gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Setelah adu mulut dengan Widia istri pertama Mas Raka, dia pun sudah berlalu pergi dengan menampilkan muka masam nya.
Aku duduk kembali di kursi.
"Yu, lo ya emang". Ucap Cika kepada ku.
Aku diam saja, masih merenungi kejadian tadi.
" Owh ya, gw pulang ya duluan ya". Kata ku pada Cika karna mood ku tidak enak, belum lagi tatapan para pengunjung masih tertuju pada ku.
"Gw ikut ya, udah lama juga gak ke temu nyokap lo! ". Ujar Cika, ikut berdiri juga.
" Lain kali aja deh, lagian hari juga sudah sore. Nanti Aldi nyariin lo lagi". Ucap ku menolak bukan karna apa hanya saja kan, ia harus meminta izin dulu pada Aldi suami nya itu.
"Ya juga sih, ya udah lo hati-hati ya". Ucap nya pada ku.
Aku membalas nya dengan tersenyum, lalu aku melangkah pergi meninggal dia.
Aku pun keluar dari dalam cafe, dan berdiri di pinggir jalan menunggu taksi.
Saat aku sedang fokus melihat mobil di depan tiba-tiba saja dari belakang ada mobil yang dengan sengaja ingin menyerempet ku, tapi untung saja aku di bantu oleh seorang pria.
" Kamu gak apa-apa kan? ". Tanya Pria itu pada ku.
Aku masih fokus memandang ke arah bawah, lalu perlahan aku melihat siapa yang telah membantu ku.
Deg...tatapan mata kami bertemu, aku sudah berusaha menghindari namun masih saja bertemu dengan nya, lama kami saling pandangan belum dengan tangan nya yang masih memegang tubuh ku dengan jarak yang dekat.
Aku berusaha menyadarkan diri ku, dan mundur sedikit jauh dari nya, karna aku tak ingin ada kesalah pahaman di antara kami berdua.
" Maaf! ". Kata nya sekali lagi.
" Aku tidak apa-apa, makasih ya". Ucap ku pada Arga sambil tersenyum ramah pada nya, ya laki-laki itu adalah Arga Wijaya.
Ada rasa canggung di antara kami berdua, namun aku menepiskan rasa itu.
"Syukur lah, apa kamu kenal dengan mobil itu? ". Tanya Arga.
Aku menggeleng kan kepala, aku tak mengenal nya siapa dia, dan perasaan aku tadi berada di pinggir, tapi mengapa mobil itu dengan sengaja nya ingin menabrak ku.
" Ya sudah lah, owh ya kamu mau ke mana? ". Tanya Arga.
" Aku mau pulang, tapi taksi nya belum ada yang mau berhenti! ". Kata ku.
" Kamu sendiri mau kemana? ". Tanya ku.
" Mau ketemu teman di dalam cafe". Ucap nya tersenyum ramah pada ku.
Aku menganggukkan kepala, mencuri pandang ke arah jalan kalau-kalau ada taksi yang lewat.
Akhir nya ketemu juga taksi yang tidak ada penumpang nya, aku pun berpamitan pada Arga dengan melambaikan tangan dan tersenyum ke arah nya.
Hal yang sama juga di lakukan Arga pada ku, setelah kepergian ku Arga pun masuk ke dalam.
Saat Arga masuk ke dalam cafe tak sengaja ia berpapasan dengan Cika.
"Aduh". Rintih Cika mengusap jidat nya yang menabrak dada Arga.
" Maaf...maaf... sekali lagi maaf ya". Kata Arga yang belum mengetahui jika itu Cika teman nya dulu waktu SMA.
Cika perlahan melihat wajah pria yang di tabrak nya yang berada di depan nya.
Saat Cika sudah melihat wajah pria itu, ia menyipitkan mata nya seprti mengenal pria yang berdiri di depan nya saat ini.
"Arga! ".Kata Cika dengan raut wajah yang sulit di artikan.
" Emm" Gumam Arga bingung yang di sebut wanita ini dia atau orang lain, Arga menolah ke kanan, ke kiri dan juga ke belakang. Namun tidak ada orang di dekat nya lalu ia menunjuk diri nya sendiri.
"Ya lo, Arga Wijaya kan? ". Ucap Cika sekali lagi sekarang ia sudah yakin kalau itu Arga teman nya dulu yang pernah pacaran dengan Ayu waktu SMA.
" Ini gw, Cika istri nya Aldi! ". Jelas Cika pada Arga.
Arga pun tepuk jidat, bisa-bisa nya dia tidak ingat wajah Cika.
" Aduhhh...lo Cika.? " Gumam Arga.
"Lo ya, Wajah Ayu aja selalu di ingat, lah gw mentang-mentang cuma sebatas teman biasa di lupain". Jelas Cika panjang lebar.
" Gini gimana kalau kita duduk dulu sebentar, biar lebih enak gitu cerita nya". Ajak Arga pada Cika.
"Emm, lain kali aja ya Ar. soal nya udah pulang". Tolak Cika karna memang betul ia harus pulang karna sudah sore.
Belum sempat Arga menjabat ponsel nya berbunyi ada pesan masuk.
" Ok baik lah, it's ok". Kata Arga.
Cika pun pamit undur diri sambil tersenyum ramah pada teman lama nya itu, hal yang sama juga di lakukan Arga pada teman juga istri teman nya itu.
Setelah kepergian Cika, Arga pun melangkah menemui teman nya yang ternyata sudah menunggu nya di cafe.
Ayu pov.
Akhir nya sampai juga di rumah, sesampai nya di depan rumah aku belum masuk, aku masih duduk di kursi depan.
Melamun itu lah yang ku lakukan, ingin marah pada takdir tapi ini lah jalan ku, yang harus ku terima.
Ku dengar pintu di buka dari dalam, aku pun melihat siapa yang membuka pintu dan ternyata Ibu.
"Ibu". Sapa ku lalu menyalami nya.
Ibu pun duduk di kursi di samping ku.
" Di mana Daffa Bu? ". Aku menanyakan putra ku.
" Di dalam, lagi nonton TV. Kamu baru pulang? ". Kata Ibu memberi tahu dan menanyai ku.
Aku mengangguk kan kepala ku.
Aku dan Ibu sama-sama terdiam hanyut dalam fikiran kami masing-masing. Lama kami merenung.
Aku dan Ibu pun memutuskan masuk ke dalam rumah karna hari sudah semakin sore, dan sebentar lagi magrib. Aku masuk ke kamar untuk membersihkan badan ku setelah itu baru aku akan ke luar dan menyiapkan makan malam untuk kami berempat.
Kini aku sudah berada di dapur menyiapkan memasak dan menyiapkan makan malam, selesai menyiapkan makan malam, aku memanggil Ibu dan juga Daffa yang berada di ruang tamu yang sedang menonton acara TV.
Kami bertiga pun makan dengan dian dan sunyi, suara sendok dan piring yang bertemu itu saja yang kami dengar.
Selesai makan aku membereskan piring-piring kotor bersiap untuk mencuci nya, Ibu dan Daffa pergi ke kamar masing-masing mungkin lelah.
Sedangkan aku berjalan ke ruang tamu, untuk menunggu ke datangan Mas Raka sambil menonton acara TV.
Jam 20.30 WIB.
Ku lihat jam dinding yang sudah setengah sembilan, itu arti nya sebentar lagi Mas Raka pulang. Mas Raka tidak tentu pulang jam berapa, kadang dia lembur dan harus pulang larut malam. Kadang dia juga pulang cepat.
Jika lembur biasa nya di mengabari ku, memberi tahu ku tidak harus menunggu nya pulang, dan tidur saja jika sudah mengantuk.
jatoh nya dia jg beneran pelakor. dasim yg misahin ikatan suami istri
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘