Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 - Menenangkan Ares
“Maomao sudah cukup!”
Maomao terlihat enggan tetapi dia harus mematuhi perintah Selena. “Bisakah aku bermain lebih lama?” tanya penuh harap.
“Lain kali.”
Selena menarik kursi kemudian duduk di hadapan dokter yang dikumpulkan Maomao.
“Aku mendengar bahwa kalian mengambil organ tubuh dengan dalih biaya pengobatan.” Selena menyilangkan kakinya sambil menompang wajahnya dengan sebelah tangan ketika mengintrogasi mereka.
“Tidak kami-“
“Lebih baik kalian tidak berbohong karena aku paling membenci pembohong.” Selena menggerakan tangannya kemudian Maomao berdiri dibelakangnya sambil menatap mereka mengancam.
Para dokter gemetar ketakutan ketika mengingat ‘siksaan’ yang baru saja terjadi.
“Benar, kami mengambil organ tubuh untuk penelitian,” jawab salah satu dokter.
“Tindakan kalian sudah kelewatan.” Selena melemparkan tatapan dingin.
“Memaksa pasien menyerahkan organ tubuh mereka hanya karena tidak bisa membayar biaya pengobatan sudah keterlaluan. Apakah kalian tidak menggunakan organ hasil kloning?” tanya Selena heran.
Dia memang tidak mengerti ilmu medis tapi sekarang teknologi sangat canggih sehingga bisa mengkloning organ manusia yang sangat mirip.
Organ kloning itu biasanya digunakan untuk penelitian sehingga tidak membahayakan manusia biasa.
“Kami mencoba membuat obat penenang lebih baik dari sebelumnya,” jelas dokter berambut kuning.
Obat penenang sangat penting bagi penduduk Planet Chaos karena hanya ada sedikit Guide yang bersedia tinggal di sini.
Oleh sebab itu rumah sakit terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitasnya.
“Apakah harus menggunakan organ manusia?” Selena merasa pusing dan memijat dahinya.
“Kami menemukan zat baru di organ manusia yang bisa menenangkan energi Sentinel,” kata dokter berambut hitam.
“Namun, zat ini hanya ada di tubuh orang tertentu dan kami berusaha menemukan asalnya. Jika obat penenang ini terbuat dari zat itu maka Sentinel tidak perlu lagi khawatir akan kegilaannya,” jelas dokter senior dengan rambut beruban.
“Siapa orang yang memiliki zat itu pertama kali?” Meskipun dia bukan Sentinel tapi sebagai penguasa Planet Chaos dia harus mendukung penelitian ini.
“Simon Garren, seorang pencuri yang pernah tinggal di Planet Matrix.”
“Planet Matrix?” Selena menaikan sebelah alisnya heran karena planet itu sangat dekat dengan garis depan.
“Apakah kalian pernah mengirim orang ke planet itu?”
“Tidak ada yang mau pergi ke sana,” jawab dokter senior.
Tidak mengherankan.
Lagipula sekuat apapun penduduk Planet Chaos tidak ada yang mau mendekati garis depan.
“Serahkan urusan ini padaku dan kalian harus beroperasi secara normal,” kata Selena memperingati mereka dengan tegas.
“Baik, tuan penguasa.”
Status mereka memang tinggi di antara penduduk Planet Chaos tapi tak ada satupun yang berani bersikap tidak hormat pada wanita ini.
Dia hanyalah pendatang baru yang bukan berasal dari planet ini.
Namun, 5 tahun yang lalu dia telah mengalahkan semua pemimpin faksi besar dan menduduki posisi sebagai penguasa Planet Chaos.
Ada beberapa orang yang tidak menerimanya karena dia orang asing tetapi Selena membuktikan dengan kekuatannya bahwa dia layak sebagai penguasa Planet Chaos.
Lagipula dia tidak berniat mengubah aturan dan cara hidup penduduk planet ini kecuali yang melanggar ‘perintah mutlaknya.’
Dia tidak pernah ikut campur dalam pertempuran antar faksi bahkan membantu mereka ketika menghadapi tentara dari Batalion Artemis.
“Akkhhh ….” Selena meringis kesakitan sambil menyentuh dadanya.
“Bos, apakah kau baik-baik saja?” tanya Ernest khawatir.
“Aku baik-baik saja.” Selena melambaikan tangannya dengan santai. “Awasi proyek itu dan jika kau menemukan petunjuk baru maka kau harus menghubungiku.”
“Maomao, ayo kita pergi!”
Mereka sudah pergi terlalu lama dan Selena khawatir jika Ares panik mencarinya.
Semoga saja pertempurannya dengan zerg belum selesai.
“Hati-hati bos.”
oOo
Selena muncul di bawah jurang dan memerintahkan Maomao untuk menggali celah yang bisa menyembunyikan satu orang. Dia harus membuat alibi sehingga tidak dicurigai oleh militer, apalagi ada jejak pertarungannya dengan zerg.
“Energi ini.” Selena menatap ke arah energi itu berasal karena sangat mengenalinya.
“Apakah Ares sudah kembali?” Selena berlari menuju sumber tersebut dan menemuka Ares dalam wujud setengah binatang.
Jika dia terlambat sedikit saja maka Selena tidak akan pernah melihat Ares lagi.
“Tidak!!!”
Selena berdiri di depan Ares dengan tangan terentang. “Jangan membunuhnya!”
“Minggir dari sana!” seru Marshal Zeus menghentikan tembakannya. “Dia akan berubah menjadi monster tak berakal dan bisa membunuhmu.”
“Tidak, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” jawab Selena keras kepala.
“Siapa kau?” Marshal Zeus sangat marah karena wanita ini mengganggunya.
“Namaku Selena, Guide dari Jenderal Ares,” kata Selena percaya diri.
“Kami memiliki kecocokan 99% dan aku yakin bisa menenangkannya.” Selena tidak memiliki pilihan sehingga harus mengungkapkan tingkat kecocokan mereka. Padahal dia ingin menyembunyikan selamanya sehingga bisa bebas setelah wajib militer 20 tahun.
“Jadi kau wanita dari Keluarga Hyperion.” Andai saja Selena tidak berasal dari keluarga itu, Jenderal Zeus sangat senang mendengar cucunya memiliki Guide.
Tidak ada orang yang baik di Keluarga Hyperion!
“Tolong beri aku kesempatan sehingga bisa memberikan guiding pada Ares.” Selena tidak bisa mendekati Ares karena dia ditahan oleh binatang spiritual milik Marshal Zeus.
“Kau hanyalah Guide kelas F kekuatanmu tidak berguna bagi Ares.”
Sayang sekali meskipun tingkat kecocokan mereka sangat tinggi tapi gadis ini terlalu lemah.
Seperti mengisi laut dengan setetes air.
“Apakah kau tidak pernah mendengar bahwa tingkat kecocokan lebih penting daripada kekuatan Guidenya,” ucap Selena.
Marshal Zeus mengerutkan keningnya dan teringat dengan perkataan mantan istrinya.
“Jika kau yakin itu bisa menenangkan Ares maka lakukanlah!” Akhirnya dia menyerah dan memilih bertaruh. “Tapi jika kau tidak berhasil maka aku akan membunuhmu bersama Ares.”
“Lakukan terserah mu.” Selena tidak takut dan berjalan mendekati Ares.
Black panther menatapnya tajam dan ingin mengusirnya tetapi pemiliknya memerintahkan untuk menjauhi mereka.
Selena mengedarkan energinya untuk menenangkan Ares hingga membuatnya berhenti memberontak. Namun, dia masih menggeram dan menatapnya waspada seolah siap menyerangnya kapanpun.
“Tenang, aku ada di sini untuk membantumu,” bujuk Selena dengan suara lembut.
Grrrrrrrrrr ……..
Ares merasa asing tapi juga familiar dengan aroma ini sehingga dia mengendus untuk memuaskan indra penciumannya. Tubuh mereka saling bersentuhan dan energi Selena terkuras dengan cepat.
Hari ini dia menggunakan kekuatannya terlalu banyak sehingga hanya ada sedikit energi yang tersisa.
Ares sangat marah karena aroma itu menghilang dan menggeram ke arah Selena.
Dia membuka mulutnya seolah ingin mengigitnya karena berani sekali mencuri aroma favoritnya.
“Kau ingin mengigitku?” Selena menggertakan giginya karena kesal.
“Kau pikir aku akan membiarkannya.” Selena membuka mulutnya dan bergerak lebih cepat untuk mengigit leher Ares.
“Kau milikku dan hanya aku yang bisa menandaimu,” guman Selena di sela gigitannya.
Ares tidak mendorongnya dan malah menikmati gigitannya, ekor dan telinganya bergerak-gerak pertanda bahwa dia dalam suasana hati yang baik.
Dia seperti kucing besar yang di manjakan oleh pemiliknya.
-TBC-