NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:725k
Nilai: 4.8
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. Hanya Bisa Menyakiti

Aditya mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sudah tidak menghiraukan peraturan lalulintas lagi. Sementara Nadia sendiri tidak berani bertanya ke mana Aditya akan membawanya. Kerena dia melihat raut wajah pria itu yang sudah menggelap.

Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya mobil tersebut berhenti di depan sebuah toko dengan nama brand cukup terkenal. Nadia ingin bertanya, tapi dia cukup takut.

Baru saja mereka keluar dari dalam mobil, Nadia sudah dikagetkan dengan melihat Nindi yang juga sedang akan memasuki toko tersebut. Tapi, ketika melihat Aditya dan Nadia juga ada di sana, dia memilih menghampiri keduanya.

"Nindi..." ujar Nadia membuat Aditya yang berdiri di sampingnya langsung kaget.

Nadia bisa melihat jika pria itu merasa gugup. Apa yang Nindi pikirkan melihat mereka berdua mengunjungi toko perhiasan seperti itu.

Namun respon yang diberikan Nindi sangat berbeda dengan apa yang dibayangkan Nadia. Dia berpikir Nindi akan marah-marah melihat dia bersama dengan Aditya. Ternyata tidak.

Nindi malah berlari dan langsung memeluk Aditya. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Nindi sambil tersenyum di dalam pelukan Aditya.

Sepertinya Nindi memang belum melihat keberadaan Nadia yang berjalan di belakang Aditya tadi.

Lelaki itu terlihat salah tingkah. Sesekali dia menoleh ke belakang melihat Nadia yang berdiri dalam diam. Melihat Aditya hanya diam saja membuat Nindi melepaskan pelukannya.

Dan sebelum Nindi melihat Nadia ada di sana, wanita itu langsung menyapa. "Halo Nina Nindi, selamat siang?"

Melihat Nadia ada di sana membuat Nindi merasa curiga. "Apa yang kalian berdua lakukan di sini?"

Wajah Aditya mendadak pucat. Dia takut ketahuan oleh Nindi.

"Pak Aditya, maaf. Anda harus menjelaskannya kepada Nona Nindi" kata Nadia dengan suara bergetar. Dia juga tidak mau disalah pahami oleh wanita yang akan menjadi istri Aditya itu.

"Aditya, ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua?" tanya Nindi tidak sabaran.

Napas Nindi memburu. Dia sudah curiga ketika Nadia membawakan makan siang kepada Aditya. Dan rasa curiganya itu semakin bertambah ketika dia melihat Nadia berada di ruang kerja Aditya dengan penampilan wajah sembab habis menangis beberapa minggu yang lalu.

"Nindi, jangan dengar apa pun yang akan dikatakan Nadia. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Nadia, cepat pergi" usir Aditya.

Nadia tersenyum miris sambil menundukkan kepalanya. Dia belum mengatakan apa-apa tapi Aditya sudah semarah itu.

"Sebenarnya ada apa ini? Nadia cepat katakan?" tuntut Nindi sambil menatap tajam Nadia.

Rahang Aditya mengerat menyadari posisinya sangat terjepit sekarang.

"Nadia...!!!" teriak Nindi.

Kesabaran wanita itu akhirnya habis juga. Dia sudah menahannya Sedati tadi. Perasaannya sudah tidak karuan membayangkan perselingkuhan yang dilakukan kedua orang itu di belakangnya.

Nadia mengangkat wajahnya dan menatap dua sejoli yang tampak sangat serasi di hadapannya itu sambil tersenyum.

"Pak Aditya..."

"Nadia, tutup mulutmu!" potong lelaki itu.

Aditya langsung berjalan menghampiri Nadia untuk membungkam mulut wanita itu agar tidak bersuara. Tapi Nindi langsung menahannya dengan cara memeluk Aditya dari belakang.

"Biarkan dia berbicara" kata Nindi dengan nada tegas.

"Sebenarnya Pak Aditya meminta saya untuk membantunya memilihkan perhiasan yang akan diberikan kepada Nona Nindi sebagai kejutan" kata Nadia menjelaskan sambil tersenyum.

Hatinya sangat sakit ketika dia harus melakukan hal itu. Berbohong demi kebaikan orang lain dan mengabaikan perasaannya yang tersiksa.

Nindi memejamkan matanya sejenak. Karena dia terbawa emosi, dia menjadi curiga dan berpikir yang tidak-tidak. Sementara Aditya, pria itu diam seribu bahasa. Tatapannya mendadak sayu.

"Ah, sayang. Aku jadi semakin mencintaimu. Padahal kamu seharusnya tidak perlu semarah itu kepada Nadia."

Nindi semakin mengeratkan pelukannya. Dia sangat terharu dengan keromantisan Aditya yang diam-diam ingin memberikan dia kejutan. Dia sangat menghargai niat baik dan ketulusan calon suaminya itu walaupun lada akhirnya gagal.

"Berhubung Nona Nindi sudah ada di sini dan saya sudah tidak dibutuhkan lagi, saya pamit dulu mau balik ke kantor" sela Nadia.

Nadia langsung pergi meninggalkan dua sejoli itu. Tapi masih beberapa langkah Nadia berjalan, Nindi memanggilnya.

"Nadia...! Terima kasih" ucap wanita itu.

Nadia berbalik sambil tersenyum sebagai responnya terhadap ucapan terima kasih dari Nindi. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya.

Nadia yang semakin menjauh hanya bisa ditatap Aditya dengan keterdiaman nya. Hatinya mendadak sakit seperti tertikam pisau. Bisa-bisanya dia bersikap kasar kepada Nadia, padahal wanita itu hanya berniat menolongnya.

"Sayang, ayo kita masuk" ajak Nindi dengan perasaan senang.

Tadinya dia memang berencana datang ke toko itu untuk membeli salah satu perhiasan yang baru saja launching. Namun kebetulan sekali dia melihat mobil Aditya. Akhirnya dia punya alasan untuk Aditya yang akan membayar belanjaannya nanti.

"Ayo" balas Aditya sambil menggenggam tangan Nindi masuk ke dalam toko tersebut.

Dia berusaha fokus kepada tujuannya yang ingin menikahi Nindi. Wanita yang sangat dia cintai itu.

Nadia akhirnya balik ke kantor dengan menggunakan taxi. Selama di perjalanan dia tidak bisa menahan tangisannya. Suara teriakan Aditya yang memarahinya masih berdengung jelas di telinganya.

"Kamu terlalu bodoh, Nadia" ucapnya merutuki kebodohannya yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Nadia mengusap perutnya dengan pelan. Sungguh dia tidak rela jika anak di dalam rahimnya itu tahu siapa ayahnya kelak. Kejadian tadi semakin membuat Nadia ingin memiliki anaknya hanya dia seorang. Cukup hanya dirinya sendiri. Dia akan memastikan Aditya tidak akan tahu sampai kapan pun.

Sesampai di kantor, Nadia langsung bekerja seperti biasanya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia semakin yakin juga pergi jauh dari kota itu.

Sudah terlalu banyak luka yang dia dapat. Tidak sebanding dengan janji manis yang pernah Aditya janjikan.

"Nadia...?"

Nadia mendongak ketika seseorang memanggilnya. Dia melihat Aditya berdiri di samping meja kerjanya dengan wajah sendu. Nadia pun langsung beranjak dari kursinya.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya Nadia dengan wajah terlihat biasa saja, tapi tidak dengan hati dan perasaannya.

"Bisa ke ruangan ku sebentar?"

Sejenak Nadia mengalihkan pandangannya ke arah komputer di meja kerjanya. Ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan sebelum jam pulang kerja nanti.

"Apa pekerjaan mu masih banyak?" tanya Aditya uang melihat Nadia tidak kunjung menjawabnya.

"Iya, pak. Ada banyak laporan yang harus saya kerjakan sebelum jam lima nanti. Kalau boleh tahu, ada masalah apa anda memanggil saya?"

"Hmmm... tidak ada apa-apa. Nanti saja, kamu selesaikan dulu pekerjaanmu" balas Aditya.

Pria itu pun meninggalkan Nadia pergi menuju ruang kerjanya. Sementara Nadia tidak ambil pusing. Dia langsung kembali mengerjakan pekerjaannya yang sempat terhenti tadi.

Wajah cerah yang Nadia tampakkan tadi seketika berubah menjadi datar. Dia benar-benar tertekan berada di dekat Aditya. Dia ingin marah, tetapi di lain sisi dia harus menghormati Aditya sebagai atasannya. Hidup ini sungguh mempermainkan Nadia.

Tepat pukul lima sore, Nadia sudah menyelesaikan semua pekerjannya. Dia buru-buru mematikan komputernya dan pergi meninggalkan kantor. Sebelumnya dia sudah memesan cake lewat toko online dan berjanji akan mengambilnya sepulang kerja.

1
Aida Susilawati
bagus
Soraya
lanjut thor
aca
males. kalo. balikan ma Adit Ronald jg. meragukan.. kasih jodoh lain lah yg pas
aca
moga g balikan muak. bgt kalo balikan ma laki. plin plan tolol. kek. gini
aca
knp orang tua angkat g mau. pindah hadeh
aca
mending pergi ke Bali. sama urus usaha bu imah ngapain di situ bodoh
aca
paling uda enak2 ma jalang
aca
paling dia uda enak enak ma jalang kn wktu itu dia mabuk
aca
nurut bgt kata emak mu loe
Soraya
Ronald sifatnya emosian blum apa apa dh ngungkit aku kurang apa
Rebeka Be Ginting S
menyakitkan,,,,
Nitnot
Luar biasa
Cita
the best🎀🎀🎀🎀🎀
Alur Ceritanya menarik juga,walaupun belum sesempurna karya orang lain tapi,namanya berkarya pasti ada kesalahan.Buat author semangat terus,karna menciptakan karya tidaklah mudah🥰🥰
Rebeka Be Ginting S
sedihnya
Cita
wah,Langsung Ke Labuan Bajo,,suka bangetlah ceritanya🥰🥰
Soraya
klo Ronald baru slsai kuliah berarti umur nya tuaan Nadia dong dri pada Ronald
Soraya
ya begitu lah klo orang yang hatinya udah gelap ditutupin sama harta dunia
Soraya
bilang aja Nadia mau gak klo onel ditukar ama nyawa nyonya Sinta
Soraya
hadiah buat mu thor
Cicih Sophiana
semangat Aditya jodoh mu ada di tangan author...🙏🏻😘🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!