Berawal dari sebuah mitos yang diceritakan dari mulut ke mulut cerita itu mulai menjadi kenyataan. Satu persatu warga meninggal, mereka dibunuh, darah mereka diambil untuk kelangsungan hidup entitas lain yang mengancam kehidupan.
Beberapa remaja desa mulai mencari tahu tentang makhluk tersebut demi menghentikan tragedi mengerikan.
Makhluk itu ada diantara mereka, dia menyamar untuk memangsa.
*
Cerita ini karya orisinil author, mohon untuk tidak melakukan plagiat. Mari kita saling menghargai dan mendukung.
Jangan lupa ikuti ig @aca_0325
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Perjalanan mendebarkan itu sudah berakhir sejak setengah jam lalu, Arion juga sudah pergi setelah mengantarkan mereka ke gerbang desa agrosari. Tetapi, Melati masih berdiam diri dirumah Alisa, ia duduk sendirian di sofa yang ada diruang tamu. Sementara Sultan sudah langsung pulang, Alisa ada di dapur sedang memasak sarapan.
Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima, sudah pagi, sebentar lagi azan subuh akan berkumandang. Melati menyandarkan punggungnya sambil memejamkan mata, ia berharap bisa tidur sebentar kemudian terbangun dengan keadaan yang sudah baik-baik saja.
Karena kelelahan melati mulai tertidur dalam posisi duduk masih menyandar.
Alisa yang baru datang dari dapur meletakkan sup telur yang sengaja ia buat untuk Melati diatas meja. Lalu, gadis itu duduk diatas sofa didepan melati.
Krieeettt....
Pintu depan terbuka lebar, Wilson yang baru pulang dari bekerja tentu heran melihat Alisa sudah ada diruang keluarga sepagi ini. Wilson yang bekerja sebagai penguasa memang sering lembur dan bekerja sampai pagi. Maklum, perusahaannya bergerak di bidang pertanian memang baru di rintis dan masih membutuhkan proses yang sangat panjang.
"Ayah," Alisa menyambut kepulangan sang ayah dengan senyum lebar dan pelukan singkat.
"temanmu?" Tanya Wilson melirik kearah melati,
" Iya, dia numpang istirahat sebentar disini."Kata Alisa lalu membasahi bibirnya singkat, ia membiarkan ayahnya duduk dulu baru kemudian pergi ke dapur mengambilkan minuman serta sup satu porsi.
Mata tajam wilson memperhatikan setiap inci wajahnya melati, ia mendongak sebentar dengan mata terpejam.
"Ada apa, Yah?" Tanya Alisa setelah meletakkan segelas kopi dan satu porsi sup diatas meja.
" Kalian pergi ke dunia kegelapan?"
Tepat setelah pertanyaan itu keluar dari mulut Ayahnya, Alisa mundur ke belakang. Wilson pasti marah dan Alisa harus menerima konsekuensinya.
"A-apa yang ayah katakan? Aku tidak mengerti,"
"Bangunkan dia dan suruh pulang." Kata Wilson dingin.
"Mel, bangun!" Alisa terpaksa membangunkan melati.
"eum... " Melati menggeliat pelan, lalu kala matanya mendapati ada orang selain Alisa ia segera memperbaiki posisi duduknya.
" Sebaiknya kamu pulang."
"ini ayahmu?" Melati melihat lagi pada Wilson.
Wajah Wilson masih sangat muda, palingan usianya baru sekitar tiga puluh enam tahun. Wajahnya tampan, dia juga memiliki bola mata Emerald yang mirip sekali dengan Alisa. Hanya saja kulit Wilson sedikit lebih gelap dan tidak sepucat Alisa.
"Selamat pagi, Paman. Aku melati," Melati menyebutkan namanya sambil mengulurkan tangan.
"Wilson," Wilson menyambut uluran tangan melati.
Tangan melati ditekan kuat oleh Wilson, ia meringis tertahan lalu tanpa sengaja melihat ekspresi aneh di wajah pria itu. Cepat-cepat ditarik tangannya.
"Aku pulang dulu, Al." Pamit Melati, ia rasa Wilson tidak menyukai keberadaan nya.
Setelah keluar dari rumah Alisa, ia tidak langsung pulang melainkan berdiri diteras depan. Dipandangi telapak tangannya yang memerah, Hati-hati, melati tidak ingat menulis kata-kata seperti itu di tangannya. Apa Jangan-jangan Wilson yang melakukannya? Tapi, apa maksudnya? kenapa ia harus berhati-hati?
"Alisa, ayah sudah berapa kali bilang sama kamu untuk tidak pergi kesana. Kamu tahu betapa berbahaya nya tempat itu?" Kata Wilson,
" Apalagi kamu membawa manusia kesana. Apa kamu ingin tragedi itu terjadi lagi?"Wilson bertanya dengan sura berat.
"Aku tidak bermaksud pergi kesana, Yah. Tadi malam aku diracun oleh kaum melantha, aku tidak sadar saat Keenan membawaku kesana."
"Tidak mungkin kaum melantha sampai datang kesini. Katakan padaku apa yang terjadi tadi malam?"
Alisa tidak lagi menyembunyikan dari ayahnya, ia lalu menceritakan bahwa ia datang ke pesta ulang tahun keres bersama Melati dan Sultan. ia tahu, setelah ini ayahnya pasti akan marah besar. Ia sudah dilarang untuk berhubungan dan bersinggungan dengan makhluk kegelapan.
"APA? UNTUK APA MEMBAWA MANUSIA KESANA?"
BRAK...
Wilson menggebrak meja, rahangnya mengeras dengan tatapan berapi-api.
" APA KAU SADAR APA YANG TELAH KAU LAKUKAN, ALISA? APA TELINGAMU TIDAK MENDENGAR APA YANG SELAMA INI AKU KATAKAN?"
"Ayah, dengar, aku tidak akan melakukan semua ini kalau kaum melantha tidak datang ke desa ini."
Wilson menatap putrinya lekat, wajahnya mulai melunak, "Apa maksudmu? "
"Gideon sudah membunuh tiga warga desa dan membangkitkannya satu. Makhluk licik itu pasti memiliki rencana jahat, Yah." Alisa lantas menceritakan tentang kematian Rosiana, Dewi dan Lilis.
" Apa warga desa ada yang melanggar perjanjian?" Wilson memijit keningnya lelah,
"Entahlah. Aku masih menyelidikinya."
" Aku mencurigai ada kaum melantha yang menyamar jadi warga. Sayangnya dia terlalu pintar bersembunyi."
Melati yang sedari tadi menguping mengerutkan dahi. Ia sudah bisa menebak secara garis besar apa yang terjadi.
Aku harus mencari tahu perjanjian apa yang mereka maksud. Lalu, menyelidiki warga yang paling mencurigakan. batin melati sambil berjalan pulang ke rumahnya.
"Bang asep!" Melati menepuk pelan bahu Asep yang hendak membuka pintu.
"Astaga! mel! ngagetin aja kamu," Omel asep yang terlonjak kaget. Pria itu baru pulang dan hendak masuk kedalam rumahnya sambil menenteng kresek hitam.
Kresek hitam lagi. Melati melirik kresek tersebut, mencoba menebak apa isinya.
"Habis darimana Bang?"Tanya Melati tanpa melepaskan pandangan dari kresek hitam itu.
" Baru pulang dari kandang, mel. "Jawab Asep sambil mengangkat kresek hitamnya, " ini ada daging kambing untuk bikin sate. Nanti pulang sekolah kamu bisa ikut makan disini."Kata Asep.
Melati membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Pantasan saja kresek itu terlihat berat ternyata Asep baru menyembelih kambing.
"Kamu sendiri darimana?"
"Dari rumah Alisa." Melati lalu berlalu masuk ke halaman rumahnya setelah melambaikan tangan pada Asep.
Tidak lama setelah Melati masuk kedalam rumah, azan subuh berkumandang pertanda sebentar lagi matahari akan terbit. Banyak warga yang sudah bangun untuk menunaikan kewajiban lalu bersiap untuk melakukan rutinitas sehari-hari, ada yang ke sawah, Anak-anak dan remaja yang pergi ke sekolah dan sebagian kecil hanya menjadi pengamat tanpa melakukan apapun.
...***...
Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaa
follow IG @aca_0325
kenapa Nia tdk dibangkitkan seperti Dewi?
apakah Baron yg culik bayi sbg syarat buat hidupin Nia?
apakah mereka dr awal sdh mentargetkan melati?
desa ini, benarkah ada manusia nya?
selain Mahendra dan sultan, sekarang pun aku curiga melati jg sebenarnya bagian dr makhluk kegelapan, hanya blm.menyadari... Krn keluarga melati sendiri bagiku memcurigakan...
dan lagi Krn liat Baron dg mudah membangkitkan sosok yg dah terkubur demi membangkitkan kembali Nia...
knp hanya orang tua yg tau...
apakah Asep yg minta makhluk kegelapan buat bunuh manusia tp utk apa? merusak perjanjian?
tp siapa yg udah bawa Hendra ke pesta waktu itu ya?
kl melati dan sultan kan diajak sama Alisa..
ada rahasia apa di buku itu?
klpun ada yg nyulik apakah Asep ato suruhan Gideon buat mancing melati... hmmm🤔
btw, knp melati bs jd incaran Gideon jg ya selain Arion 🤔