NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Afternoon

Gayatri memandang bingung ke barang-barang yang dijual di pasar. Tidak satu pun gaun menarik perhatiannya.

"Tumben, kau tidak bersemangat melihat pakaian. Bisa hemat uangku." Ujar Perdana tertawa.

"Warna dan modelnya..."

"Kesukaanmu kan. Apalagi yang ini!" Perdana mengambil satu buah pakaian berwarna hijau rumput dengan bordir benang berwarna emas hampir menutupi seluruh permukaan pakaian.

"Ini warna dan model kesukaanku?"

"Iya. Kau selalu merengek minta dibelikan. Hanya saja harganya lumayan mahal. Coba kau lihat, 550 ribu.Tentu saja aku lebih memilih membeli gendongan kain untuk Delima. Lihat Delima nyaman di gendonganku. Harganya juga tidak semahal pakaianmu. 125 ribu rupiah. Warnanya hijau daun kesukaanmu."

Gayatri menatap pakaian yang disodorkan Perdana dengan putus asa. Dia tidak menyukai pakaian tersebut apalagi dengan ornamen yang nyaris menutupi seluruh pakaian tersebut. Warna hijau kesukaannya, sage, emerald, tea, laurel, pistachio dan pastel mint.

Mereka berdua kembar tapi selera serta nasib mereka seperti langit dan bumi. Selain tidak menyukai warnanya. Dia juga tidak menyukai bordir yang nyaris memenuhi permukaan seluruh pakaian tersebut.

"Harganya sih sangat murah. Tapi sayang aku tidak suka warna, model serta motifnya." Ujar Miranti menjauhkan pakaian yang disodorkan Perdana tersebut dengan telapak tangan kanannya.

"Apa katamu? Harganya sangat murah? Pakaian ini yang paling mahal di pasar ini? Kau tidak tertarik dengan pakaian senilai lima puluh ribuan sampai dengan tiga ratus ribu rupiah. Model dan warnanya tidak sesuai dengan seleramu. Sejak kapan kau berlaku congkak seperti nyonya-nyonya kaya yang sombong!" Ujar Perdana gusar,"tahukah kau betapa susahnya aku menyisihkan uang sebanyak itu. Lebih baik untuk menambah tabungan kita untuk membeli motor baru. Aku ingin motor baru. Tetapi karena aku tahu kau sangat menyukai pakaian tersebut. Aku mengalah demi kesenanganmu. Tapi kau tidak menghargai kerja kerasku!"

Gayatri terdiam. Dibandingkan dengan semua pakaiannya. Harga pakaian ini memang sangat murah. Pakaiannya kisaran jutaan sampai dengan puluhan juta rupiah. Bahkan ratusan juta rupiah.

"Terima kasih kau sudah mau mengalah. Mementingkan keinginanku. Tapi terima kasih, sudah banyak pakaian yang kau belikan. Kupikir cukup pakaian yang ada saja."

"Benarkah?" Sangking senangnya Perdana mencium Gayatri di depan umum.

"Hey! Apa yang kau lakukan?" Wajah Gayatri memerah menahan malu.

"Kau malu kucium di tempat umum?" Sahut Perdana terkekeh,"perubahan hormon mu kali ini. Aku seperti mengenal orang yang sama sekali baru dan berbeda. Aku merasa seperti berselingkuh dengan dirimu yang lain!"

"Kau maklum saja kalau banyak perubahan. Namanya juga sedang menstruasi."Ujar Gayatri menutupi kecanggungannya.

"Kau juga tidak merengek meminta dibelikan emas seperti biasanya. Bisa menahan diri melihat jajanan dan makanan kesukaanmu. Apa yang kau inginkan? Katakan padaku."

Gayatri mengedarkan pandangannya ke sekeliling pasar. Melihat ke arah tukang daging.

"Bagaimana jika kita beli Wagyu? Kita memasak steak. Aku sudah sangat ingin makan steak. Kita cari jamur kancing. Kita buat saus jamur bagaimana? Mushroom sauce?"

"Apa? Kayu? Kita makan kayu? Buat apa kita makan stik kayu? Astaga? Apakah kau menuntut ilmu hitam? Bisa memakan kayu?"

"Wagyu bukan kayu!"

"Iya kayu!"

"Daging bukan kayu!"

"Kau mau memasak daging bukan kayu?"

"Buat apa aku memasak kayu? Kurang kerjaan!"

"Kupikir kau seperti kuda lumping. Bedanya mereka makan beling sedangkan kau makan kayu."

Gayatri menaruh punggung telapak tangannya ke dahi perdana. Kemudian meletakkan punggung telapak tangan ke pantatnya,"pantas panas!"

Kontan Perdana tergelak.

Mereka berjalan-jalan berkeliling pasar. Miranti tidak menemukan yang diinginkannya. Dia mengira tukang daging menjual Wagyu. Dia tidak bisa membuat steak dari daging liat seperti itu.

"Buat empal aja, Bu!" Rayu tukang daging agar dia mau membeli dagingnya.

"Aku tidak bisa memasak empal" Jawabnya .

"Sejak kapan kau tidak bisa memasak rendang dan bisa memasak stik? Daging kau jadikan stik apa tidak boros? Lebih baik kita beli stik keju. Lebih murah daripada stik daging. Tidak ada yang jual stik daging mungkin karena daging lebih mahal dari keju. Mengapa kau tidak menggunakan tepung daging? Kadang mereka juga membuat stik keju dari tepung keju."

"Mana enak steak dari tepung daging? Mengapa tidak tepung terigu saja sekalian? Seperti vegetarian?"

"Kau benar! Tepung terigu dengan Royco rasa daging sapi? Hmm, sangat lezat!" Ujar Perdana, menirukan bunyi kunyahan kerupuk dan"kriuk...kriuk..."

"Perutmu lapar?" Tanya Gayatri.

"Tentu pakai banget!"

"Baiklah, aku akan membuat steak dari tepung dan Royco seperti yang kau bilang."

Perdana mengecup dahi Gayatri mesra membuat Gayatri merasa jengah. Mereka bukan suami istri sesungguhnya. Seandainya, kembarannya mengetahuinya. Bisa merebusnya hidup-hidup.

Mereka menikmati makan siang mereka di pasar. Perdana membelikannya semangkuk soto daging santan dengan potongan ketupat.

Perdana menyusui Delima dari botol susu yang mereka bawa berisi ASI milik Gayatri. Mereka juga membawa makanan yang sudah dihaluskan milik Delima yang ditempatkan di dalam wadah plastik tertutup bersama sendok plastik yang mereka bawa.

"Kau tidak bisa mengingat makanan kesukaanmu? Kau yakin tidak mau ke dokter memeriksakan perubahan hormon mu. Aku khawatir kau menjadi pikun."

"Tenanglah! Aku baik-baik saja! Tidak usah khawatir."

"Bagaimana aku tidak khawatir? Kau seperti orang yang tidak kukenal sama sekali. Mungkin hormon mu kali ini mengganggu syaraf mu?"

Selesai menikmati makan siang di Pasar. Mereka menuju masjid di desa mereka. Menunaikan sholat zuhur mereka.

Setelahnya mereka berjalan ke arah danau. Disana banyak orang sedang menghabiskan waktu memancing. Anak-anak bermain. Keluarga yang berjalan-jalan seperti mereka. Menghibur diri.

Tukang jualan makanan dan minuman.Beserta warung makanan, minum dan snack.

Mereka membeli sepiring kue basah tradisional berisi klepon, getuk, dadar gulung, ongol-ongol,buras isi oncom dan tahu isi. Dengan dua buah es teh manis. Menikmati suasana sembari menidurkan Delima di saung yang mereka pilih untuk ditempati sembari menikmati pemandangan danau.

Tidak hanya Delima saja yang tertidur nyenyak. Menikmati semilir angin di bawah pohon rindang di tepi danau. Tetapi juga Perdana.

Hari menjelang sore saat Delima dan Perdana terbangun dari tidurnya. Gayatri sendiri sambil menikmati kue tradisional basah yang mereka beli serta meminum es teh manisnya. Sesekali jatuh tertidur tetapi kembali terbangun. Kemudian tertidur kembali. Tidak bisa.benar-benar menikmati tidur siangnya seperti anak dan suaminya. Terbersit rasa khawatir akan keselamatan Delima. Bagaimana jika dia ikut terlelap dan penculik membawa lari anaknya?

Dia juga merasa risih tidur di luar rumahnya. Khawatir pakaiannya tersingkap saat dia terlelap tidur. Bagaimana jika ada orang berpikiran mesum melecehkannya saat dia tertidur nyenyak?

Mereka menikmati kebersamaan mereka sekeluarga. Menikmati sunset yang akan menampakkan dirinya menjelang senja.

Perdana mencomot dan menghabiskan sisa kue yang mereka beli serta meminum es teh manis yang es batunya sudah mencair sejak dua jam yang lalu.

Memesan dua mangkok bakso dan dua gelas es cincau. Sepiring seblak mercon dan nasi goreng.

Desa yang tampak sangat hijau. Danau yang biru kehijauan. Langit yang mulai berwarna. Mendekati senja semakin tampak semburat jingga merah merona. Sempurna!

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!