Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 : MEMBUKTIKAN KEMAMPUAN
Di depan gerbang Ibukota Kerajaan Veniar, terdapat beberapa orang pejabat kerajaan yang sedang berdiri menunggu disana. Meskipun sebagian besar pejabat yang berkumpul bukan pejabat paling tinggi seperti perdana menteri, namun kehadiran mereka tetap menarik perhatian banyak orang yang lewat dikarenakan jarang bagi pejabat ibukota untuk berkumpul di tempat umum seperti ini.
"Tunggu, bukankah itu jendral Pasukan Harimau Putih, Jendral Jiral? Bukankah semua jendral 4 pasukan ibukota selalu jarang datang ke kota dan selalu tinggal di kamp mereka?", tanya seorang penduduk yang lewat penuh rasa terkejut sebab ia mengenal salah satu pejabat yang menunggu di dekat gerbang kota.
Di Kerajaan Veniar sekarang masih terdapat 3 pasukan perbatasan yang dihormati atas jasa mereka menjaga wilayah kerajaan serta 4 pasukan elit ibukota yang dijuluki sebagai pasukan terkuat tepat dibawah pasukan Infanteri Emas.
Salah satu dari 4 pasukan elit ibukota tersebut yaitu Pasukan Harimau Putih yang berjumlah 80.000 pasukan infantri dan 20.000 kavaleri. Setiap pasukan mereka menggunakan baju besi berwarna perak dan dikenal karena kecepatan gerak mereka yang fleksibel layaknya seekor harimau. Apabila ketika mereka sudah menentukan target mereka, maka target mereka tersebut akan dicabik-cabik oleh taring mereka.
Pasukan Harimau Putih dipimpin oleh Jendral Jiral bersama 2 wakil jendral lainnya. Jiral merupakan salah satu veteran tua yang mengikuti Raja Veniar IV sebelum dia menjadi raja. Sejak dulu, Jiral selalu berani dan berperang di baris depan yang membuat raja sangat menghargai jasanya.
Oleh karena itu, setelah menjadi raja, Jiral diberi jabatan jendral pasukan elit yang terkenal di seluruh kerajaan. Bukan cuma itu, Jiral merupakan sosok setia yang menjadi salah satu orang kepercayaan Raja Veniar IV. Dia selalu sibuk melatih pasukannya tanpa pernah sekalipun campur tangan di masalah politik, terutama persaingan antara pangeran. Selama raja belum memutuskan, Jiral menolak berhubungan baik dengan pangeran manapun sehingga raja semakin menghargai dirinya.
Perkataan penduduk tadi langsung menarik perhatian semua orang, mata banyak orang jatuh kepada Jiral penuh rasa bingung dan aneh.
Untuk menghindari masalah, umumnya para jendral 4 pasukan elit yang menjaga 4 sisi ibukota jarang kembali ke ibukota itu sendiri. Mereka selalu tinggal si luar ibukota, lebih tepatnya mereka tinggal di kamp bersama para prajurit. Kecuali ada kebutuhan mendesak atau perintah raja, mereka umumnya tak akan menunjukkan wajah mereka di ibukota.
Jiral mengabaikan tatapan penasaran semua orang, dia sedang menutup mata seperti menunggu sesuatu.
Beberapa saat kemudian, Jiral membuka matanya dan menatap ke arah jalanan ibukota di depannya "Dia datang!".
Mengabaikan pejabat lain di sekitarnya yang masih bingung, Jiral melangkah maju.
Perlahan-lahan di depan mata semua orang, sebuah kereta kuda yang diikuti oleh 300 pasukan berbaju besi warna merah tua mendekati gerbang ibukota untuk keluar meninggalkan ibukota.
Saat 300 pasukan di belakang kereta kuda terlihat, mata Jiral bersinar terang, ia bergumam pelan "300 pasukan elit! Mereka tidak kalah dari pasukan Harimau Putih, bahkan aku harus mengakui mereka mampu lebih unggul apabila melawan pasukan Harimau Putih normal!".
Para pejabat yang lain juga berkeringat dingin merasakan aura menakutkan dari 300 pasukan tersebut. Kalau bukan karena ada Jiral disini, mereka kemungkinan besar telah melarikan diri ketakutan.
Jiral berlutut hormat tepat di depan kereta kuda yang memasang bendera emas di atasnya "Jendral Pasukan Harimau Putih, Jiral Kigaer memberi hormat kepada pangeran ketiga! Saya disini mewakili yang mulia untuk mengantarkan kepergian anda!".
Pintu kereta terbuka dan sosok seorang pria muda berambut hitam pendek turun dari kereta kuda dan berjalan mendekati Jiral ujruk membantunya berdiri "Jendral Jiral, jangan bersikap begitu sopan! Kau adalah teman seperjuangan ayahku, aku seharusnya yang memberi hormat kepadamu".
Jiral berdiri tanpa sedikitpun kesombongan, ia menggelengkan kepalanya "Aku punggawa yang melayani yang mulia, sedangkan pangeran adalah anak dari yang mulia, tentunya sebagai punggawa raja, aku perlu memberi hormat kepada pangeran".
Myro berhenti berdebat bersama Jiral. Di bawah tatapan semua orang, Myro melangkah maju berdiri di depan semua pejabat yang hadir "Saya, pangeran ketiga Kerajaan Veniar, Myro Veniar memberikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada semua orang yang telah hadir untuk mengirim kepergian saya. Meskipun beberapa daridari kalian mempunyai tujuan lain, saya tetap menghargainya".
Para pejabat yang tadinya berantakan, berubah membentuk barisan yang tertib. Mereka melihat ke arah Myro tanpa sedikitpun sikap meremehkan, lagipula Jiral datang kesini secara langsung yang menunjukkan raja masih menaruh perhatian pada Myro, tidak mungkin Jiral datang tanpa izin dari raja.
"Semoga Pangeran Myro mampu membawa kemenangan bagi Kerajaan Veniar dan mengakhiri pemberontakan di utara!", teriak para pejabat yang membungkuk secara bersamaan kepada Myro.
Jiral yang berdiri di samping Myro ikut berkata dengan wajah tegas "Aku harap pangeran akan membawa kejayaan bagi Kerajaan Aras!".
"Terima kasih, semuanya!", kata Myro tersenyum lembut.
Pada umumnya setiap kali pangeran akan meninggalkan ibukota, akan ada pejabat yang mengantarkan kepergian mereka seperti Myro sekarang. Tetapi jika pangeran lain, acara mereka pasti dihadiri pejabat besar yang merupakan pendukung mereka.
Di bawah penghormatan semua orang, Myro berjalan kembali menuju kereta kudanya, upacara formal telah dilakukan sehingga artinya dia sudah bisa meninggalkan ibukota.
Pada awalnya semua orang berpikir Myro akan meninggalkan ibukota dengan lancar seperti para pangeran yang lain, namun apa yang tak pernah semua orang duga terjadi.
Ratusan kavaleri berbaju besi lengkap berjalan mendekati ibukota. Walaupun gerakan mereka belum terlalu serentak layaknya pasukan elit, tapi setidaknya mereka terlihat cukup terlatih sebagai pasukan.
Wajah Myro dan Jiral menjadi suram, mereka tahu maksud dari kedatangan para kavaleri ini.
Sekitar 200 kavaleri berbaris di depan gerbang kota sejauh 100 meter agar tidak dianggap musuh sebagai penjaga gerbang kota.
Lalu di tengah barisan kavaleri, sebuah kereta kuda yang ditarik oleh 4 kuda emas muncul.
Perlahan-lahan, sosok seorang pria dengan wajah sombong turun dari kereta kuda dibantu oleh para pelayannya.
Melihat kemunculan pemuda tersebut, Myro menunjukkan senyum dingin "Aku kira siapa yang datang, ternyata adikku Erald! Kenapa kau datang kesini? Apakah kau rindu terhadap kepergian saudaramu ini?".
"Tentunya aku datang untuk ikut memberikan selamat kepada saudara ketigaku", kata Erald tersenyum palsu, ia tentunya datang kesini membawa masalah bagi Myro "Tetapi aku sedikit khawatir kepada saudara ketiga yang pergi ke utara melawan pemberontakan besar yang penuh bahaya. Karena alasan tersebut, aku membawa pasukan kavaleri milikku untuk melihat apakah saudara ketiga bisa membuktikan bahwa dia layak pergi ke utara melawan pemberontakan disana sebagai seorang pangeran, jangan sampai memalukan nama keluarga kerajaan".
Mata Myro menjadi semakin dingin "Apakah kau menantangku?".
"Benar, namun jika saudara ketiga memiliki kemampuan, jangan gunakan 300 pasukan milik Nona Lune yang kau bawa, tapi gunakan pasukan mu sendiri melawan pasukan milikku. Aku juga ingin semua orang tahu, seberapa hebat saudara ketiga sehingga dipilih oleh Nona Lune", kata Erald meremehkan. Menurutnya tanpa bantuan pasukan Lune, pasukan Myro paling banyak berupa 200 prajurit tak terlatih, bahkan ada kemungkinan mereka belum mendapatkan perlengkapan bertarung yang memadai. Melawan 200 kavaleri miliknya yang telah dilatih oleh pelatih terbaik dari keluarga Viscount milik ibunya, Erald yakin dia akan menang.
Myro sedikit ragu, bagaimanapun dia belum pernah melihat secara langsung pasukan yang dilatih Ares. Ketika Tusen akan memberitahu Myro tentang keadaan pasukan Ares yang ia amati kemarin, Myro telah membulatkan tekadnya lebih dulu.
Ares selalu mengikuti dirinya, walaupun tahu Myro adalah pangeran terbuang, dia tetap percaya mengikuti Myro.
Karena itu, bagaimana Myro meragukan Ares yang begitu percaya pada dirinya?
Tanpa perlu mengetahui keadaan pasukan Ares dari Tusen, Myro memutuskan untuk percaya "Aku menerima tantanganmu, Erald!".