Namaku. Alesha nabila sakhir, aku tinggal bersama ibu tunggal ayah telah pergi meninggal sewaktu usiaku beranjak ke sepuluh tahun. Waktu seakan terhenti, rasa nya semua itu bagaikan mimpi terburuk ku kehilangan sosok ayah terhebat dalam hidup sangat memukul hatiku.
Aku disaat itu masih berusia sepuluh tahun, harus berdiri dengan kuat bersama sang ibu yang tak henti-hentinya ia menangis.Aku mengerti dengan keadaan ibuku, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu meninggalkannya dengan putri kecil mereka.Ibu terus memeluk tubuh ku yang mungil, aku tak mampu berkata-kata untuk menenangkan ibu karna aku juga sama terpukulnya.
Perlahan ibu melepaskan pelukan nya terhadap tubuh mungil ku dan ia juga sudah tak lagi menangis seperti tadi.Menatap diri ku dan tersenyum dengan luka.
"Sayang kamu lapar tidak?"Ujar sang ibu bertanya pada ku, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda ia, memang disaat itu perut ku telah sakit menahan lapar. Tapi aku tak tega mengatakan nya pada ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28.Preman
Haii girls👋
Sebelum baca follow dulu ya akun Author🤓
Mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh dengan cerita lain ya🙏
...Gimana nih part kali ini??...
...Seru atau biasa aja??...
...Vote dan Comment dong buat Author🔥...
...Hargai karya orang lain itu penting besti🪷...
...Rame–in terus setiap cerita aku ya guys!!...
...Thankyouuuuu!!!...
...Selamat datang dalam cerita aku girls🦋...
......................
Di malam alesha menceritakan semua–nya pada arum sahabat–nya sejak ia duduk dibangku SMP. Arum bahkan tidak percaya dengan apa yang ia dengar, bagaimana mungkin kedua pria tampan paling populer tersebut bisa bersamaan begitu mengejar alesha.
..."Lo–hebat banget sha! Gue—bangga sih punya sahabat kayak elo begini." ujar arum tidak dapat menahan kekaguman–nya terhadap alesha....
..."Gue—malah! Ngerasa risih dideketin sama tuh cowo." arum mengangkat sebelah alis–nya mendengar alesha berkata dengan cuek begitu....
..."Ya—tuhan! Alesha elo—seriusan ngomong gitu? Hahahaha, kok ada ya cewek yang gak suka sama cowok—cowok tampan." arum tertawa begitu puas....
..."Apaan—sih! Gak ada yang lucu rumi." alesha cemberut menatap arum yang menertawai diri–nya....
..."Abis–nya, elo lucu! Hati–hati loh. Nanti elo kemakan sama omongan sendiri kayak waktu lalu! Gue—sih, sebagai sahabat cuman ngingetin elo aja." ujar arum dengan santai....
..."SERAH ELO." ucap alesha tidak perduli....
Malam ini alesha tidak terasa sudah menghabiskan waktu terlalu lama bersama sahabat–nya arum. Dan kini gadis tersebut menatap arloji di pergelangan tangan–nya menunjukkan pukul sembilan malam.
Alesha gadis yang keras kepala, setengah jam yang lalu arum memaksa untuk mengantarkan alesha kembali pulang. Namun alesha menolak dengan keras, arum benar–benar lelah menghadapi alesha yang dalam mode tidak Mood begini sangat sulit sekali di bujuk.
Alesha keluar dari kafe menuju halte yang terletak tidak jauh dari area kafe arum. Dalam perjalanan menuju halte sesekali alesha menatap langit penuh bintang sangat indah.
Setelah puas menatap langit, alesha sudah berada tepat di halte. Gadis itu menunggu bus berikut–nya, namun sampai setengah alesha menunggu tidak ada angkutan sama sekali, perasaan alesha mulai tidak nyaman. Suasana di sekeliling mulai sunyi dan gelap.
Alesha membuka ponsel–nya ingin memesan taksi. Namun takdir berkata lain, ponsel gadis itu seketika lowbat.
..."Chksss! Kenapa waktu begini–sih lowbat nya." gerutu alesha menatap ponsel–nya yang sudah mati tersebut....
..."Duhh! Kok—gue ngerasa merinding sih! Mana udah hampir tengah malam lagi."...
Dari kejauhan dua orang preman tengah berjalan menelusuri tempat dimana alesha tengah menunggu bus itu. Salah satu dari preman tersebut menyadari ada seorang gadis duduk sendirian di bawah lampu halte itu.
..."BRO LIHAT APA YANG GUE TEMUI." ucap preman itu memberitahu kepada teman–nya....
..."WAH ADA MANGSA BARU. KELIATAN NYA MASIH PERAWAN TUH GIMANA KALAU KITA COBA." ucap preman berkepala botak sedikit tua. Menatap mesum ke arah alesha....
..."AYOK LAH GAS, GAK SABAR NIH NGERASAIN PERAWAN GIMANA GUE." ucap satu preman dengan semangat....
Kedua preman itu berjalan dengan santai menghampiri alesha, sejak awal alesha memang tidak melihat kedua preman itu dikarenakan pencahayaan di jalanan sedikit buram yang membuat alesha sulit melihat orang dari jauh.
Preman–preman itu sudah berada tepat di hadapan alesha. Mereka menatap dengan penuh nafsu pada lekuk tubuh alesha yang sangat membuat air liur mereka tumpah, tidak pernah mereka lihat gadis semok seperti alesha ini wajah gadis alesha juga sangat cantik membuat gairah mereka bertambah.
..."HALLO CANTIK NGAPAIN DISINI SENDIRIAN?" ujar preman berkepala botak, ia mendekat alesha dan berusaha menyentuh dagu alesha namun dengan cepat alesha mundur beberapa langkah ke belakang....
..."ADIK CANTIK JANGAN TAKUT, GIMANA KALAU KAMU IKUT SAMA KAMI BERDUA SENANG–SENANG. KAMU BAKALAN PUAS NANTI–NYA."...
..."Pergi—KALIAN BANGSAT."teriak alesha dengan lantang, ia juga berusaha menjaga jarak pada kedua preman itu....
..."JANGAN GALAK–GALAK DONG CANTIK!" ujar preman satu–nya lagi....
Alesha memasang ancang–ancang ingin kabur. Namun kedua preman itu bergerak cepat menangkap alesha dan menahan kedua tangan–nya, alesha berusaha memberontak tapi semua itu sia–sia tenaga kedua preman itu lebih kuat ketimbang diri–nya.
Alesha berusaha di seret ke arah tempat paling sunyi di jalanan itu. Alesha menyadari diri–nya tengah terancam ia berusaha sekuat tenaga menjerit meminta tolong, hingga sebuah sepeda motor berhenti menghadang jalan preman itu hendak membawa alesha pergi.
..."Tolongggggg......" alesha berteriak dengan kuat....
..."Sutttttttt! Sabar sayang, menjerit–nya nanti saja ketika jony ku telah memasuki gua milik–mu." ucap pria botak itu berbisik tepat di samping kuping alesha....
BRUM!
Sebuah sepeda motor sport menghentikan langkah preman itu yang tengah menyeret alesha. Pria yang berada di atas motor turun dengan gagah tidak lupa juga melepaskan Helm fullface–nya, ketika helm dibuka alesha bisa melihat siapa wajah pria itu.
Deg
Deg
Deg
Jantung alesha berdetak begitu kuat bagaimana mungkin itu kevin, bukan–nya pria tersebut telah pergi begitu lama dari kafe arum. Mengapa bisa sekarang kevin berada tepat di depan alesha dengan wajah yang sangat menyeramkan itu, apakah pria tersebut tengah mendapat Mood buruk?
..."Ke—kevin....." ujar alesha dengan parau ia tidak percaya ada orang baik yang akan menolong diri–nya saat ini....
..."LO SIAPA? MAU JADI PAHLAWAN KESIANGAN BUAT NIH CEWEK." ucap pria botak dengan sok jago pada kevin....
..."LEPASIN." kevin dengan suara dingin memerintah kedua pria itu untuk segera melepaskan alesha....
..."SANTAI AJA BRO! LO JUGA MAU NIH CEWEK? GIMANA KALAU KITA BAGI TIGA AJA BERGILIR, BIAR A—" ucapan pria botak berhenti ketika sebuah pukulan sangat kuat yang kevin beri tepat mengenai wajah–nya....
..."ANJING TANGAN KOTOR LO GAK PANTES BUAT NYENTUH DIA BANGSAT."teriak kevin dengan penuh emosi, ia mematahkan sebelah tangan kedua pria itu dengan gerakan cepat. Tangan yang sudah berani menyentuh milik–nya memang pantas di patahkan....
..."Khakkkk! Ma—maaf, lepasin kita...." teriak preman sedikit muda memohon ampun pada kevin....
..."GAK SEMUDAH ITU, GUE BAKAL HABISIN ELO MALAM INI JUGA." kevin berucap dengan dingin, ia memukul. Kedua preman itu hingga tidak sadarkan diri, alesha yang masih berada di sana begitu syok melihat kejadian yang begitu mengerikan. Hingga membuat alesha seketika pingsan melihat amarah kevin yang begitu menyeramkan....
..."ALESHA......"teriak kevin menatap gadis itu sudah jatuh ke tanah, kevin menghentikan aksi–nya ia lebih mengutamakan alesha ketimbang kedua preman tersebut....
Namun. Kevin meminta beberapa anggota serigala untuk membawa kedua pria kurang ajat tersebut ke dalam sebuah markas milik mereka. Setelah kevin selesai dengan alesha ia akan mengurusi preman itu dengan tangan–nya sendiri.
