Transmigrasi Aletta ( Antara Kebebasan Dan Komitmen )

¥¥¥¥¥¥¥¥

**Di rumah sakit**.

Alettha terlihat sangat kesal saat Altezza tidak mengijinkan dia untuk pulang , bahkan di sudah tidak memakai pakaian rumah sakit dan hanya duduk di sofa sambil bersedekap menyilangkan tangannya di dada lalu menatap tak suka kearah Altezza yang duduk di sofa terpisah dengan dirinya.

"Gue mau pulang sekarang"ucap Alettha sambil beranjak dari duduknya.

"Keluar dari ruangan ini , maka aku akan mengurungmu di rumah dan tidak akan mengijinkanmu keluar lagi"ucap Altezza yang menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan matanya.

Sebab bukan tanpa alasan Altezza melakukan hal itu , dia hanya sedang meredam amarahnya yang takutnya akan melukai Alettha , karenanya dia memilih untuk memejamkan matanya dan berharap emosinya bisa mereda.

"Lo itu nyebelin banget sih , sok ngatur ngatur hidup gue , lagian lo itu bukan siapa siapanya gue jadi enggak usah sok ngatur hidup gue"kesal Alettha saat melihat Altezza hanya diam tanpa bicara padanya.

"Percuma aja punya tampang ganteng bila nyebelin kayak lo"gerutu Alettha lagi hingga membuat Altezza tiba tiba terkekeh lalu membuka matanya dan melihat Alettha yang tanpa sadar mengembungkan pipinya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Melihat sikap mengemaskan Alettha , membuat Altezza tersenyum lalu beranjak dari duduknya dan mendekati Alettha yang tengah merajuk dan ..

**Cup**

Tiba tiba Altezza langsung mencium pipi chuby Alettha karena tak tahan melihat sikap mengemaskan Alettha , hingga membuat Alettha mendelik kearah Altezza yang malah tersenyum padanya.

"Lo rese banget sih , main nyosor aja"kesal Alettha.

"Jangan marah marah , nanti kamu sakit lagi"sambil mencubit pipi Alettha yang seperti squisy hingga membuat Altezza tak tahan ingin selalu menyentuh pipi Alettha.

"Yakh .. sakit tahu"sambil memegang pipinya yang jadi korban Altezza tadi.

"Siapa suruh kamu ngegemesin"

"Aa .. tau ah"sambil berjalan pergi menuju pintu keluar.

Namun langkahnya terhenti saat Altezza mengatakan sesuatu pada Alettha.

"Bukankah aku bilang tidak boleh keluar?"ucap Altezza dengan suara deep nya.

"Itu bukan urusan lo karena gue bukan tipe cewek yang gampang nurut sama orang yang enggak gue kenal"ucap dingin Alettha menatap Altezza.

"Aku bukan orang asing , karena sejak awal aku adalah orang yang di jodohkan kakek denganmu"ucap Altezza keceplosan hingga membuat Alettha terkejut dan dengan refleks dia memegang dadanya hingga membuat Altezza merutukki dirinya sendiri karena kelepasan bicara.

"*Sialan .. kenapa lagi dengan jantung gue , dan apa maksud dari Al jika dia adalah orang yang sebenarnya di jodohkan dengan Vanesha , lalu Rafka? lama lama gue bisa gila karena mikirin masalah ini*" batin Alettha yang merasa bingung dengan semua yang terjadi dengan dirinya.

Padahal dia belum lama berada di tubuh Vanesha , namun sejak dia bangun masalah secara bergantian menghampiri dirinya hingga membuat Alettha jadi bingung dengan misteri hidup Vanesha sebenarnya.

"Kamu enggak apa apa?"ucap Altezza cemas saat melihat Alettha yang hanya diam sambil memegang dada sebelah kirinya.

"Gue enggak apa apa dan jangan ikutin gue"jawan Alettha sambil membuka pintu dan berjalan pergi dari ruang rawatnya.

Banhkan dia juga mengabaikan dokter Gery dan Dika yang berpasan dengannya , sedangkan Altezza terlihat berteriak frustasi saat dia sadar jika dia sudah salah mengatakan hal itu.

Lalu dia kemudian berlari keluar untuk menyusul Alettha yang sudah pergi entah kemana.

££££££

**Flashback on**

Seorang pemuda terlihat sangat senang karena hari ini dia akan bertemu dengan calon tunangan nya , seorang gadis yang sudah lama dia sukai secara diam diam.

Namun karena dia harus melakukan perawatan mengenai penyakitnya , membuat si pemuda itu tidak bisa bertemu cukup lama dengan pujaan hatinya.

Dan baru kali ini dia diberikan kesempatan untuk bertemu sekaligus ingin melaksanakan pertunangan dengan gadisnya.

Namun langkahnya terhenti saat sang paman tiba tiba datang ke kediaman nya.

"Ingin kemana?"ucap dingin sang paman yang menatap tak suka si keponakan.

"Aku ingin kerumah Vanesha paman Angga , ada apa paman kerumahku?"ucap si pemuda yang berusaha bersikap ramah , meski dia tahu jika sang paman tidak menyukainya.

"Tidak perlu kesana Altezza , karena Rafka yang akan mengantikan mu , lagipula apa kau ingin membuat Vanesha mengalami serangan jantung saat tahu siapa dirimu?"ucap Angga menyeringai.

"Maksud paman apa , kenapa dengan seenaknya paman melakukan ini padaku!!"marah Altezza yang tidak terima jika Rafka lah yang akan bertunanggan dengan Vanesha.

"Itu karena seorang monster sepertimu tak akan pantas dengan Vanesha!"

"Paman tidak berhak melakukan hal ini padaku!"

"Tentu saja aku berhak , karena aku masih walimu!!"gertak Angga hingga membuat Altezza terdiam dan tak bisa membalas lagi apa yang dikatakan oleh Angga.

Karena semua yang di katakan Angga itu semua adalah benar , sebab .. sejak dia kehilangan kedua orangtuanya Angga lah yang menjadi walinya sampai dia genap berusia tujuh tujuhbelas tahun.

Dan setelah tujuhbelas tahun maka Altezza bebas menjalani jalan hidupnya dan bebas ingin ikut dengan siapa , namun sepertinya Angga tidak akan membiarkan sang keponakan hidup tenang dan mengambil hartanya kembali , karena itu .. tanpa sepengetahuan Altezza , Angga berencana untuk melenyapkan Altezza sebelum dia genap berusia tujuhbelas tahun.

"Jangan membuat ulah selagi aku masih walimu dan buang jauh jauh keinginan mu untuk bersama Vanesha , sebab itu tidak akan pernah terjadi"ucap Angga yang kemudian meninggalkan kediaman Altezza.

Hingga membuat Altezza marah sambil mengepalkan kedua tangannya sebab belum bisa melakukan sesuatu sebelum usianya tujuh belas tahun , dan dia harus menunggu satu tahu lagi agar dia bisa lepas dari jeratan sang paman yang hanya manfaatkan hartanya saja.

Namun karena tak ingin menyerah begitu saja , membuat Altezza menghubungi sang kakek yang tinggal di Kanada untuk meminta bantuannya , hingga dia memutuskan untuk pergi ke Kanada sambil mengobati penyakitnya yang takutnya akan melukai Vanesha nantinya.

Karena itulah Altezza berpikir untuk pergi sementara sampai dia dinyatakan benar benar sembuh , lalu akan kembali merebut Vanesha dari tangan sepupunya yang dia tahu tidak akan serius dengan Vanesha.

**Flashback off**

€€€€€€