TEROR "A Mystery Story"

Di sebuah tempat cucian mobil

Ayu yang mendapat tugas giliran untuk mencuci mobil, lantas memutuskan untuk membawanya ke tempat cucian mobil.

Mobil tersebut memang milik Arka pribadi, namun setelah bergabung dengan chanel horor "Teror", Arka memutuskan untuk membuatnya menjadi mobil dinas. Yang tentunya tidak secara gratis bukan?

Setiap beberapa hari sekali harus ada cek fisik dan tentunya kebersihan yang harus di lakukan secara bergantian dari keempatnya. Dan hari ini tibalah waktunya bagi Ayu untuk melakukan tugas tersebut.

Ayu menghela napasnya dengan panjang, setelah kejadian kecelakaan semalam, tidak ada satupun temannya yang menghubunginya. Mereka bertiga seakan diam membisu tanpa kabar sama sekali, hal tersebut lantas membuat Ayu mulai khawatir karenanya.

"Mengapa mereka tidak ada yang mengabari sama sekali? Apakah sesuatu terjadi kepada mereka?" ucap Ayu sambil menatap ke arah layar ponsel miliknya.

Ayu yang tak mendapati apapun hanya dengan menatap layar ponsel miliknya, lantas terlihat mengedarkan pandangannya ke area sekitar.

Seorang wanita cantik terlihat tengah terduduk dengan tatapan yang kosong menanti mobil miliknya yang sedang di reparasi.

Ayu mengernyit dengan raut wajah penasaran, ketika menyadari jika sosok wanita tersebut seperti tak asing baginya.

"Ah... Bukankah dia wanita yang ada di kantor polisi? Sepertinya aku tidak salah lihat..." ucap Ayu sambil bangkit dari posisinya.

Ayu yang penasaran akan wanita tersebut, lantas melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana ia berada. Sepertinya Ayu sedikit penasaran dengan sosok Pria yang meninggal semalam.

"Permisi, apakah kamu wanita yang ada di kantor polisi?" ucap Ayu yang lantas membuyarkan lamunan wanita itu.

"Ah... Kamu saksi dari kecelakaan Aldo?" ucap wanita tersebut yang lantas membuat Ayu mengangguk dengan cepat.

"Boleh aku duduk di sini, sepertinya kamu datang seorang diri... Jika tidak keberatan biarkan aku menemani mu." ucap Ayu yang di balasnya dengan senyuman tipis.

"Kecelakaan itu pasti membuat mu terkejut ya? Aku bahkan lebih terkejut dengan hal itu... Hanya saja, pesan darinya membuat ku tersadar jika aku tidak boleh lemah dan hanya menangisi takdir yang menimpa ku." ucapnya dengan nada yang terdengar getir.

"Maaf, bisakah kamu menjelaskan maksudnya? Jika kamu tidak keberatan..." ucap Ayu kemudian.

"Panggil aku Andin..." ucap Andini yang lantas di balas Ayu dengan anggukan kepala.

"Aku tidak bermaksud ikut campur akan apa yang sedang terjadi, namun entah mengapa aku merasa aneh dengan apa yang terjadi. Setelah kecelakaan tersebut tak ada satupun dari teman-teman ku yang menghubungi ku. Rasanya seperti ada sesuatu yang sedang teman-teman ku tutupi, hanya saja aku tidak tahu apa itu. Jadi aku pikir.. Mungkin saja ini ada kaitannya dengan kecelakaan tersebut." ucap Ayu pada akhirnya dengan nada yang terdengar ragu.

"Kamu tidak usah takut jika aku akan menyalahkan kalian atas kecelakaan yang menimpa Aldo. Lagi pula setiap harinya kehidupan kami tak luput dari hal normal seperti yang lainnya." ucap Andini yang semakin membuat Ayu tak mengerti karenanya.

"Apa maksud dari perkataan mu sebenarnya?" ucap Ayu tak mengerti.

"Kami berpacaran sudah lama, putus nyambung, ldr atau bahkan pertengkaran sudah sering terjadi di antara kami. Hanya saja setelah ia memutuskan untuk datang ke Jakarta dan menyusul ku yang lebih dulu bekerja di kota, mendadak merubah segalanya. Ada sesuatu yang berbeda dari Aldo, seringkali ia menyebut jika dirinya adalah orang jahat yang merenggut nyawa orang lain, tidak hanya itu.. Dia juga mengatakan berbagai macam hal yang berkaitan dengan hal mistis. Awalnya aku menganggap jika Aldo stres karena terlalu banyak tekanan di tempat kerjanya. Namun aku akhirnya mengetahui jika ia sedang menerima balasan dari apa yang telah ia perbuat. Aldo melakukan sebuah ritual untuk mendapatkan mata yang lain demi kesuksesannya dan ia membayar banyak untuk ganti apa yang ia inginkan." ucap Andini dengan nada yang bergetar.

Ayu terdiam sejenak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Andini, hal tersebut tentu saja membuat tali yang semula terputus kini mulai tersambung dan menemukan titik terangnya.

"Jadi maksud mu... Aldo mendapatkan mata untuk melihat sesuatu yang tidak terlihat dan sebuah kesuksesan, namun harus membayar apa yang telah ia peroleh selama ini?" ucap Ayu seakan memperjelas segalanya.

"Ya, dan aku rasa kecelakaan tersebut termasuk harga yang harus ia bayar sebelum akhir hidupnya. Aku berusaha untuk menerima segalanya, namun entah mengapa di sini masih saja terasa sakit dan aku tidak bisa pungkiri hal itu." ucap Andini sambil mengusap air mata yang jatuh tanpa bisa ia cegah.

"Aku turut bersedih atas apa yang menimpa Aldo dan juga dirimu. Aku harap sekarang kamu bisa menjalani hidup mu lebih baik lagi. Apa yang terjadi kepada Aldo adalah sebuah ikatan yang ia pilih sendiri, jadi jangan salahkan dirimu atas apa yang terjadi. Aku yakin Aldo juga tidak menginginkan hal tersebut." ucap Ayu mencoba untuk menenangkan Andini yang nampak begitu terpukul akan kepergian Aldo secara tiba-tiba.

.

.

.

Setelah mobilnya selesai di cuci, Ayu nampak membawa langkah kakinya masuk ke dalam mobil. Perkataan Andini sebelumnya benar-benar terngiang-ngiang di kepalanya saat ini.

Apa yang terjadi bukanlah sebuah kebetulan, Ayu yakin jika segalanya masih berhubungan termasuk dengan sikap teman-temannya saat ini.

Ayu mengambil ponsel miliknya dari tas selempang yang melingkar di tubuhnya. Di ketiknya sebuah pesan singkat di grup yang menyuruh teman-temannya untuk berkumpul di sebuah kafe beberapa saat lagi.

Apa yang terjadi harus segera di luruskan dan Ayu yakin pernyataan Andini barusan akan menjadi jalan bagi mereka, untuk menyelesaikan permasalah mereka yang entah berawal dari mana.

"Aku yakin semua masih berhubungan secara tidak langsung, Nenek-nenek itu, kecelakaan Aldo, dan juga pertemuan ku yang tanpa sengaja dengan Andini, aku yakin jika itu ada hubungannya antara satu sama lain. Semoga saja semuanya segera kembali ke tempat semula." ucap Ayu sambil mulai menginjak pedal gasnya dan melaju meninggalkan tempat tersebut.

Tanpa Ayu sadari di sudut tempat cucian mobil, Nenek-nenek yang ia temui di jalanan hutan waktu itu terlihat tengah menatap kepergian Ayu dengan senyuman tipis di wajahnya. Sepertinya Nenek-nenek tersebut mengetahui apa yang akan di lakukan oleh Ayu, hal tersebut membuatnya menatap dengan tatapan yang menelisik ke arah kepergian mobil Ayu.

"Aku sudah mengatakan jika aroma tubuh kalian mengundang beberapa makhluk untuk datang mendekat. Gerbang kebajikan yang kalian buka tanpa kalian sadari, membuat kalian menjadi pengantar bagi mereka untuk naik ke atas." ucap Nenek tersebut dengan tersenyum tipis.

Bersambung