NovelToon NovelToon
SECOND LIFE, LIORA!

SECOND LIFE, LIORA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rosalyn.

SPAM LIKE? AUTO BLOCKED!

Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.

Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIBALIK PINTU BESI TUA

...19...

Dengan hati-hati, Putra Mahkota dan Liora mengikuti pria berjubah merah itu melewati pintu kayu yang usang. Deritannya memekakkan telinga di keheningan malam, seolah menandakan awal dari sesuatu yang lebih berbahaya.

Di balik pintu, lorong gelap dan sempit menyambut mereka, hanya diterangi oleh sedikit cahaya dari celah-celah dinding batu yang runtuh.

"Ikuti aku, jalan ini akan membawa kita langsung ke ruang bawah tanah di mana tawanan-tawanan itu disimpan," ujar pria berjubah merah, nadanya terdengar yakin namun tetap ada rasa misterius yang membayangi setiap kata-katanya.

Liora tetap waspada, matanya terus mengawasi sekitar sementara jemarinya masih erat menggenggam pedang. Kegelapan lorong itu semakin menebalkan firasat buruknya, tetapi ia tetap melangkah.

"Jangan terlalu percaya pada pria ini," bisik Putra Mahkota dengan nada rendah, suaranya hampir tidak terdengar. "Aku merasakan sesuatu yang tidak beres sejak awal."

"Aku tahu," balas Liora dengan lirih, pandangannya tak lepas dari punggung pria di depan mereka. "Tapi kita harus tetap mengikuti sampai kita bisa memastikannya."

Lorong itu terasa semakin menyesakkan. Suara langkah kaki mereka bergema di dinding, namun tiba-tiba, suara langkah lain terdengar, lebih pelan dan terselubung. Liora menghentikan langkahnya. "Ada yang mengikuti kita," bisiknya pelan.

Putra Mahkota langsung bereaksi, menoleh ke arah asal suara dengan mata tajamnya. "Pria itu bisa jadi memasang jebakan."

Pria berjubah merah yang berjalan di depan mereka tampak tak menyadari apa yang terjadi, atau mungkin sengaja mengabaikan. Namun, ketika mereka tiba di ujung lorong, di depan sebuah pintu besi besar, pria itu tiba-tiba berhenti.

"Di sinilah mereka ditahan," katanya sambil melirik ke arah Liora dan Putra Mahkota. "Bersiaplah, mungkin ada lebih banyak penjaga di dalam."

Namun, sebelum mereka bisa bertindak, suara langkah kaki yang lebih berat terdengar mendekat. Dari arah belakang, sosok-sosok bertubuh besar muncul, bersenjata lengkap dan siap untuk menyerang. Liora dan Putra Mahkota dengan cepat menyiapkan pedang mereka, sementara pria berjubah merah tampak panik.

"Ini jebakan!" seru Putra Mahkota dengan nada marah.

Liora segera menyadari bahwa mereka telah dijebak sejak awal. Pria berjubah merah itu mundur beberapa langkah, wajahnya tergambar sebuah kesenangan yang berlebih.

Perlahan terdengar ia tertawa terbahak-bahak, dengan suara berat. "Hahahahaha! Kalian adalah orang-orang terbodoh yang pernah aku temui!!" ucapnya merendahkan Liora dan Putra Mahkota.

Ia begitu senang, sehingga tidak ada yang boleh mengusik kesenangan nya. Namun, kesenangan itu luntur tatkala ia melihat ekspresi yang tak seharusnya di wajah Liora dan Putra Mahkota.

"Dan kau juga adalah orang terkonyol yang pernah aku temui!" desis Liora sambil tersenyum sinis, seolah sudah mengetahui apa yang harus ia lakukan.

Dibalik sikap tenangnya, Putra Mahkota memperhatikan Liora dengan tatapan bertanya-tanya. Putri Ravenscroft yang selama ini ia kenal tidaklah seberani ini. Namun, pikiran itu segera ia tepis karena harus fokus pada si penghianat.

"Tikus hanyalah tikus." ujar Putra Mahkota datar, menatap pria berjubah merah dengan tatapan merendahkan.

Pria berjubah merah menggeram, emosinya memuncak hingga ke ubun-ubun. "AKU BERSUMPAH, AKU AKAN MEMBUAT KALIAN MENJADI TUMBAL KU!! PENJAGA, TANGKAP MEREKA!"

Segera, segerombolan pria berbadan kekar datang, membawa senjata yang begitu besar dan tajam. Tatapan buas mereka mengarah ke arah Liora dan Putra Mahkota.

"Cih! Hanya tikus-tikus ini yang kau punya?!" ucap Putra Mahkota dengan nada provokatif

Provokasinya berhasil, membuat orang-orang yang berniat jahat semakin marah. Niat membunuh mereka semakin kuat, mengambang di udara. Liora dan Putra Mahkota merasakan niat itu dengan jelas, sehingga mereka saling bertukar pandangan.

"Berlindung di belakang ku, jangan bergerak sebelum aku memerintahkan!" perintah Putra Mahkota kepada Liora.

"Jaga saja leher mu itu, Yang Mulia!" balas Liora tajam, menggenggam gagang pedangnya sebelum menariknya dari sampul. "Aku bisa menjaga diri ku sendiri!"

Tidak ada waktu untuk menjawab perkataan Liora. Orang-orang suruhan pria berjubah merah itu sudah bergerak terlebih dahulu, menyerang mereka dengan beringas. Namun, Putra Mahkota yang terkenal sebagai seorang monster penggila perang tidak akan terpengaruh oleh serangan semacam itu.

Dengan gerakan ringan, seperti sedang menari memegang pedang, menghantam musuh dengan cepat. Jelas, mereka bukanlah lawan sepadan bagi Putra Mahkota. Satu-persatu mulai tumbang, sehingga menyisakan beberapa saja.

Liora yang menyaksikan pertarungan singkat itu hanya bisa terdiam, tercengang melihat kegesitan Putra Mahkota. Padahal, ia terlihat tidak terlalu banyak bergerak, namun semuanya tumbang dengan cepat.

"Sialan pria pencari perhatian ini, dia tidak menyisakan satu pun untukku!" gumam Liora kesal, menatap Putra Mahkota dengan tajam.

Karena kesal, ia mengarahkan tatapan ke pria berjubah merah yang sedang berdiri dengan ketakutan. Kakinya bergetar, dan matanya menggambarkan ketakutan yang besar. Seketika, Liora tersenyum melihat pria tersebut.

"Ini dia, orang konyol yang berusaha menjebak orang yang salah!" sindir Liora, perlahan mendekati pria itu, menyeret pedangnya sehingga terdengar suara berderit.

"Ja- jangan... Maafkan aku! Aku akan memberikan apa pun asalkan kau membebaskan ku!" ucap pria itu memohon ampun, tak lupa menawarkan sogokan pada Liora.

Liora berhenti tepat di depan pria berjubah merah itu, menatapnya dari atas hingga ke bawah. Ia merasakan kekuatan baru yang seakan mengalir melalui nadinya, kekuatan yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Tatapan pria itu semakin panik, semakin memelas seiring langkah Liora mendekat.

"Kau pikir aku akan tertarik pada tawaranmu?" Liora menyeringai tajam, mengangkat pedangnya sedikit. "Orang sepertimu, yang mengkhianati dan berusaha menjebak orang lain, tidak pantas mendapatkan ampunan."

Pria berjubah merah itu merosot ke lantai, menggigil ketakutan. "Aku... aku hanya mengikuti perintah. Aku tidak bermaksud..."

"Tidak bermaksud? Lucu sekali. Kalau begitu, siapa yang menyuruhmu?" Liora mendesak, pedangnya kini mengarah ke leher pria itu.

Sebelum pria itu bisa menjawab, terdengar suara dari belakang. Putra Mahkota sudah selesai dengan musuh-musuh yang tersisa dan mendekat dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Pedangnya masih bersih tanpa noda darah, seolah ia hanya bermain-main selama pertempuran itu.

"Jangan buang waktumu, Liora. Tikus-tikus ini akan dibawa untuk melakukan interogasi," ucap Putra Mahkota dingin, tatapannya penuh penghinaan. "Mereka yang takut pada kematian biasanya terlalu pengecut untuk mengungkapkan apa pun yang penting."

Liora menghela napas panjang, memikirkan ucapan Putra Mahkota. Pria berjubah merah itu hanya menggigil lebih keras, mulutnya komat-kamit tanpa suara. Liora melangkah mundur, menurunkan pedangnya.

"Yang Mulia, saya penasaran, apa yang ada di balik pintu besi itu?" ucap Liora, memperhatikan pintu besi yang terlihat mencurigakan.

Namun, sebelum Putra Mahkota merespon , tiba-tiba pria berjubah merah berdiri dengan gemetaran. Ia membelakangi pintu besi itu seperti sedang melindunginya.

"Akan aku berikan apapun asalkan kalian jangan membuka pintu ini... " ucapnya gemetar ketakutan, namun di matanya terdapat tekat yang kuat.

^^^TO BE CONTINUED ^^^

1
⚛Natus vincere
tanan itu apa? 🗿
Zen☂: /Sob//Sob//Sob/ typo
total 1 replies
⚛Natus vincere
setiap Dimitri aku selalu ingat ibu nya ica, damini🗿
⚛Natus vincere
pengen ngeship tapi adek kkak, ah yaudahlah🗿
Zen☂: /Sob//Sob/
total 1 replies
⚛Natus vincere
wahh, langka moment/Scare//Scare/
Murni Dewita
👣
Zen☂
lanjut gak nih?
⚛Natus vincere
sayang sekali, pdhal sisa 1 bab lgi, tapi panggilan Tuhan itu berati kawan🗿
⚛Natus vincere
dia sebenarnya mau pinjam 100 lady, cuma malu🗿
Zen☂
Saina bukan Sania /Sob//Sob/
Zen☂
ya Tuhan ini ketinggalam g nya /Sob//Sob//Sob/
A.D
bagus Zen tanda baca lu, good job
Zen☂: /Sob//Sob/
A.D: g, hoax doang
total 3 replies
A.D
itu gambar nya buatan ai?
Zen☂: iyauuu, tapi deskripsi nya dari zen
total 1 replies
A.D
widih
Zen☂
ini banyak banget typo nya /Sob//Sob/ maaf guys, aku bakal revisi...untung sepi jadi aku gak malu malu banget
Cloropil
handsome 😍
A.D
sogok pake duit
⚛Natus vincere
EPS BARU THOR/Scare//Applaud//Rose/
⚛Natus vincere
nah mampus jeperi nikol
⚛Natus vincere
Wizzih liora gg
⚛Natus vincere
trlalu sempurna ga baik ya dek ya, saya insecure/Scare/
Zen☂: ok tak tunggu fan
⚛Natus vincere: bentar Zen, mau bikin sekaligus 3, biar pembaca nya g bingung🗿
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!