TEROR "A Mystery Story"
Malam itu langkah kaki seseorang terdengar jelas di area atap sebuah rumah terbengkalai di pinggiran kota.
Terlihat ke empat orang sekawan nampak berjalan secara perlahan menaiki satu persatu anak tangga menuju ke area loteng.
"Apakah kalian mendengar sebuah langkah kaki di area atap?" ucap Fanda menatap ke arah kamera yang tengah di pegang oleh Arka saat itu.
"Sepertinya kita harus mengeceknya secara langsung, bukankah begitu?" ucap Ayu menatap ke arah Gabriela yang hanya terdiam mengikuti ketiganya.
"Ap..akah sebaiknya kita pulang saja? Perasaan ku benar-benar tidak enak." ucap Gabriela sambil memegang jaket levis yang di kenakan oleh Ayu kala itu.
Tak tak tak tak ...
Bruak....
"Aaaaa" pekik ketiganya secara bersamaan, yang lantas menghentikan langkah kaki mereka kala itu.
Hembusan napas berat terasa begitu sesak bagi Gabriela, instingnya yang kuat terhadap makhluk astral membuatnya begitu takut akan kehadiran mereka yang tak terlihat di dekatnya.
Sayang sekali Gabriela tak bisa melihat dengan jelas rupa dari mereka, Gabriela hanya bisa merasakan namun tidak bisa melihat dengan jelas gambaran mereka.
"Bu...kan kah sudah ku katakan agar tidak di teruskan? Kalian benar-benar tak mau mendengarkan ku... Aaaaaaaaaaaaa" pekik Gabriela dengan tiba-tiba yang lantas membuat ketiganya terkejut dengan seketika.
"Gabriela!" ucap Ayu dan juga Fanda dengan spontan.
.
.
.
.
Area dalam mobil
"Bagaimana hasilnya? Apakah bagus? Kamu dapat gambarnya kan Ar?" ucap Ayu dengan raut wajah yang penasaran.
"Tentu saja, akting Gabriela bahkan tidak lagi di ragukan... Kau yang terbaik." ucap Arka sambil menatap ke arah kamera, seakan tengah mengecek hasil vidio yang ia rekam.
"Aku tidak sedang berakting!" ucap Gabriela dengan kesal.
"Ayolah El.... Kita sama-sama tahu kamu tidak bisa mengundang arwah untuk masuk ke tubuh mu, bagaimana bisa mendadak kamu kerasukan?" ucap Fanda menimpali perkataan Gabriela sambil tetap fokus menyetir.
"Terserah apa katamu, tapi yang jelas aku serius akan hal ini." ucap Gabriela dengan malas.
Tubuhnya bahkan masih terasa begitu lemas, tapi teman-temannya malah menganggap jika kejadian tersebut hanyalah rekayasa belakang.
"Sudah hentikan, jangan keterlaluan Fan... Kita tidak tahu yang sebenarnya. Mungkin saja arwah di tempat tersebut begitu kuat sehingga bisa memasuki alam bawah sadar Gabriela." ucap Ayu yang seakan tak senang dengan respon Fanda barusan.
"Iya ya ya... Tak masalah dengan itu, tapi yang terpenting adalah.. Adsense. Setidaknya dengan Gabriela kesurupan, aku yakin pendapatan kita jadi lebih tinggi." ucap Fanda dengan senyum sumringah.
"Terserah" ucap Ayu kemudian.
***
Tengah malam
Setelah melakukan penelusuran, keempatnya memutuskan untuk menginap di rumah kontrakan Arka untuk melanjutkan proses pengeditan.
Terlihat Arka sedang sibuk mengerjakan bagiannya sebagai editing, Fanda dan Gabriela nampak tertidur pulas di sofa. Sedangkan Ayu, sepertinya Ayu tengah di dapur untuk membuat kopi.
"Ay apakah masih lama? Berikan aku secangkir kopi juga..." ucap Arka dari area ruang tamu.
Tak ada jawaban apapun dari Ayu, membuat Arka lantas mengernyit dengan raut wajah yang penasaran akan hal tersebut.
"Woy Fan... Fanda... Bangun bantuin Ayu kek... Fan..." ucap Arka mencoba untuk membangunkan Fanda yang nampak terlelap di sebelah Gabriela.
"Akhhhhh jangan ganggu! Berisik deh... Ngantuk banget nih." ucap Fanda meracau sambil tetap melanjutkan tidurnya.
Arka yang melihat Fanda hanya mengacuhkannya, lantas menghela napasnya dengan panjang.
"Benar-bener ngeselin kau!" ucap Arka sambil menepuk kesal pantat Fanda.
Arka yang tak bisa membangunkan Fanda, pada akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ayu saat itu. Entah mengapa keadaan yang begitu hening, membuat Arka begitu penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Ayu saat ini.
.
.
Dapur
"Ay apa yang kamu buat, mengapa begitu lama sekali?" ucap Arka ketika melihat Ayu yang tengah mengaduk kopi dengan posisi memunggunginya.
Ayu terdiam tak menanggapi perkataan Arka barusan, hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan gelas terdengar begitu aneh bagi Arka saat itu.
Hawa dingin mendadak mulai menyeruak menyapa Arka begitu langkah kakinya kian mendekat ke arah Ayu saat itu. Diusapnya area tengkuknya perlahan, seakan mencoba untuk menetralisir keadaan saat itu.
"Ay... Apa kamu mendengar ku?" ucap Arka kemudian sambil memegang pundak Ayu karena mengira jika Ayu tidak mendengar suaranya.
Mendapati seseorang menyentuh area pundaknya, membuat Ayu perlahan-lahan mulai berputar dan tersenyum aneh menatap ke arah Arka.
"Hai Arka..." ucap Ayu sambil tersenyum simpul.
Arka yang melihat tingkah Ayu sedikit aneh terlihat bertanya-tanya. Sampai kemudian pandangannya terhenti pada sudut bibir Ayu yang terdapat benda aneh yang mirip dengan gumpalan rambut.
"Ay apa itu? Ayo muntahkan... Tidakkah kamu menyadarinya?" tanya Arka terkejut sambil mulai menarik rambut di sudut bibir Ayu.
Ayu yang mendengar perintah tersebut lantas membuka mulutnya, sedangkan Arka mencoba menarik benda asing tersebut.
Cras... Srek... Huek....
Ayu terlihat muntah begitu mendapati Arka menarik benda tersebut, anehnya semakin di tarik malah semakin panjang dan tanpa henti.
Arka terkejut melihat gumpalan rambut yang begitu panjang keluar dari mulut Ayu saat itu. Sampai kemudian sebuah cairan yang berbau busuk ikut keluar dari mulut Ayu, yang tentu saja membuatnya terkejut bukan main.
"Ay... Ada apa dengan mu? Apa kamu baik-baik saja?" ucap Arka terkejut sambil menatap ke arah Ayu dengan tatapan yang kebingungan.
Hoek... Hoek... Hoek.....
Argghhhhhhh
Arka mundur perlahan, Ayu saat ini bukanlah Ayu yang ia kenal. Manik mata Ayu bahkan terlihat memerah di sertai gumpalan rambut yang terus terulur menjuntai ke lantai.
Entah apa yang terjadi kepada Ayu, namun yang jelas ia harus cepat meminta bantuan dan menyelamatkan Ayu.
Arka memutuskan untuk bangkit dari tempatnya hendak menuju ke arah Fanda dan juga Gabriela yang tengah tertidur saat itu.
Dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya, Arka mencoba untuk melangkah secepat mungkin keluar dari area dapur.
Srek... Srek...Brak....
Suara rambut yang terulur dari mulut Ayu membuat suasananya kian mencekam, Tubuh Arka terjatuh dan menghantam lantai ketika gumpalan rambut tersebut melilit kakinya.
"Aaaaaaapaaaa ini.... Ayu sadar!" pekik Arka ketika benda tersebut menyeretnya dengan cepat menuju ke arah Ayu.
Bugh bugh bugh.... Brak...
Criet criet.....
Tarikan gumpalan tersebut yang begitu kuat dan menariknya ke sembarang arah, membuat tubuh Arka membentur beberapa benda di area dapur. Arka meringis ketika tubuhnya tak sengaja menabrak kursi dan juga meja di area dapur.
Sampai kemudian tubuhnya tergantung terbalik dengan posisi kepalanya tepat di hadapan Ayu saat itu.
"KALIAN TAK SEHARUSNYA BERMAIN-MAIN DI TEMPAT KU! ANTARKAN AKU PULANG... ANTARKAN AKU PULANG AAAAAAAAAAA"
"Hhhhhhhhhhhhh dimana aku?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
salam kenal,aku lagi seneng baca yg horor2 nih
2024-06-22
1
Heri Wibowo
masih awal sudah menegangkan. lanjut.
2024-05-27
1