Dara

"Kalau perlu, aku akan melenyapkannya!"

Ibra menatap Cantika dengan dingin, "Selama ini aku sudah menjadi suami yang baik! Aku memenuhi semua apa yang kamu minta. Jangan sampai aku melakukan sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya!"

Deg

Jantung Cantika berdetak kencang, baru kali ini Ibra terlihat menyeramkan di matanya. Sejak menikah, tak sekalipun Ibra menampakkan kemarahan meski dirinya sering mendebat suaminya itu.

"Kau mengancamku karena Dara?!"

"Tidak! Aku hanya memperingatkanmu. Aku tahu tugas dan tanggung jawabku sebagai suami! Akupun tidak pernah berniat mempermainkan pernikahan! Jadi, jika kamu benar - benar tidak ingin hubungan kita berantakan, jangan lakukan hal yang bisa membuatku murka!"

Ibra meninggalkan Cantika dikamar.

"Kalian bertengkar lagi?" tanya Mama Indira,

Ibra hanya menatap kemudian pergi, membuat perempuan paruh baya itu menghela nafas panjang, "Sampai kapan kamu akan seperti ini?"

🌿🌿🌿

Dara bersiap turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya. Dia mematut sekali lagi penampilannya di depan cermin.

"Sudah oke"

Usai mengambil tas, Dara segera turun ke lantai bawah.

"Pagi semuanya?"

"Pagi, Sayang" sahut Mama Raya dan Oma Raisa

"Cucu Oma selalu terlihat cantik. Tapi sayang, masih jomblo"

Dara terkekeh, dia duduk disamping sang Papa, sembari mengambil dua lembar roti tawar lengkap dengan selai cokelat kesukaannya. "Tidak masalah jomblo. Yang jelas, aku jomblo bahagia"

Papa Axel tersenyum, "Semoga putri Papa segera di pertemukan dengan jodohnya"

"Amin!" sahut semua orang membuat Dara mendengus

"Aku masih muda. Baru dua puluh empat tahun. Untuk apa terburu - buru. Lagipula, tanpa pendamping pun, aku sudah bahagia"

"Tapi kamu tidak bisa berkembang!" celetuk Opa Danu

"Aku berkembang kok. Aku jadi semakin cantik dan dewasa"

"Maksud Opa, berkembang biak. Memangnya bisa sendirian?"

Dara mendengus, "Ck, Opa ini, kenapa malah membahas perkembangbiakan?!"

Opa Brama tersenyum, "Carilah pria yang menyayangi dan mencintaimu dengan tulus"

"Di dunia ini tidak ada pria yang bisa menyayangi dan mencintai sebaik Papa dan duo Opaku" sahut Dara sembari mengunyah rotinya

Oma Raisa menggeleng melihat berdebatan kecil keluarganya di pagi hari, "Pasti ada, Sayang. Kamu akan menemukannya, tapi kuncinya satu mulailah membuka hati"

"Benar yang dikatakan Oma", sahut Mama Raya "Cobalah untuk membuka hati, Mama yakin di luar sana banyak pria yang baik bahkan mungkin, melebihi Papa kamu"

Dara tampak menghela nafas, "Kenapa kalian malah pembicarakan hal ini, membuat nafsu makanku hilang saja", ucap Dara merajuk

Papa Axel tersenyum, "Nikmati dulu masa mudamu. Cari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Mungkin sekarang, kamu masih trauma. Tapi Papa yakin, suatu saat cinta dan obat dari lukamu akan menyembuhkan rasa sakit yang dulu kamu rasakan. Dan saat itu tiba, kamu akan jadi orang yang paling bahagia"

Dibanding semua orang di keluarganya, Papa Axel dan Mama Raya yang menurutnya paling bijak dalam hal menasehati. Beruntung sekali Dara memiliki orang tua seperti mereka.

Oma Raisa tersenyum, dia mengelus kepala darah dengan lembut, "Oma yakin, kamu sudah move on jadi mulailah membuka hati entah kapan pun itu waktunya. Sudah waktunya kamu bangkit dari perasaan terpuruk itu"

Dara hanya menanggapi dengan senyum,

Opa Danu meminum kopinya, "Siapapun jodohmu kelak, Opa pasti akan merestui kecuali pria begundal itu! Opa ingatkan, kamu boleh membalas sakit hati kamu tapi jangan sampai terluka untuk yang kedua kalinya. Apalagi sampai kembali sama dia!!"

Darah tertawa kecil, "Aku tidak mungkin jatuh ke lubang yang sama dua kali, Opa. Dan Aku pastikan hal itu tidak mungkin terjadi! Aku hanya ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan!" Dara berucap dengan yakin, dia menatap semua orang, "Tapi untuk membuka hati, aku tidak janji akan melakukannya". Gadis ituu segera berdiri ketika rotinya telah habis ia santap, "Aku pergi dulu ya. Hari ini ada beberapa acara yang harus aku tinjau"

"Baiklah hati-hati sayang"

"Tentu, Ma. kalau begitu Dara berangkat dulu"

Usai berpamitan dengan keluarganya, Dara segera menaiki mobil menuju ke salah satu hotel tempat diadakannya acara yang menggunakan jasa EO miliknya.

Saat berada di tengah perjalanan tiba-tiba mobil Dara dihadang oleh mobil lain dan Dara tahu siapa orang tersebut. Putri Papa Axel dan Mama Raya itu hanya tersenyum dibalik kaca mobilnya yang gelap.

Berbeda dengan Cantika yang tampak emosi Dara turun dari mobil dengan anggun dan gaya elegan

"Ini pasti ulahmu kan?!", tuduh Cantika

"Apa", tanya Dara santai

"Pasti kau orang yang sudah merusak pekerjaanku!"

"Kenapa menuduhku? Kau ada buktinya?"

Cantika tertawa, "Selama ini, tidak pernah ada masalah! Tapi sejak kau muncul, semua jadi kacau! Kau pikir, aku akan membiarkanmu mengacaukan hidupku? Jangan mimpi!"

Dara menatap Cantika sembari bersedekap dada, "Aku peringatkan, sebelum ada bukti jangan menuduh orang sembarangan! Kalau kau tidak suka hidupmu diganggu orang lain, akupun sama! Tapi jika kau ingin bermain - main denganku, dengan sangat menyesal aku mengatakan, kau bukan tandinganku!"

🌿🌿🌿

Kakak - kakak semuanya. Maaf baru bisa up. Aku sedang sibuk dengan pekerjaan di dunia nyata. Aku selalu mengusahakan untuk up tiap hari, tapi ternyata kalau pikiran sedang tidak singkron, pasti hasilnya berantakan. Jadi mohon maaf sebanyak - banyaknya. Semoga kakak - kakak semua selalu dalam keadaan sehat 🙏🙏