Daisy Lovely
Menikah itu berdasarkan 1 hal , saling mencintai. Tapi tidak denganku, aku menikah karena menggantikan pengantin wanita yang tiba-tiba menghilang begitu saja,
Saat itu suasana di aula pernikahan cukup tenang, semua tamu undangan tidak sabar menantikan kehadiran kedua mempelai, tapi ketenangan itu tak berlalu lama, ketika mempelai berjalan bersamaan menuju altar , beberapa tamu undangan berbisik
" aku pikir dia akan menikahi seorang model"
seperti itulah yang aku dengar selama berjalan menuju altar .
" kenapa dia yang menjadi pengantin wanitanya?"
Aneh memang, bukan aku yang seharusnya di samping pria ini menggandeng tanganya.
1 jam sebelum pernikahan, seorang wanita dengan gaun pengantin mewah duduk terdiam menunggu sesuatu, ia hanya tersenyum beberapa kali kepada teman-teman yang datang padanya lalu kemudian kembali terdiam, di tanganya ada surat yang terus di pandanginya.
"Sayang... Hm, kau cantik sekali "
Wanita itu menoleh ke arah suara yang mendatanginya, seketika senyumannya merekah.
"Seharusnya kau tidak di sini "
Ujarnya lantas berdiri, surat yang sejak tadi di genggamnya di sembunyikan di balik gaun mewahnya.
"Aku ingin melihat pengantinku yang sangat cantik"
"Baiklah , sekarang kau sudah melihatnya"
Mereka saling berpelukan, pengantin pria tak bisa menyembunyikan raut bahagianya.
"Kau tidak menyesal menikahiku?"
"Pertanyaan macam apa itu, bagaimana aku menyesal menikah dengan wanita yang aku cintai"
Wanita itu tersenyum getir sambil melirik surat yang tak jauh dari pandanganya.
"Aku akan kembali menyambut para tamu"
"Hmm"
Pria itu berlalu, dengan langkah dan senyum bahagia ia kembali menemui para tamu undangan yang akan menyaksikanya menikah hari ini.
Upacara segera di langsungkan, mempelai pria di persilahkan menunggu mempelai wanita di depan altar, tapi saat itu kebingungan mulai terjadi, seorang asisten berlarian menghampiri pengantin pria dan membisikan sesuatu.
"Apa !"
Segera pria itu berlari menjauh dari altar, ia menuju ke ruang tunggu mempelai wanita dan menatap kosong pada gaun pengantin tanpa seorang memakainya.
"Henry ,Apa yang terjadi ?"
Wanita paruh baya menghampiri pria bernama Henry itu dengan wajah bingung.
"Ada apa?" tanyanya lagi cemas
Henry mendekati meja di samping gaun dan menemukan sebuah note yang membuat hatinya sangat hancur.
"Maafkan aku Henry, tapi aku tidak bisa meninggalkan karirku"
Henry meremas kertas berwarna kuning itu dengan marah.
"Ada apa ?"
Wanita yang tak lain Ibunya merebut kertas di tangan Henry dan terkejut.
"Bagai..bagaimana dia bisa lakukan ini ??? Wanita itu.... Keterlaluan !!"
Keadaan menjadi membingungkan, Henry tak lagi dapat berkata apapun, dia hanya duduk lemas dengan tatapan kosong, sementara Nathalie yang merupakan ibunya terus berlarian kesana kemari minta bantuan seseorang mencari tau keberadaan Theresa sang pengantin wanita.
Saat itu orang tua mempelai wanita di hadapkan dengan masalah serius karena Nathalie tak berhenti memaki, pada akhirnya mereka mengusir keluarga Theresa pergi dari aula pernikahan.
"Apa yang harus kita lakukan?"
Nathalie terus bertanya-tanya tanpa seorangpun berani menjawab dari pertanyaanya itu.
"Batalkan saja pernikahan ini !" Ujar Henry
"Apa ?? Kau ingin membuat malu mama?"
"Lalu aku harus apa mah?"
"Pernikahan ini harus tetap terjadi "
"Apa maksudmu, pengantin wanita tidak ada , aku akan beritahukan pada tamu undangan jika pernikahannya batal"
Seorang pria paruh baya datang menghampiri mereka, dia adalah Paul ayah dari Henry.
"Jaga bicaramu, jangan berani-berani mengatakan apapun tanpa persetujuanku"
Hubungan suami istri itu sudah sejak lama memburuk, mereka hanya bertemu sesekali untuk menghadiri acara penting , selebihnya mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing.
Di tengah rasa diam dan kebingungan saat itulah seorang gadis bergaun putih selutut berjalan mendekati mereka.
"Itu dia ! Henry menikahlah dengannya"
Henry mengikuti arah mata Ibunya memandang dan menemukan gadis bernama Erica datang padanya.
"Dia gadis yang sangat baik, bukankah kau sudah mengenalnya?" ujar Nathalie
"Apa maksud mama?"
"Jangan coba-coba mempermalukan mama di hadapan para tamu, menikahlah denganya, setelah beberapa bulan kalian bisa bercerai"
"Mah ...."
"Henry !! Kali ini kau harus menuruti permintaanku,kau bisa menceraikannya nanti. Mama tidak ingin mempermalukan diri mama di hadapan para tamu " tegas Nathalie
"Tapi ..."
"Persiapkan dirimu, kembali ke altar dan tunggu "
"Mah... Aku tidak bisa menikah dengan sembarang orang "
"Lakukan ini jika kau tidak ingin melihat orang yang sudah melahirkanmu di permalukan . Mengerti ..."
"Aku...aku harus bicara dengannya "
"Mama yang akan bicara denganya "
Erica semakin dekat, ia memandangi ibu anak itu dengan penuh senyuman di wajahnya.
"Selamat ya Bu "
Erica memeluk Nathalie yang merupakan atasanya di kantor, mereka cukup dekat.
"Terima kasih Erica"
"Selamat juga buat Pak Henry "
Erica tersenyum dan di balas anggukan Henry.
"Erica bisa kita bicara sebentar "
"Iya, silahkan Bu "
Nathalie menceritakan semuanya dan membuat Erica sangat terkejut, terlebih ketika Nathalie meminta Erica menggantikan posisi pengantin wanita agar pernikahan ini tetap berjalan dengan lancar.
"Maaf Bu, Bagaimana bisa saya menggantikan posisi itu . Saya tidak bisa"
"Tolong aku Erica. Kali ini saja. Setelah beberapa bulan kalian bisa bercerai"
"apa ? "
"menikahlah dengan Henry untuk beberapa bulan ke depan saja, aku mohon ..."
"Tapi ..."
"Mah, aku akan bicara denganya "
Tiba-tiba Henry ada di antara mereka.
"Lakukan disini " pinta Nathalie
"Tidak, aku akan bicara berdua dengannya"
Henry meraih tangan Erica dan menariknya menuju ke sebuah ruangan tertutup, di sana mereka diam sejenak.
"Maafkan mama, Erica "
"Tidak apa-apa "
"Mama pasti sudah menceritakannya padamu. Begitulah yang terjadi"
"tapi kenapa?"
"entahlah. Aku sedang tidak bisa berpikir sekarang"
Erica terdiam , dia ingin membantu tapi bukan untuk menikahi Henry,
"Aku hanya akan mendengar 1 jawaban darimu"
"Sebelum itu bisakah aku tanyakan ini?"
"Huh, ya . Tanyakan saja "
"Apa yang akan terjadi jika aku menikah denganmu ?"
"Erica, kau bukan orang yang aku cintai tentu saja kedepannya akan sulit bagi kita, tapi itu membantu menyelamatkan harga diri mama di hadapan para tamu. Kau tahu kan Mama seperti apa"
"Lalu bagaimana jika aku menolak ?"
"Aku sendiri yang akan memberitahukan pernikahan ini di batalkan sekaligus mempermalukan Mama mungkin juga Papa, selain itu aku tidak akan dapat sebagian saham yang seharusnya di berikan padaku setelah aku menikah"
Erica terdiam, dia tidak ingin menikah dengan orang yang sama sekali tidak mencintainya, meski begitu Erica pernah menaruh rasa pada Henry saat dirinya belum mengetahui bahwa Henry memiliki kekasih.
"Aku akan menghargai keputusanmu. Aku tidak akan memaksa"
"Akan aku lakukan!"
Keputusan Erica membuat Henry terkejut, tapi dia berusaha mengendalikan dirinya.
"berapa bulan aku harus berpura-pura menjadi istrimu?"
"aku rasa setidaknya 6 bulan. Bagaimana dengan membuat perjanjian?"
"aku rasa itu bagus"
"sebelum itu bagaimana jika kita selesaikan semuanya dulu"
Erica mengangguk dan langsung menuju ruang ganti,
Dengan segera Erica bersiap , ia mengenakan gaun pengantin yang di tinggalkan Theresa
Sementara Henry menunggu di altar, tak lama Erica keluar ruangan berjalan perlahan menuju altar.
Sejenak Henry terpukau oleh kecantikan Erica , menurutnya Erica jauh lebih cantik di bandingkan Theresa. Erica berjalan perlahan di sambut Henry dengan mengulurkan tanganya, pemberkatan di mulai ,mereka berdua mengucap janji suci.
"Kau boleh mencium istrimu sekarang"
Tiba-tiba saja mereka menjadi sangat canggung, walau sudah berhadapan Erica lebih menunduk karena perasaan bercampur aduk.
Ia mengangkat wajahnya ketika ada sentuhan tangan melingkar menarik pinggangnya. tak ada sepatah katapun yang keluar, Henry mencium bibir Erica perlahan. Erica menutup matanya merasakan hangat sentuhan bibir Henry yang lembut.
Keputusan besar yang aku ambil tanpa memikirkan yang terjadi ke depannya masih membuatku termangu, secara mengejutkan aku menikah dengan seorang pria kaya dengan segala kesempurnaannya.
Bagaimana bisa aku terjebak dalam semua ini, aku memang pernah menaruh hati pada Henry ketika pertama kali aku melihatnya bersama Bu Nathalie, aku selalu senang mendengarkan ketika Bu Nathalie berbicara tentangnya, tapi kemudian aku di sadarkan kenyataan jika sebenarnya Henry sudah memiliki kekasih seorang model yang cukup terkenal.
Sejak saat itu aku memutuskan untuk berhenti menyukainya, entah karena tidak dekat denganya jadi dalam waktu sebentar saja perasaan suka itu lenyap.
Erica tiba di rumah dengan halaman hijau dengan bebatuan kecil menghiasi , dia memandangi sekeliling rumah ini nampak sangat sejuk ada pohon yang tidak terlalu besar di halaman rumah selain itu tanaman disana juga sangat indah terawat. bunga-bunga bermekaran indah membuat rumah itu semakin nyaman untuk di tinggali.
Erica menurunkan 2 koper miliknya lalu membawanya masuk ke dalam rumah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments