Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. mengejar maaf Aura
Pagi hari yang cerah di hari weekend ini. Aura memutuskan untuk bangkit. Hari ini adalah jadwalnya untuk pergi ke gym. Meskipun sedang galau Aura tak mau kehilangan badan body goals yang sudah ia bangun susah-susah itu.
"Weekend mau kemana Ra...?" Tanya Wila yang melihat anaknya menuruni anak tangga dengan menyandang tas ranselnya itu.
Aura pun duduk di ruang makan, ia ingin sarapan dulu sebelum pergi ke gym. "Ya... Mau nge-gym lah ma. Emang mama sama papa weekend pun sibuk kerja." Ujar Aura yang berhasil membuat sang mama tersenyum.
"Lihat aja nanti kalau kamu sudah bekerja. Pasti segalanya akan teralihkan dengan pekerjaan." Sahut Wila
"Nggak! Aku nanti mau mesra-mesraan sama suami aku kalau Aura sudah menikah." Balas sang anak yang tak mau terlalu banyak mikir kerjaan seperti kedua orangtuanya ini.
Aura memang ingin hidup seperti orangtuanya yang baik-baik saja ini serta keluarga yang harmonis. Tapi bukan berarti nggak punya waktu di hari weekend. Bahkan Aura sendiri selalu mengosongkan jadwal untuk me time ketika weekend.
"Sok-sokan ngomongin suami. Kamu pergi ke gym karena pelampiasan galau atau emang mau merawat badanmu itu?" Celetuk Baron yang baru saja menuruni anak tangga. Sang papa memang selalu terlihat rapi dengan pakaian kemeja serta dasi yang bertengger di lehernya itu.
Aura pun menghentikan makan roti bakarnya itu. Dahinya berkerut mendengar ucapan sang papa.
"Emang papa tau darimana kalau Aura sedang galau?" Tanya Aura membuat sang papa terkekeh.
Baron pun ikut duduk berhadapan dengan anaknya itu. "Halah sok-sokan nggak tau, habis putus kamu? Gimana rasanya? Sakit nggak?" Ujar Baron malah meledek anaknya.
"Papa mau sarapan roti atau nasi goreng?" Tawar Wila pada suaminya. "Nasi goreng aja ma!" Sahut Baron
"Biasa aja sih. Orang Aura juga baik-baik aja kok. Aura nggak balap-balapan di jalan, aura juga nggak mabuk-mabukan. Aku b aja kok." Sahut Aura yang memang tak mau terlihat bahwa dirinya ini lemah.
"Baguslah! Ngapain juga pacaran, sekolah sana Ra... Yang pinter... Jangan pacaran mulu."
Aura mendengus mendengar ucapan Baroni, kayak papanya itu nggak pernah muda aja. Aura pun segera menghabiskan sarapannya itu dan pamit pergi untuk ke gym.
30 menit kemudian Aura sudah sampai di tempat gym. Ia pun melakukan kegiatan paginya di pagi hari itu.
****
Disaat yang sama, kini Riyan berada di kostnya.ia mengerjap-ngerjapkan matanya Karena silau matahari yang menembus jendelenya itu.
Ia pun berusaha untuk bangun dan memfokuskan pandangannya yang sedikit masih kabur itu. Saat bangun Riyan merasa sedikit sakit di bagian kepalanya.
Riyan pun berusaha untuk berjalan ke kamar mandinya, ia ingin membasuh wajahnya agar terlihat segar dan siapa tau itu mengurangi rasa sakit di kepalanya.
Setelah membasuh wajahnya Ia menatap wajahnya di cermin. Benar, air dingin dari keran ini mampu membuatnya sedikit lebih fresh.
Lalu setelah itu Riyan ingin mengingat-ingat apa yang terjadi dengan dirinya semalam hingga merasa pusing saat bangun tidur ini.
Deg! Jantungnya berdegup kencang saat mengingat kejadian semalam. Ia begitu takut dengan Aura yang semalam melihatnya dugem dengan cewek.
"Aura..." Lirihnya
Bahkan setelah kepergian Aura, ia kembali di tarik oleh cewek-cewek Sexy. Dan terpaksa harus bermain dengan mereka karena Riyan sendiri juga di bayar melakukan hal itu.
Dan setelah permainan itu Riyan merasa menyesal dan langsung pulang. Sesampainya di rumah ia frustasi sampai minum-minum. Hal itulah yang menyebabkan kepalanya sakit.
"Aku harus menghampiri Aura, aku nggak mau putus dengan Aura!" Ujarnya keluar dari kamar mandi, dan meraih benda pipinya itu.
Ia mencari nama Aura untuk ia telepon namun sebelum itu nomornya telah di blokir oleh Aura. Semangat Riyan jadi turun drastis. Ia benar-benar merasakan di benci oleh Aura.
Namun tidak ada alasan untuk tidak mengejar Aura, ia tau alamat rumah Aura. Dan Riyan berniat untuk menemui Aura di rumahnya. Tak lupa juga sebelum itu ia mandi dulu.
Disaat yang bersamaan di sore harinya. Kini Aura berada di mall. Setelah ia nge-gym tadi ia membawa baju yang memang niatnya untuk jalan-jalan ke mall. Ia ingin membahagiakan dirinya agar tak terlarut dalam kesedihan. Dirasa sudah puas untuk berbelanja ia pergi ke food court sebelum pulang untuk membeli makan malam. Karena mamanya tak akan memasak di malam hari karena pasti sudah lelah bekerja saat pulang.
Sembari menunggu makanannya jadi, Aura membuka ponselnya dan ingin membuat story di ignya. Ia membuat video yang dimana dirinya berada di mall dengan menenteng beberapa tas belanjaan tersebut.
"Ini kak... Pesanannya sudah jadi." Ucap seorang pegawai food court itu segera tiba-tiba.
"Oh, terima kasih kak.." balas Aura ramah.
Aura pun beranjak menuju ke parkiran. Setelah itu ia menaiki mobilnya.
Klunting!
Notifikasi pun masuk ke ponsel Aura. Ia tersenyum sahabatnya itu membalas story instagramnya.
Reina
"Njir kenapa jalan-jalan nggak ngajak gue sih!"
Aura
"Tunggu besok masuk ada hadiah buat Lo.."
Reina
"Seriusan Cok? Nggak sabar gue...."
Aura mematikan ponselnya, lalu kemudian ia mengendarai mobilnya menuju ke rumah. Hanya butuh waktu 15 menit untuk perjalanan mall sampai ke rumahnya.
Dan saat mobilnya sampai di depan gerbang, mata Aura menyipit melihat seseorang berada di depan gerbangnya.
"Riyan?" Gumamnya.
Sedangkan Riyan dari pagi ia menunggu Aura sampai ketiduran di depan gerbang. Beberapa kali tetangga menghampirinya dan memberitahu mungkin tidak ada orang di rumah dan menyuruhnya pulang saja. Namun, ia tetap kekeuh ingin menunggu Aura pulang.
Sedangkan Riyan, yang tau ada mobil di depannya, ia pun langsung Berdiri.
"Itu pasti Aura!" Gumamnya. Ia semangat untuk menghampiri pujaan hatinya itu.
"Lo ngapain disini?" Tanya Aura saat membuka kaca mobilnya.
"Ra... Plis.... Kasih aku kesempatan untuk ngomong sama kamu. Kita harus bicara."
Awalnya Aura ingin menolak, namun Riyan terus-terusan meminta izin padanya dan bahkan ia menghadang jalanan Aura. Akhirnya Aura pun memberi kesempatan untuk Riyan berbicara.
"Yaudah masuk mobil!"
Riyan pun tersenyum dan bernafas lega. Ia segera memasuki mobil Aura. Saat ia sudah duduk di sebelah Aura, ia menatap Aura yang enggan menatapnya itu. Pandangan Aura lurus kedepan.
"Apa yang mau Lo omongin? Cepetan! Karena seharusnya nggak ada lagi yang perlu kita omongin!" Ucap Aura dingin.
"Enggak Ra. Kamu harus dengerin aku. Semua yang aku lakukan itu demi kamu. Aku seperti ini karena aku nggak mau merusak kamu. Jadi aku melampiaskannya pada cewek lain. Aku nggak mau nyakitin kamu. Aku cuma cinta sama kamu. Jadi plis... Ra jangan tinggalin aku!"