Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama
Setelah menelepon Brian dan mengatakan kesediaannya bekerja sebagai bodyguard, Valerie bernapas lega. Akhirnya, satu masalah sudah menemukan titik terang.
Lagi pula bekerja sebagai bodyguard bukan sebuah hal yang sulit, Valerie cukup terlatih dalam hal beladiri. Bayaran yang ditawarkan oleh Brian pun cukup menggiurkan, Valerie merasa jika akan sia-sia berjuang di pengadilan karena ia menghadapi lawan yang berat.
Beberapa saat kemudian, ia melihat sekretaris sang kakek kembali tiba di rumah sakit. Dan hanya selang beberapa menit, Theo sudah keluar dari ruang pemeriksaan dalam keadaan baik-baik saja.
Theo berjalan di dampingi sekretarisnya bersama dua orang pengawal meninggalkan rumah sakit. Diam-diam Valerie mengamatinya dari kejauhan, saat Theo menatapnya sekilas, Valerie tersenyum.
"Syukurlah, kakek baik-baik saja." Valerie menghembuskan napas lega.
***
Empat bulan lagi adalah hari ulang tahun Valerie, tepat saat itu Theo memintanya untuk mempersiapkan diri. Setelah selama ini Valerie di sembunyikan dan dianggap mati oleh semua orang, empat bulan lagi adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan kebenaran.
Banyak hal yang Valerie takutkan, terlebih setelah mengetahui kenyataan tentang fakta mengerikan yang terjadi lima belas tahun silam.
Sejak berusia lima tahun, Valerie tinggal di sebuah desa dan hidup sederhana jauh dari kata mewah. Ia di asuh oleh seorang janda yang pernah bekerja sebagai kepala pelayan untuk kedua orang tuanya.
Meski tinggal terpisah, Theo selalu menyempatkan diri menemui Valerie. Ia juga memantau kehidupan Valerie termasuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan pendidikan Valerie beserta ibu angkatnya.
Sesaat setelah ia lulus sekolah menengah pertama, ibu angkat yang telah merawat Valerie tersebut meninggal karena sebuah penyakit. Lalu, Valerie di bawa oleh sekretaris sang kakek untuk tinggal di kota. Valerie di berikan fasilitas memadai untuk bersekolah sekaligus tempat tinggal yang layak.
Selama bersekolah, seluruh biaya di tanggung oleh sang kakek. Valerie juga berkuliah di kampus bergengsi dan menempuh pendidikannya dengan sangat baik. Ia pun mengambil sekolah khusus untuk menjadikannya seorang instruktur senam. Karena Valerie memang menyukai dunia olahraga, sang kakek tidak pernah mempermasalahkan pekerjaannya.
Setelah bekerja, Valerie meminta Theo untuk berhenti memberinya uang. Valerie mulai menopang segala kebutuhannya sendiri dengan bekerja sebagai instruktur senam. Hal itu menjadi kebanggan tersendiri untuk dirinya.
Saat ini, untuk menjaga nama baiknya serta menyelesaikan masalahnya, Valerie harus menjadi bodyguard untuk Brian sesuai keinginan laki-laki itu.
"Pukul berapa sekarang?" Brian bertanya sambil menatap Valerie tajam. Laki-laki itu lalu melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku datang tepat pukul tujuh," jawab Valerie. Ia berdiri di samping gerbang rumah besar yang menjadi kediaman Brian.
"Aku melihatmu memarkir motormu di sana. Kau terlambat tiga menit!" ucap Brian sambil mengayunkan dagunya ke arah motor Valerie yang terparkir.
Sontak Valerie melotot, itu hanya tiga menit? Batin Valerie ingin membantah, namun apa daya saat ini posisinya adalah sebagai pekerja untuk Brian.
"Ini adalah hari pertamamu bekerja. Waktu adalah uang, setiap kali kau terlambat maka kau bisa merugikanku. Kali ini aku mentolerir kesalahanmu, tapi lain kali aku akan memotong gajimu," terang Brian.
Tidak sepatah katapun Valerie membantah, ia hanya bisa menghela napas panjang dan mengangguk paham.
Brian menadahkan tangannya pada seseorang di belakangnya, lalu ia menerima sebuah kunci mobil dan memberikannya pada Valerie.
"Kau bisa mengemudi, kan? Cepat, aku bisa terlambat," titah Brian. Ia masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawaban Valerie.
Mobil sedan hitam mewah ini nampak sangat cocok dengan kepribadian Brian yang datar dan menjengkelkan.
Mood wanita mudah sekali dikacaukan hanya dengan hal-hal sederhana, termasuk sikap Brian pagi ini, membuat Valerie yang awalnya bersemangat menjadi lesu dan kesal.
Dari kursi belakang, Brian melirik Valerie melalui spion di atas kepala wanita yang sedang mengemudi itu. Melihat Valerie tidak membantah dan mengungkapkan kekesalannya seperti biasa, Brian merasa menang.
🖤🖤🖤