NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Si Perawan Tua

Terjebak Cinta Si Perawan Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Pernikahan Kilat
Popularitas:44.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bhebz

Terjebak menikah dengan seseorang yang tidak pernah diinginkan adalah sebuah musibah besar, terlebih jika keduanya mempunyai latar belakang sosial yang berbeda. Tak ada cinta tapi harus hidup seatap adalah hal yang harus dilakoni Marvin Andrian dan Malena Rachman.

"Terang saja Miss mau menikah denganku karena aku ini siswa terpopuler di sekolah!" Marvin Andrian.

"Meskipun aku dapat predikat perawan tua, aku juga tidak ingin sembarang menikah, apalagi dengan anak ingusan seperti kamu!" Malena Rachman.

Mampukah mereka hidup bersama meskipun tanpa ada cinta diantara mereka berdua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Butuh Istirahat

Ciiiit

Piiiiip

"Aaargh!"

Bunyi rem yang diinjak dengan paksa berikut klakson mobil yang bersahut-sahutan di jalan raya saat itu lumayan menarik perhatian semua orang.

"Oey! Kamu gak punya mata ya!" teriak seorang sopir angkot dari jendela mobilnya. Ekspresi emosi tampak sekali di wajahnya yang sangar.

Malena yang berada di tengah jalan hanya bisa berdiri kaku dengan wajah yang ia tutupi dengan kedua telapak tangannya. Wanita berhijab itu tampak histeris dan kaget karena jaraknya yang begitu dekat dengan bumper mobil angkutan umum yang hampir saja menabraknya.

"Nyebrang kok pake tutup mata. Kamu kira ini jalan punya nenek moyangmu!" umpat sang sopir emosi.

Malena membuka kedua telapak tangannya kemudian tersenyum meringis. Debaran keras pada jantungnya karena kaget seakan ia dengar sampai ke kupingnya. Hampir saja ia menjadi korban tabrakan di depan rumah sakit umum itu karena tidak melihat kiri dan kanan jalan saat menyebrang.

"Sial! Kalau celaka pasti sopir yang disalahkan!" gerutu sang sopir lagi seraya memukul setirnya.

"Maaf," lirih Malena seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Ya udah, pergi sana!" teriak sang sopir lagi. Malena pun cepat-cepat menyebrang ke arah rumah sakit khusus penyakit jantung tempat sang ayah dirawat, yang berjarak hanya beberapa meter dari rumah sakit tempat Elsa di rawat.

Dengan kaki yang terasa sangat lemas karena kaget, ia pun segera menuju ke toilet ICU dan membuka kacamatanya. Menyusut cairan bening yang sejak tadi tak sabar untuk keluar dari kelopak matanya, ia pun menatap wajahnya yang masih tampak pucat di dalam kaca.

Wajahnya yang cantik kini tampak sangat menyedihkan sesuai gambaran perasaannya saat ini. Cairan bening pun menyeruak dan mulai membuat sebuah aliran sungai kecil pada pipinya yang mulus. Rasanya ia belum percaya dengan dua kejadian yang cukup membuat fisik dan psikisnya terguncang.

Elsa yang sedang mengandung anak Marvin dan kejadian di jalan raya yang hampir merenggut nyawanya.

"Mungkin kalau aku mati, rasa sakit ini gak akan aku rasakan lagi, tapi bagaimana dengan ibu dan ayah? hiks."

"Siapa yang akan membantu mengurus mereka?" gumamnya dengan isakan-isakan yang menyayat hati. Potongan gambar-gambar itu entah kenapa selalu saja muncul di kepalanya. Dan sekarang ia menyesalkan nasib hubungan diantara mereka yang memang seharusnya tak terjadi.

"Aaaaa, seharusnya aku tidak mempercayai kata-kata manis Marvin yang sepertinya hanya ingin mempermainkan aku," isaknya lagi.

"Harusnya aku sadar diri kalau aku tak pantas bersama dengannya yang memang tak selevel dari segi manapun."

"Hubungannya dengan Elsa pun sangat dekat, jauh sebelum aku mengenal Marvin menurut ibu Indira. Lalu aku dimana? Apa aku hanya selingan yang hanya ingin dimanfaatkan?"

"Oh tidak!" Malena menggelengkan kepalanya yang terasa sangat pusing dan berat.

"Marvin pasti sedang menertawakan aku yang tak punya harga diri ingin disentuh saja seperti itu, hiks." Wanita berhijab itu menyusut kembali airmatanya dan tak lama kemudian langsung jatuh tak sadarkan diri.

Malena perlahan membuka kedua netranya saat aroma khas obat yang sangat menyengat merangsang penciumannya.

"Hey, pingsan kok di toilet sih, gak ada tempat yang lebih baik ya mbak?" tegur Martin tersenyum.

Malena ikut tersenyum tipis kemudian menutup kembali kedua netranya yang masih terasa sangat berat.

"Tubuh mbak Lena tuh bukan mesin, harusnya dijaga dengan diberikan hak untuk beristirahat. Kalau sudah seperti ini gimana coba? Untungnya masih ada di lokasi rumah sakit." Marthin terus saja mengomel bagaikan seorang ibu bagi Malena.

Sedangkan wanita berhijab itu hanya bisa terisak dengan lelehan air mata dari sudut matanya.

"Ada masalah apa? Kalau tentang kondisi Pak Rachman, Alhamdulillah beliau sudah lebih baik kok setelah operasi. Jadi seharusnya bu guru gak mikirin itu lagi," ucap Martin mengakrabkan diri.

Malena masih saja diam. Martin pun menghela nafasnya.

"Kurang istirahat dan juga kurang asupan nutrisi bisa membuat tubuh tak kuat lho. Gimana kalau Bu guru makan dulu."

Malena menggelengkan kepalanya kemudian memutar tubuhnya dan membelakangi sang dokter. Saat ini ia sedang tak ingin bicara dan bahkan bertemu dengan siapa pun. Hatinya masih terluka dan sedang butuh obat untuk menyembuhkannya.

Martin pun berdiri dari duduknya kemudian berucap, "Baiklah, aku tinggal ya. Bu guru istirahat saja di sini. Aku akan minta perawat untuk mensterilkan ruangan ini biar Bu guru bisa tenang disini sampai pulih."

Malena tak menjawab tetapi hanya terisak. Martin pun paham. Ia yakin kalau wanita tegar itu kini tak setegar yang biasa ia lihat. Pria itu pun keluar dari ruangan perawatan itu dan meminta perawat untuk berjaga dan memberikan pelayanan yang terbaik.

Baru juga beberapa langkah dari ruangan itu, Martin pun bertemu dengan Marvin yang nampak sedang mencari seseorang.

"Bang, lihat Miss Malena gak di sini?" tanya sang adik dengan ekspresi yang sangat kacau.

"Gak. Kenapa?" jawab Martin balas bertanya. Ia menatap sang adik dengan tatapan tanya.

"Ada hal yang ingin aku bicarakan. Tadi gak ketemu di kelas jadi aku kesini."

"Oh. Niat banget ya. Kamu 'kan bisa sampaikan lewat telepon. Kamu bahkan belum ganti baju lho di jam seperti ini." Marthin menjawab dengan ekspresi yang sangat berbeda dari biasanya.

"Ah iya sih. Aku telepon sekarang deh," ucap Marvin dan segera mengambil handphone-nya dari dalam saku celananya. Menghubungi beberapa kali tapi panggilannya tak tersambung.

Marvin jadi semakin panik dan stress hingga Martin menatapnya dengan tatapan curiga.

"Kamu kenapa? Kalo urusan sekolah gak usah bawa-bawa ke tempat ini. Di sini tempat untuk para pasien beristirahat."

"Tapi 'kan Miss Malena bukan pasien bang."

"Bisa jadi pasien kalau dia terlalu banyak hal yang harus dipikirkan tanpa istirahat yang cukup."

Marvin pun menghela nafasnya berusaha untuk bersabar dan juga tenang.

"Baiklah, kalau abang ketemu Miss Malena, tolong disampaikan kalau aku mencarinya ya, plis ini penting sekali," ucap Marvin memohon. Ia yakin sekali kalau sang Abang pasti bisa membantunya karena pria itu sering bertemu dengan Malena di tempat itu.

"Ah ya, nanti aku sampaikan. Kamu pulanglah dan segera makan trus mandi. Gak usah mikirin gurumu itu."

Marvin pun tersenyum kemudian berucap, "Ah ya baiklah, aku pergi ya bang. Tapi ingat pesan aku ya," ucap Marvin kemudian segera pergi dari tempat itu.

Martin hanya tersenyum tipis kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangan pasien lain untuk melakukan visitasi.

"Gurumu yang cantik itu perlu istirahat Marvin, jadi sebaiknya kamu gak datang lagi kesini," gumam Martin dengan ujung bibir terangkat.

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

1
nuraeinieni
tas menantu mu mama indira,,,,,restui pernikahan marvin dan malena dong mama indira.
Rostina Sahar
Lebih baik jujur Marvin...
nuraeinieni
jgn cemburu malena,,,namanya juga mama cinta pertama utk anak laki2x,,,,bgtupun km cinta pertama mu adalah ayah mu.
Daniaaa
lanjut dan jangan pisahkan mereka lagi dong Thor
Daniaaa
betul banget Marvin. Saya setuju yang ini
Sofiaa
Ceritanya bikin baper tapi seruu abiz
rianaa
lanjut Thor
Halisa Mini
Aduh semoga hubungan mereka bisa lebih baik
sunshine wings
kasian isterimu Marvin.. 😔😔😔😢😢
sunshine wings
hohohoho.. tas isteri tercinta kesayangan Marvin ketinggalan authorku..
bagaimana menjawab pertanyaan mama Indira?
hanya dengan berterus teranglaa tentang hal sebenarnya agar tidak berbohong pada diri sendiri..
Intan Permata: Yap betul, setuju. harus jujur apapun konsekuensinya
total 1 replies
Justin
milik istriku Mah, ngomong gitu aja Vin
sunshine wings
lanjut author 💪💪💪💪💪
Titin Riani
katakan kalau itu adalah tas Malena, istrimu
may22
waduh, kayaknya lebih baik jujur saja. Katakan yang sebenarnya Marvin.
may22
more than words lah Thor...udah senyum2 bahagia eh disajikan part meresahkan 😵
ris123
duh perasaan aku kok gak enak yah
ris123
ied Mubarak Thor
Rostina Sahar
lanjut thor
Normah Basir
mamanya Marvin adalah cinta pertamanya,jng cemburu........melena kau sendiri yg membuat dirimu baper
nuraeinieni: betul sekali
Justin: coba makan wafer saja yak
total 2 replies
Rahmah Salam
pengaruh mama mertua....sangatlah besar...mampu merubah mood hngga 180 drjat..../Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!