Hai Bos!

Hai Bos!

Di club

"Alisha, kenapa ngga bilang kalo acara ulang tahunnya di club?" omel Laura ketika tau sepupunya mengajaknya masuk ke sebuah club mewah di ibu kota.

"Kalo aku terus terang, pasti kamu tolak, kan," tawa Alisha sambil terus menggeret sepupunya memasuki club mewah yang musik kerasnya sudah terdengar hingar bingar.

Penjaga club mewah itu mempersilakan mereka berdua masuk setelah Alisha memberikan undangannya.

Sepupunya sudah ikut bergoyang sambil melangkah mengikuti irama musik.

Laura menghembuskan nafas panjang.

Harusnya dia sudah curiga karena sepupunya mendandaninya agak beda dan memaksanya mengenakan coat panjang seperti dirinya.

Mamanya bisa curiga dan banyak tanya kalo melihat dandanannya dan Alisha dibalik coat mereka. Apalagi kalo kakek mereka sampai tau. Pasti bisa jantungan. Kakeknya pun secara tiba tiba mengunjunginya dan mama.di rumah.

Untungnya kedua orang tua itu sedang sibuk mengobrol dan ngga terlalu memperhatikan dia dan Alisha.

Hanya pesannya jangan pulang terlalu malam.

Alisha pun membawa mereka ke.kumpulan teman teman mereka.

"Wow, kalian datang juga,' tawa beberapa teman perempuan menyambut kedatangan mereka.

"Kalian....." Laura hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat para anak mami sudah berani maen ke club.

Tawa mengekeh kembali berderai. Ada Nevia, Karla, Vira dan beberapa yang lainnnya yang ngga akrab dengan Laura.

"Kita aman di sini. Ini club jetset. Ngga sembarangan yang bisa masuk ke sini," tukas Nevia santai saat keduanya sudah duduk

"No alkohol?" Alisha agak kecewa, dikiranya bisa mencicipi minunan mewah racikan ala bartender dengan kadar alkohol.

Memang dasar anak mami. Di club minumnya tetap soft drink, omel Alisha sambil menyesap soft drink yang berwarna biru.

"Aku boleh pesta ke sini asalkan ngga minum alkohol," cebik Nevia kesal. Padahal sepupunya yang laki laki bebas aja minum alkohol dengan santai.

Tapi mereka yang perempuan, dilarang dengan ketat.

"Jangan tanya pengawalnya. Ada di sekitar kita," kekeh Vira mengejek

"Mau bagaimana lagi. Yang penting aku diijinkan ke club." wajah Nevia terlihat bahagia.

"Oh iya, selamat ulang tahun, ya Nev." Laura baru teringat tujuannya.

"Thank's babe," senyum Nevia merekah menyambut cipika cipiki Laura

"Semoga tambah dibebasin, yah," kekeh Alisha juga ikut cipika cipika dengan Nevia yang membalas tawanya yang semakin berderai.

"Lau, selamat, ya, bisa juga tembus ke Merapi Steels. Perusahaan sepupu kita itu," puji Karla lalu mengembangkan senyum manisnya.

"Ngga jalur ordal, kan?" kekeh Nevia bercanda.

Senyum Laura yang mengembang langsung menyurut.

"Enak aja. Aku melewati empat jenjang tes tau," bantahnya dengan nada sengit. Selalu aja ngga percaya dengan kapasitas otaknya.

Laura hanya ingin membuktikan kalo dia bisa bekerja di luar perusahaan keluarga besarnya. Bahkan Merapi Steels yabg terkenal sangat sulit proses rekrutannya jadi tujuan pembuktiannya.

Terutama pada tantenya, anak sulung kakek dan neneknya yang paling merasa kalo anak anaknya lah yang paling sukses dan selalu merendahkan mamanya yang single fighter.

Karena itu Laura menempuh jalan paling terjal, menolak bekerja di perusahaan keluarga, walaupun Alisha sudah ngga terhitung menasehatinya, jangan dengarkan suara sumbang tantenya.

Tapi harga diri Laura terlalu tinggi untuk terus mengalah.

"Ya, ya.... Kamu memang super pintar. Salut dengan keberhasilanmu," puji Karla tulus. Dia tau sangat sulit menjadi sekretaris sepupunya yang sok dingin dan sok datar itu.

Dia saja lebih baik bekerja di perusahaan kakeknya saja, keluarga Airlangga Wisesa. Semua sepupunya bekerja di sana kecuali Erland, Eldard serta si kembar Jayden dan Jennifer.

Kedua sepupu itu tergelak gelak.

"Percaya. Apalagi jadi sekretaris sepupu aku yang super kaku. Harus sabar, apalagi nanti kamu bakal dibanding bandingkan dengan Jacinta. Sabar aja, deh," sambung Karla lagi.

"Siapa tu Jacinta?" Laura jadi tertarik.

"Sekretaris lama. Pintar banget. Sayangnya mau nikah jadi berhenti," jelas Nevia.

"Gosip yang beredar, benar ngga, sih, Erland ditolak?" tanya Vira. Dia sempat dengar dari obrolan sepotong sepotong papanya dengan teman temannya. Hatinya sulit untuk percaya.

"Erland ditolak? Jangan asal ngomong," debat Nevia agak menaikkan nada suaranya. Ngga terina dia sepupunya dijelekkan. Erland adalah tipe laki laki yang dipuja oleh banyak perempuan cantik di luar sana. Kalo ada yang berani menolak Erland, berarti orang itu bodoh banget.

"Ya, kalo gitu rumor aja kali, ya," tegas yang lainnya.

"Jelaslah ngga mungkin."

"Mungkin karena Erland ngga punya pacar, jadi gosipnya terlalu banyak, ya."

"Dia itu pemilih. Lagian masih muda juga, ngapaian cepat. Kita aja masih betah jomblo," tawa Karla berderai.

"Ayo, kita goyang," sahut Karla lagi yang langsung meliuk liukkan badamnya dengan lincah sesuai irama musik yang dimainkan DJ.

"Ayo.... Siapa takut," balas Nevia yang juga ngga mau kalah meliukkan tubuhnya

Laura hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua gadis yang masih sepupuan itu.

Bahkan sepupunya Alisha juga ikut bergoyang. Begitu juga Vira dan yang lainnya. Malah sekarang mukai berbaur ke tengah ruangan.

Mata tajam Laura melihat beberapa laki laki berpakaian seragam tampak mulai bergerak mengawasi keduanya.

Setelah cukup lama berjoget, Laura mulai menjauh.

"Mau kemana?" tanya Alisha ketika melihat Laura melangkah melewatinya. Dia sendiri masih asyik bergoyang. Kapan lagi bisa masuk ke dalam club elit secara gratis dan terlindungi.

"Toilet bentar, ya."

"Oke. Perlu ditemani?"

"Nggaklah. Memangnya aku anak kecil," cibir Laura sambil pergi.

"Kalo nyasar share lok aja," kekeh Alisha ganti mengejek.

Laura ngga mempedulikan.

Akhirnya selesai juga dia di toilet. Ketika.dia melewati lorong yang terdapat beberapa kamar, Laura menjerit ketika tangannya ditarik seseorang.

"Apa apaan ini!" serunya marah. Apalagi laki laki itu kini membawanya ke dalam kamarnya.

"Tolong aku.," ucap laki laki itu dengan nafas tersengal. Tangannya segera menarik simpul dasinya dan melepaskan dua kancing kemejanya.

Yang membuat Laura terpaku karena laki laki ini sangat tampan. Tubuhnya tinggi tegap. Padahal postur Laura yang sudah terlalu tinggi untuk ukuran perempuan, hanya sepundak laki laki itu saja.

"Ap apa yang bisa aku bantu.....?" tanyanya gugup.

Posisi mereka terlaku dekat.

"Seseorang mencampuri minumanku dengan pil pera ngsang."

DEG

Laura seakan berhenti bernafas, hambusan nafas laki laki itu terasa panas di wajahnya.

Tatapan laki laki itu kian tajam memperhatikannya.

"Ak aku akan memanggil dokter." Laura bermaksud menelpon dokter pribadi kakeknya.

"Jangan! Aku punya dokter sendiri," laki laki tampan itu menekan angka di ponselnya.

Nafasnya masih tersengal. Jantungnya seakan mau meledak.karena dia sedang menekan hasratnya.

"Temani aku sampai dokter dan pengawalku datang," titahnya sambil menyimpan ponselnya .

Nafasnya makin tersengal. Gejolak obat sialan itu mulai menyakiti organ dalamnya.

"Bis bisa to tolong aku."

Laura tercekat melihat tatapan berkabut itu. Dia tau apa yang laki laki ini minta. Jantung Laura berdebar sangat cepat.

Dia ngga mungkin mengabulkannya

"Ak aku pasti akan tanggungjawab. Hah hah....." Hembusan hembusan nafasnya kian terasa panas.

Dia mendekatkan wajahnya.

Laura tersadar. Dia berontak agar bisa melepaskan pelukan yang semakin erat dan kuat.

"Tidak mau! Lepas," serunya marah bercampur takut. Apalagi Laura baru tersadar kalo dia ngga mengenakan coatmya.

Tapi laki laki itu sepertinya sudah menyerah untuk terus bertahan.

"Aku akan tanggung jawab." Bibirnya langsung meraup bibir Laura. Tangannya mere mas bagian sensitif tubuh Laura membuat mata gadis ini terbuka lebar.

Dengan seluruh tenaganya, Laura menghantamkan lututnya ke bagian aset paling berharga laki laki itu membuatnya melenguh kesakitan.

Pelukannya yang longgar langsung dimanfaatin Laura untuk melepaskan diri.

Sepertinya hajarannya tadi agak meleset.

"Apa yang kamu lakukan!" Mata elang laki laki itu bersinar marah. Tapi hasratnya mengalahkan kemarahannya.

Dalam hati memaki relasi bisnisnya yang sudah mencampur minumannya dengan obat pera ngsang. Padahal dia sudah mengantisipasi dengan hanya minum sedikit saja.

Nevia anaknya Hazka dan Kirania

Karla anaknya Ansel dan Nayara

Terpopuler

Comments

Yuli Ana

Yuli Ana

udah launcing tpi gak ada pemberitahuan nih kk rahma....😥
ni anak2 mereka jg bersahabat ya... keren... sahabatan dan sodaraan turun-temurun...

2024-05-30

5

Puji Ustariana

Puji Ustariana

maaf mw tny kok di novel te amo corazon sepupu yg cwek cuma 2 yaitu jenifer dan anaknya nidya dan fathan? maaf klo salah 🙏🙏

2024-06-08

1

Zea Rahmat

Zea Rahmat

baru mau tanya nevia sm karla anaknya siapa🤣🤣😂😂berarti ini dr keluarga Airlangga semua ya... keturunannya keluarga besar zira ya😂

2024-05-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!