Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Menit demi menit, jam demi jam telah berlalu. Tidak terasa kini beberapa hari telah berlalu sejak kejadian dimana Kakek Jonathan dilarikan ke rumah sakit.
Pagi ini, Nayla terbangun dengan dirinya yang berada di dalam pelukan Jonathan seperti biasanya. Ya, sejak tidur bersama, meskipun mereka tidak saling bersentuhan saat hendak tidur, tetapi keduanya akan terbangun dalam keadaan berpelukan. Sehingga keduanya sudah mulai terbiasa dan tidak ada drama teriakan seperti awalnya lagi.
"Kenapa dia selalu memelukku seperti ini?" tanya Nayla di dalam hati seraya menatap Jonathan.
"Apa pernikahan kami bisa mendapatkan rasa cinta dan bisa bertahan? Apa kami bisa membentuk keluarga yang bahagia?"
"Huh, seandainya dia tidak bersikap seperti kulkas sepuluh pintu, aku pasti akan lebih merasa yakin. Tapi, ini? Dia malah bersikap dingin dan menyebalkan. Lihatlah, bagaimana bisa dia tidur dengan nyenyak sambil memelukku seperti ini tanpa izin."
"Wanita lain pasti akan berbahagia dan bermanja kepada suami mereka setelah menikah. Tapi, apa yang terjadi denganku? Bukannya bermanja ria, aku malah merasa kesal karena selalu di cuekin dan dikerjain oleh pria yang menikah denganku."
"Jangan memandangi ku seperti itu," ucap Jonathan yang tiba-tiba membuka matanya. "Kamu akan semakin terpesona denganku nantinya."
"Siapa yang memandangimu?" tanya Nayla salah tingkah karena kepergok oleh Jonathan. "
"Nay, apa kamu mau menolongku?" tanya Jonathan tiba-tiba dengan nada sendu.
Nayla yang heran dan penasaran pun menayangkan maksud dari perkataan Jonathan itu. "Memangnya apa yang bisa aku bantu, Kak? Bukankah Kak Jo punya lebih banyak uang daripadaku?"
"Ini bukan masalah yang, Nayla," ucap Jonathan yang kemudian melepaskan pelukannya di tubuh Nayla dan duduk bersandar di head board tempat tidur.
Nayla yang melihat hal itu juga melakukan hal yang sama. "Lalu?"
"Ini tentang Kakek," ucap Jonathan. "Ronald menghubungiku kemarin."
"Dia bilang kalau kondisi Kakek semakin melemah. Salah satu penyebabnya adalah terlalu banyak pikiran dan stress."
"Ronald juga mengatakan jika sepertinya Kakek stress karena memikirkan permintaan yang tidak bisa kita kabulkan itu."
"Lalu, Kak Jo ingin memintaku untuk mengandung anak Kak Jo, begitu?" tanya Nayla menyimpulkan.
"Maaf, Nay," ucap Jonathan tanpa berani menatap Nayla. "Aku tahu kalau kamu pasti tidak akan setuju. Aku tahu kalau kita sudah membuat kesepakatan. Aku tahu kalau dengan meminta hal ini darimu, berarti aku sudah melanggar kesepakatan kita."
"Tapi, aku juga tidak bisa membiarkan kondisi Kakek semakin memburuk, Nay. Aku akan sangat merasa bersalah jika sampai terjadi sesuatu dengan Kakek. Aku akan merasa sangat bersalah karena tidak bisa mengabulkan permintaan Kakek."
"Tapi, Kak, kita masih belum siap untuk melakukannya. Kita tidak punya perasaan apapun untuk satu sama lain saat ini," ucap Nayla.
"Apa Kak Jo mau melakukan hal itu dengan tanpa adanya rasa cinta yang melandasi? Apa Kak Jo mau melakukannya dengan perasaan yang canggung dan biasa saja?"
"Aku pasti akan berusaha untuk mencintaimu, Nay," ucap Jonathan yang sudah memutuskan untuk menyerah dan mengabulkan permintaan dari Kakeknya setelah mendengar kabar dari sahabatnya.
"Lagipula, sejak awal kita memang tidak berniat untuk berpisah. Sejak awal, kita memang ingin mempertahankan pernikahan kita, bukan? Aku yakin, kita akan bisa saling mencintai secepatnya. Aku juga akan berusaha untuk mengubah sikapku dan lebih memperhatikanmu. Aku janji, Nay."
"Cepat ataupun lambat, kita pasti akan melakukannya. Cepat ataupun lambat, kita pasti akan memimpikan kehadiran bayi mungil, Nay."
"Nay, aku mohon sekali. Tolong pikirkan Kakek, Nay. Aku mohon tolong pikirkan keadaan Kakek untuk kali ini."
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu kedepannya. Kita akan membesarkan anak kita dengan penuh kasih sayang meskipun kita masih belum bisa saling mencintai. Aku akan menghabiskan hidupku untuk melindungi dan menjagamu dan anak kita nantinya."
"Sebelum memutuskan, aku ingin bertanya sesuatu kepada Kak Jo," ucap Nayla.
"Apa yang Kak Jo rasakan kepadaku saat ini? Bagaimana perasaan Kak Jo kepadaku saat ini?"
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣