Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kitab Kaisar Kematian
“Ampun.. Ampuni aku, jangan bunuh aku!”
Ucap lelaki tua tersebut sambil meringkuk, nampak jiwanya terluka cukup parah. Melihat Li Yuan seperti melihat Dewa Kematian, “Aku hanya menjalankan tugas dari Keluarga Liu, tolong jangan bunuh aku” Rengek lelaki tua tersebut.
“Hmm..”
Li Yuan merapatkan bibirnya, ia masih berpikir efek serangan mental ternyata lebih menakutkan daripada serangan fisik semata.
“Baiklah, aku akan mengampunimu. Berikan aku teknik yang baru saja kau gunakan” Ucap Li Yuan dengan nada dingin. Namun bagi lelaki tua tersebut, ucapan Li Yuan seperti ucapan Kaisar kuno yang penuh aura penekanan.
“Tunggu sebentar!”
Ia lalu mengeluarkan sebuah gulungan kuno dari dalam cincin penyimpanan dan memberikannya kepada Li Yuan. “Ini adalah Kitab Kaisar Kematian, berisi tentang teknik Pengekang Jiwa, Penyegel Jiwa, dan Pelebur Jiwa.
Aku baru menguasai tingkat awal, yaitu Pengekang Jiwa” Ucap lelaki tua tersebut dengan jujur. Wajahnya masih dipenuhi rasa ketakutan yang pekat.
“Lalu dari aliran mana Kitab ini?” Tanya Li Yuan penasaran. “Kitab ini tidak dimiliki oleh Sekte atau aliran manapun, aku mendapatkan Kitab ini dari reruntuhan makam kuno saat aku mencoba peruntunganku”.
Dalam kondisi mental yang terluka, lelaki tua tersebut sangat menderita. Ingin matipun tidak bisa, jiwanya sudah terkunci. Hidupnya sudah dikontrol lawannya, beruntung ia tidak menjadi gila.
Li Yuan mebuka gulungan tersebut dan membacanya, memang benar ada tiga tingkatan yang terdapat dalam Kitab Kaisar Kematian. Secara cepat Li Yuan membaca dan memahami tentang Teknik Pengekang Jiwa, hanya dalam tiga kali baca ia sudah memahaminya.
Hal ini tentu tidak terlepas kemampuan intelektual yang sudah ditanamkan oleh ibunya sejak ia kecil, ditambah dengan terbukanya indra spiritualnya beberapa saat yang lalu.
Ia hanya bisa memulihkan jiwanya secara perlahan. Saat ini dia berusaha mengolok waktu, hingga waktunya tepat ia akan memberi serangan balasan.
Saat ini Li Yuan membaca halaman tiap halaman, dari satu halaman ke halaman berikutnya. Dalam pemahaman Li Yuan ada pemahaman terbalik antara Tingkat Kedua dan Ketiga, hubungan sebab akibat yang harus saling melengkapi dan dipelajari secara bersamaan.
Pemahaman ini di luar lelaki tua tersebut, jika ia mengetahui rahasia Kitab Kaisar Kematian maka ia akan sangat mudah membunuh Li Yuan.
Li Yuan menatap lelaki tua tersebut, “Bisakah kau rahasiakan tentang hal ini?” Tanya Li Yuan dengan tatapan serius. “Tentu saja bisa” Ucap lelaki tua tersebut sambil bergetar.
Sebagai penganut teknik mental, ia jelas dapat merasakan tatapan Li Yuan lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan tanpa Li Yuan sadari ia baru saja berusaha menerobos jiwa Li Yuan, namun pertahanan jiwanya sangat kuat.
“Apakah anak ini sudah bisa memahami esensi Kitab Kaisar Kematian?” Tanyanya dalam hati. Namun itu tidak mungkin, dirinya aja sudah bertahun-tahun hanya mampu menguasai satu teknik.
“Aku tidak menyukai tindakanmu yang barusan!” Ucap Li Yuan yang ternyata mampu mendeteksi ancaman yang menerobos jiwanya. Wajah Mo Cau berubah jadi pucat, ia takut jika Li Yuan akan menghancurkan jiwanya.
Lalu Li Yuan menyentuh dahi lelaki tua tersebut, menembakkan energi Qi yang segera mengunci jiwa dan pikirannya. “Barusan aku telah menyegel jiwamu, jika kamu mengkhianatiku maka jiwamu akan hancur lebur tanpa aku harus menyentuh dirimu” Ucap Li Yuan.
“Hal ini tentu saja sangat mengejutkan lelaki tua tersebut, ia tidak menyangka Li Yuan mampu menguasai teknik mental hanya beberapa saat.
“Baik tuanku, sekarang tubuh dan jiwa ini akan setia mengabdi pada tuan” Jawab lelaki tua tersebut. Li Yuan sengaja tidak membunuh lelaki tua tersebut karena dipandang masih dibutuhkan keberadaannya.
Menghadapi organisasi pembunuh seperti Gagak Darah tidak mungkin bisa ia hadapi seorang diri. “Siapa namamu dan apa hubunganmu dengan Organisasi Gagak Darah?” Tanya Li Yuan.
“Namaku adalah Mo Cau, merupakan salah satu Penatua di Organisasi Gagak Darah” Li Yuan mengangguk pelan, “Baiklah, sampaikan informasi tentang Organisasi Gagak Darah, terutama setiap gerak geriknya dalam usaha membunuhku dan keluargaku"
Mo Cau lalu bercerita tentang misinya. Misi tersebut akan tetap dikerjakan oleh anggota lainnya jika ia gagal.
Keluarga Liu merupakan pendiri Organisasi Gagak Darah. Keberadaan organisasi Gagak Darah bertujuan untuk menyingkirkan orang-orang yang akan mengancam atau menyaingi kemajuan Keluarga Liu.
Boleh dikatakan jika Organisasi Gagak darah adalah alat bagi Keluarga Liu. Di permukaan Keluarga Liu tampil sebagai Keluarga yang bersih, untuk pekerjaan kotor biar Organisasi Gagak Darah yang membereskannya.
Di mulai dari Kota Huanxie, lalu akan menyebar ke Kota-kota besar lainnya. Saat ini kehadiran Tuan Li Dan diperkirakan akan menjadi ancaman di masa depan. Oleh karena itu, membunuhnya di saat sebelum berkembang adalah pilihan tepat.
Sekarang kita memiliki kontrak jiwa, kamu bisa menyampaikan pesan dari dalam jiwa dengan jarak kontrol 250 Kilo meter tanpa harus bertatap muka” Ucap Li Yuan.
“Baik tuanku” Jawab Mo Cau dengan patuh. “Jika di depan umum, anggap kita tidak saling kenal dan jangan panggil aku tuan” Mo Cau terdiam sejenak,
“Baik” Lalu Mo Cau memberikan sebuah cincin penyimpanan dari dalam sakunya. “Terimalah ini sebagai hadiah pertemuan kita” Ucapnya dengan tulus. Li Yuan hendak menolak namun ia tak berdaya saat Mo Cau terus memaksanya.
“Terimakasih atas hadiah yang kau berikan, namun aku bukanlah tipe orang yang melupakan budi, aku akan mengingat hari ini di masa yang akan datang” Ucap Li Yuan.
Setelah diberitahu cara mengaktifkan cincin penyimpanan tersebut, Li Yuan kembali melanjutkan setengah perjalanan pulang yang sempat tertunda.
Selama tiga hari ini ia cukup lelah dan sudah merindukan keluarganya, kekhawatiran terhadap ancaman bahaya juga tidak lepas dari kekhawatirannya. Dengan menyewa kereta kuda ia tiba di kediaman keluarganya setelah menempuh waktu setengah jam.