkas

Bian terus memaksa laskar mengatakan yang sejujurnya,bianpun berjanji tidak akan melukai laskar bilamana laskar bicara jujur...

"Gue kasih elo pilihan ,elo mau hidup apa mati" kata bian sambil memegangi bensin dan korek api di tangannya...

" B * * *at. lo bi, gue ini temen elo, bukan musuh jadi cepet lepasin gue" Laskar terus meronta meminta bian melepaskan ikatannya, namun bian begitu acuh bahkan tidak mendengarkan apa kata laskar ...

" Elo duluan yang mulai ,apa maksud lo nyulik amel tadi, hah untungnya apa buat lo"

Laskar hanya diam tidak menanggapi ,karna dirinya juga bingung jika harus berkata jujur maka nyawanya akan terancam oleh chelsea tapi di sisi lain, nyawa dia sedang terancam hari ini oleh bian,

"B* * * *ngan, " umpat bian dan melemparkan botol bensin itu ke tanah,

Tak lama suara mobil polisi datang ,2 polisi masuk ke dalam markas mereka

" Jangan bergerak, kalian kami tahan brogol mereka"

Jelas mereka tampak kebingungan,tapi tidak dengan laskar karna sebelum pergi ke markas chelse sudah lebih dulu melaporkan ke polisi tentang penyekapan laskar , (playing viktim banget nenek lampir),karna tidak bisa berbuat apa apa ,bian dan yang lain hanya mengikuti arahan polisi.

Mereka semua di bawa ke kantor polisi tentunya dengan laskar juga untuk dimintai saksi dan menjelaskan kronologi sebenarnya...

Bian mengirim pesan kepada Angga bahwa dirinya berada dikantor polisi ntah siapa yang melaporkan sampai polisi tau markas mereka, bian meminta Angga tutup mulut jangan sampai Amel tau ,takutnya nanti malah jadi kefikiran ,karna demi menyelamatkan amel bian dan yang lain kena imbasnya...

Angga meminta izin pergi Karna ada urusan dan meminta Jasmine dan olive menjaga Amel sampai orangtuanya datang ,,,,, Angga bergegas menuju kantor polisi untuk menjadi saksi bahwa tuduhan ini tidaklah benar ,,

Sedangkan di ruang interogasi Laskar tersenyum puas, akhirnya dia bisa lepas dari bian, dan bian yang mendekam di penjara,,,,

Chelsea dan geng nya datang ke kantor polisi dengan wajah polosnya seakan akan tidak tau menahu masalah ini,,,

"Bian, kamu kenapa bisa sampai ke sini sayang " kata chelsea mendekati bian sambil memegangi wajah bian, berkata so manis padahal dia dalang dari masalah ini

" jangan sentuh gue, minggir " sambil menyingkirkan tangan chelsea yang memegangi wajahnya...

" kamu kenapa sih ,akukan khawatir sama kamu Bi"

"Najis tau nggak ,nggak ada yang nyuruh elo kesini paham,gue juga nggak butuh di perhatiin apalagi di khawatirin sama cewe murahan Kaya elo" sambil menunjuk wajah chelse, bian begitu kesal karna dari dulu chelse terus menerus mengganggunya padahal sudah beberapa kali di tolak bian...

Angga datang menggunakan mobil bian, ia buru buru masuk, didalam mereka sudah berkumpul, tentu saja satu satu di introgasi. polisi, dan Angga menjadi saksi untuk bian dan yang lain....

"temen saya nggak salah pak, saya siap jadi saksinya bila di butuhkan" kata Angga mengagetkan chelsea dan laskar ,karna laskar tau Angga juga pria yang cerdik apalagi di tempat kejadian ada Angga dan yang lain...

"Sudah sudah, kami sudah mendengar satu satu penjelasan kalian ,sisanya kita tunggu orang tua kalian datang " kata polisi itu dan pergi meninggalkan kita..

" Anjirr bisa kena tampar gue sama bokap kalo dia tahu gue di kantor polisi" kata bian lirih...

" Nanti aku bantu jelasin baby ,sama ayah kamu" chelsea yang tiba tiba menyahut..

" Berisik banget elo anjir" kata Reza yang memang begitu risih dengan sikap chelse yang menurutnya begitu berlebihan...

Chelsea hanya menekuk wajahnya kesal,..

Selang beberapa saat ayah bian datang dengan wajah memerah ,sudah pasti bian akan kena marah ,karna ayahnya begitu sangat menjaga nama baiknya bila orang lain tau anaknya masuk kantor polisi karna dugaan penyekapan mau ditaro dimana muka ayahnya

" Bian,,,,,,, anak kurangajar ,"

Plakkkkkkkkkkk

Suara tamparan menggema di kantor polisi, ini bukan kali pertama bian di tampar ayahnya , dulu sewaktu kecil jika dirinya tidak mau belajar ayahnya sering memukulinya bahkan menguncinya di gudang dan tidak di beri makan sampai bian mau menuruti apa kata ayahnya

" Anak tidak tau diri, kamu itu cuman di suruh sekolah yang benar ,bukannya mempermalukan orangtua ,malu bila adanyang melihat,bisa hancur reputasi ayah"

" Emang yang di otaklukan cuman uang,,,uang ,,uang ,,dan harga diri iya kan? ,emangnya anak itu penting di kehidupan lo" kata bian menatap mata ayahnya tajam, dan hampir meneteskan air mata

" Jangan kurangajar bian" sambil mengangkat tanganya yang ingin menapar bian,

" Tampar gue ngga takut,nggak ada yang minta di bela,harusnya nggak usah dateng urus aja sana kerjaan dan reputasi " bian mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan kantor polisi ,sedangkan ayahnya dengan raut wajah marah dan begitu kesal hanya bisa bergumam terus menerus..

" Om ,maafin bian yah, nanti chelse bantu omongin ini ke bian" chelsea merayu ayahnya bian karna dia tahu, ayhnya bian punya hutang budi pada ayahnya chelse jadi baginya ini kesempatan emas...

" Anak bandel dan pembangkang seperti dia memang harusnya mati" lirih ayahnya bian,

"Maksih ya nak chelse ,om pulang dulu" sambil mengelus kepala chelsea dan pergi meninggalkan kantor polisi ,

Sedangkan bian dengan sepeda motornya melaju begitu kencang bahkan beberapa kali lampu merah ia terjang dan tidak menghiraukan pengendara yang lain,.,,,

Bian terus menelusuri jalanan ntah dia mau kemana karna yang terpenting dia butuh tempat untuk bercerita,

Angga menelfon Amel dan menceritakan apa yang sedang terjadi, kali ini Angga ingkar karna hanya Amel yang dapat membantu bian, Angga memberitahu tempat biasanya jika bian sedang ingin menenangkan diri...

Amel bergegas ketempat yang Angga beritahu, sebuah danau di tengah kota dengan nuansa pemandangan rumput yang hijau dan pepohonan yang tersusun cantik,,,,

Bian duduk di depan danau asik melemparkan batu ke air,,, dengan tatapan kosong ntahlah apa yang sekarang ada i fikiran bian saat ini...

" Es cream itu seperti masalah , jika di simpan di kulkas ia akan terus padat tapi jika di biarkan di luar ia akan meleleh, masalah juga begitu jika tidak bisa menyelesaikan sendiri maka mintalah saran dari orang lain ,atau kamu akan terus membeku seperti ice cream" Amel duduk di sebelah bian ,tentu saja membuat bian terkejut tidak percaya dengan apa yang ia lihat

" Amel ....?? Ini beneran elo Mel"

" Menurutmu aku siapa" sambil menempelkan es cream di pipi bian dan tertawa..."

"Angga yang ngasih tau elo gue di sini?"

" Iyah,kayanya elo butuh tempat buat berbagi cerita"

Kataku sambil menyodorkan es cream ,kamipun memikmati sejuknya angin malam itu ,suasana yang begitu hening dan damai .....