Pernikahan Singkat

Deva pun penasaran pada rumah milik Zayn. Dan pria itu ingin memastikannya sembari memberi peringatan pada Zayn agar tak menyentuh Ditya. Tapi hari itu, Deva datang kesana dan hanya ada Melody di rumah beserta pelayannya.

"Nyonya ada tamu, katanya kakak tuan." ucap pelayan.

"Suruh dia kemari." ucap Melody.

Saat itu, Melody sedang berada di taman mengerjakan beberapa hal dengan laptopnya. Deva pun datang dan melihatnya.

"Kelihatannya kau sangat sibuk adik ipar." sapa Deva.

"Wah kakak ipar, harusnya mengabari jika ingin kemari, jadi Zayn bisa ada disini." ucap Melody.

"Berarti Zayn belum pulang?" tanya Deva.

"Begitulah, dia sedang sibuk. Duduklah pelayan sedang membuatkan minuman." ucap Melody.

"Kau cukup ramah juga menyapaku.. Padahal beberapa bulan lalu kita sempat beradu keahlian." ucap Deva.

"Bukankah kau itu kakak Zayn, berarti kau juga keluargaku." ucap Melody.

"Aku tahu kau hanya waspada padaku." ucap Deva.

"Tentu saja, kau bisa kapan saja menyerang kami." ucap Melody.

"Silahkan diminum kakak ipar, kau pasti haus jauh-jauh kemari." ucap Melody saat pelayan menyajikan minuman.

"Terimakasih." ucap Deva.

Kemudian Deva pun menatap Melody, dan Melody menatapnya pula dengan tatapan waspada.

"Aku bukan orang jahat, kau tak perlu sampai setakut itu." ucap Deva.

"Benarkah? Kemarin saat pertama kali kita bertemu kau membawa beberapa orang yg bersembunyi. Saat ini aku tak tahu apakah niatanmu kemari." ucap Melody.

"Sejujurnya aku hanya ingin bicara pada suamimu, tapi kau menyambutku dengan cukup ramah, oh iya kau sudah tahu kan masa lalu Zayn.?" tanya Deva.

"Iya aku tahu, dia mantan suami tunanganmu kan?" tanya Melody.

"Kau bisa sesantai itu setelah mengetahuinya??" tanya Deva.

"Aku harus apa kakak ipar, haruskah aku mengancam suamiku dan tunanganmu?" balas Melody.

Deva pun terdiam, lalu di dalam kepalanya memikirkan sebuah ide untuk menghancurkan ketenangan rumah tangga Zayn.

"Kau tahu, Zayn itu cinta mati pada Ditya, bahkan dia beberapa kali mengajukan mediasi untuk rujuk tapi Ditya menolak." ucap Deva.

"Lalu??" balas Melody.

"Kau harus waspada. Bisa saja dia meninggalkanmu." ucap Deva.

"Mungkin.." balas Melody.

"Kau benar-benar tidak mencintainya?" tanya Deva.

"Menurut kakak ipar sendiri bagaimana?" balas Melody.

Deva pun kehabisan kata-kata karena Melody membalasnya dengan pertanyaan. Dan Deva juga hampir kehabisan kesabaran.

"Kakak ipar, to the point saja." ucap Melody.

"Aku hanya akan memperingatimu kalau Zayn mungkin akan mendekati Ditya, apalagi kalian pindah kemari." ucap Deva.

"Oh ya? Kakak ipar yakin?? Tapi kenapa Ditya juga berkata hal yg sama ya.. Lalu aku dan suamiku sejujurnya bahkan tidak tahu rumah kalian yg mana." ucap Melody.

"Ck.. Kau benar-benar membuatku kesal. Aku sudah berbaik hati memperingatimu. Jangan menyesal." ucap Deva.

"Kalau pun Zayn meninggalkanku, kurasa aku bukanlah orang bodoh kakak ipar. Jadi berhenti mengkhawatirkanku." ucap Melody.

"Kalau begitu, kalian datanglah pada acara pertunangan kami minggu depan." ucap Deva.

"Tentu." balas Melody tersenyum.

Deva pun pergi meninggalkan Melody dengan kekesalan karena ucapannya tak mampu memengaruhi Melody sedikitpun. Di matanya Melody sama sekali tak mencintai Zayn dan tak khawatir akan rumah tangganya. Sementara dirinya khawatir hubungannya dengan Ditya berantakan karena Zayn tinggal di dekat Ditya.

"Wanita itu sulit sekali dimanfaatkan.." gumam Deva dalam hati.

Sementara Melody, dirinya paham situasinya saat ini. Rumah mereka yg harus berdekatan dengan tempat tinggal Ditya menjadi masalah karena masa lalu Zayn dan Ditya. Dan faktanya Zayn bahkan tak peduli dimana Ditya tinggal dan tak ingin memperpanjang masalah.

Melody juga khawatir kedua orang itu akan berbuat onar kedepannya. Terlihat dari cara Deva memperingatinya dan berusaha memanipulasi pikirannya kalau Zayn masih mencintai Ditya dan akan mendekati wanita itu kembali. Tapi sayangnya Deva salah orang, karena saat ini Melody belum mencintai Zayn. Pastinya kalaupun terjadi masalah Melody bisa kapan saja mengakhiri pernikahannya. Dan membawa anaknya bersamanya.

Semuanya berbanding terbalik dengan keinginan Deva. Sebagai saudari tiri, Deva bukan hanya tak menyukai Zayn, tapi juga berusaha merusak kebahagiaannya. Dan Melody bukan orang bodoh yg gampang terpengaruh oleh pria itu.

Melihat situasi saat ini, Melody pun mencaritahu siapa Deva sebenarnya dan apakah ada saudari tiri Zayn yg lainnya yg menjadi potensi ancaman lainnya. Mengingat Deva dan Ditya saja sudah kelewat batas dengan datang dan secara blak-blakan memberi peringatan.

Melody pun mengumpulkan informasi soal perusahaan tuan James beserta anak-anak dan para istrinya. Melody berusaha mempelajari semuanya agar tahu cara mengatasi mereka. Meski bertanya lewat Zayn akan lebih cepat tapi saat ini Zayn sedang tak dirumah, dan tak mungkin Melody menghubunginya hanya demi menanyakan soal keluarganya.

Melody pun mencari dan terus mencari, hingga beberapa hal pun diperolehnya. Melody mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah file dari setiap unggahan yg ia dapatkan.

Deva adalah anak tertua tuan James dan nyonya Vania. Sementara nyonya Siska memiliki seorang putri yg bersekolah di luar negeri. Keberadaan saudari tiri Zayn yg lain pun masih menjadi misteri. Dan Melody tak mendapatkan keterangan lagi karena hanya itu yg muncul.

Melody juga membaca beberapa artikel lain kalau Deva akan mewarisi perusahaan milik tuan James sebagai anak tertua. Dan Deva saat ini punya peranan penting di perusahaan sebagai wakil ayahnya.

Melody menelusurinya mulai dari harta kekayaan, prestasi sampai lifestyle-nya. Sungguh mewah dan seperti seorang pangeran kehidupannya. Pantas saja Ditya tertarik padanya, selain parasnya hartanya juga melimpah dan akan menjadi penerus tahta tuan James.

Melody pun semakin banyak mengetahui soal keluarga Zayn, terutama Deva yg sepertinya akan kembali bermain api dengan Zayn.

Setelah membaca banyak artikel, Melody pun menutup laptopnya. Dirinya merasa keluarga orang kaya tak pernah tenang. Bahkan kekayaan ayahnya yg tak seberapa saja menjadi rebutan ibu tiri dan adik tirinya, apalagi keluarga Zayn yg memiliki banyak anak perusahaan.

Melody pun memilih beristirahat, dan menikmati minuman dingin sembari menonton televisi. Hingga Zayn datang dan langsung menemuinya.

"Melody apa tadi Deva kemari?" tanya Zayn.

"Benar." ucap Melody.

"Apa yg dikatakannya?" tanya Zayn.

"Tarik nafas dulu lalu duduk, kau itu datang-datang langsung bertanya begitu." ucap Melody.

"Maaf aku hanya terkejut." ucap Zayn.

"Tak ada perlu kau khawatirkan, dia datang kemari sama seperti tujuan Ditya kemari. Kau paham kan?" tanya Melody.

"Iya aku paham." ucap Zayn.

"Dan Deva cukup licik untuk memanipulasiku, dia berpikir kau akan mendekati tunangannya dan membuat situasi kita memanas." ucap Melody.

"Meski usahanya tak berhasil, dan dia ingin kita hadir pada acara pertunangannya." ucap Melody.

"Dia ingin aku melihat Ditya bersamanya, hanya itu." ucap Zayn.

"Ya.. Dia ingin melihat apakah kau cemburu dan kesal, lalu dia juga ingin melihat responku." ucap Melody.

"Jadi begitu." ucap Zayn.

"Ya.. Tak ada yg perlu dikhawatirkan. Kau hanya perlu menguatkan mentalmu berhadapan dengannya." ucap Melody.

"Ya.. Aku tahu." ucap Zayn.

Zayn pun meninggalkan Melody dan menuju ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Zayn sadar kalau Deva sedang berusaha membuatnya kesal. Deva juga sengaja mengatakannya pada Melody agar rumah tangganya hancur. Tapi sayangnya Melody tak mudah dimanipulasi, karena wanita itu tak mencintai Zayn.

"Untungnya Melody tak mencintaiku, jadi dia takkan termakan ucapan Deva." gumam Zayn dalam hati.