BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!
Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.
Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.
Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.
Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.
Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?
Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PIG 14
"Renata, perkenalkan ini Alby. Alby merupakan cleaning servis baru di kantor ini. Tolong beritahu apa saja tugasnya, dan ...." Pak Handoko turun tangan langsung dalam memperkenalkan Alby.
"Jangan berikan dia pekerjaan yang berat." bisik Pak Handoko di telinga Renata yang membuat gadis itu langsung menunjukkan ketidaksukaannya pada Alby.
Cih, jadi cleaning servis aja mesti pakai jalur orang dalam! ejek Renata dalam hati.
Sepeninggalan Handoko, Renata masih menatap sinis Alby. Dan Alby pun juga menatap sinis Renata.
"Asma situ?" tanya Renata sinis.
"Maksud lo?" Alby memicingkan matanya.
Plak! Tamparan keras mendarat di perut Alby.
"La lo la lo! Panggil gue kak Renata! Sopan lo sama gue! Kalau gak, bakal gue bejek-bejek biji menyan lo!" Renata menatap sinis di antara kedua kaki Alby.
Buset dah! Galak bener nih cewek! batin Alby sembari menutup area kemaluannya dengan kedua tangannya.
"Apa kau tidak tau siapa aku?" tanya Alby dengan niat menyombongkan diri.
Plak! Kembali Renata menampar perut Alby.
"Selagi lo bukan Shah Rukh Khan, gue gak mau tau dan gak mau peduli lo siapa. Yang gue mau, lo ambil alat-alat itu dan lo pergi bersihkan toilet cowok. Se-ka-rang!" perintah Renata dengan mata mendelik.
Melihat Renata mendelik seperti itu sedikit membuat pria manja itu ciut, hingga akhirnya dia memilih menurut apa yang di perintahkan Renata.
Siape lagi tuh Shah Rukh Khan? batin Alby bingung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alby nyaris memuntahkan seluruh isi perutnya ketika membersihkan toilet pria. Bau pesing menyeruak kemana-mana. Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya.
"Gilak bau jamban!" maki Alby.
Kalau bukan demi kak Berryl, ogah gue begini! cicit Alby dalam hati.
"Salut gue sama orang yang kerjanya jadi cleaning servis, tahan mental banget. Gue baru setengah hari aja udah ngelihat malaikat maut melambaikan tangan ke gue!" cicitnya lagi.
Pria itu mempercepat gerakannya dalam menyikat lantai toilet, lalu melanjutkan dengan membersihkan cermin.
"Niat kerja gak sih? Bersihin cermin doang gak selesai-selesai!" cemooh pria di belakang Alby.
Alby menghempaskan kain lap kecil di tangannya dan memutar balik tubuhnya menghadap pria yang tengah mencemooh nya. Alby nyaris terbelalak, tapi lekas mengkontrol ekspresinya ketika melihat Ibnu lah pria yang tengah mengejeknya.
"Apa? Gak senang lo? Makanya sekolah tinggi-tinggi, biar gak jadi tukang kuras toilet!" Ibnu tersenyum miring.
Dia gak ingat gue? batin Alby.
"Woy anak baru! Sini lo ....!" panggil Renata di ambang pintu.
Alby menatap tajam Ibnu, lalu meninggalkannya. Pria itu mempercepat langkah kakinya, dia tidak ingin merasakan tamparan maut dari Renata lagi.
Ibnu menatap punggung Alby yang mulai menjauh. Sebenarnya dia ingin menghentikan Alby yang sudah berani menatap tajam dirinya. Namun, melihat Renata yang menatap dirinya dengan lebih sadis, pria itu mengurungkan niatnya. Dia tidak ingin terlibat percekcokan dengan Renata, karena takut aibnya terbongkar. Bahkan sampai saat ini dia tidak berani bertanya pada Renata di mana Berryl berada.
Ibnu mengernyitkan keningnya. "Berasa familiar. Tapi pernah lihat dimana ya?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Liur mu tolong ya di kontrol, jangan sampai nempel di meja makan ku." Ledek Calix saat menyaksikan Berryl berkali-kali menelan ludahnya.
Berryl mendelik kesal, lalu matanya kembali fokus pada aneka ragam makanan yang tertata rapi di meja makan. Wanita itu kembali menelan saliva nya.
Sejak pagi Calix sudah sibuk memasak makanan sehat untuk Berryl. Sebenarnya menu-menu nya sangat sederhana, tetapi Calix sangat handal dalam menghias makanan tersebut hingga tampak sangat menarik dan menggugah selera.
Calix menyeret kursi dan duduk di depan Berryl. "Ayo kita makan."
"Aku boleh banyak makan nasi hari ini?" tanya Berryl.
"Of course! it's your cheat day!" jelas Calix.
Seketika wajah Berryl mendadak cerah. Tak tanggung-tanggung, wanita itu menyendok empat centong nasi ke atas piringnya. Dalam sekejap, piringnya sudah di penuhi segala macam lauk pauk. Berryl segera melahap makanannya.
Mata indah Berryl mengerjap, dia tidak menyangka Calix jago memasak. Saking senang dengan rasa masakan Calix, wanita gemuk itu menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
"Enak!" puji Berryl tanpa ragu.
Wajah Calix tiba-tiba merona mendengar pujian Berryl. "Hey, pelan-pelan makannya! Jika kau tersedak, siapa yang akan repot? Cih, menyusahkan!"
"Ya ... ya ... baiklah! Tapi, kenapa tiba-tiba wajah mu merah begitu? Apa kau demam?" tanya Berryl.
"Sudah lah, jangan ganggu aku. Makan saja makanan mu itu. Kenapa kau selalu berkicau seperti burung? Apa kau mau mulutmu ku tampar dengan daun selada?" protes Calix dengan segenggam daun selada di tangannya.
Berryl diam tak menjawab dan menuruti ucapan Calix. Wanita itu kembali fokus pada makanannya. Namun, Calix malah gelisah dibuat nya.
"Kenapa kau diam?" tanya Calix.
Berryl memutar malas bola matanya.
Dasar pria gila menyebalkan ...!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Berryl dan Calix tengah berada di toko kosmetik yang terletak di pusat kota. Mata Berryl berbinar melihat aneka jenis Make-up. Meskipun Berryl tidak bisa berdandan, namun dia tetaplah wanita. Dimana akan tetap memiliki hasrat ketika melihat produk kecantikan. Calix fokus menjelaskan fungsi-fungsi produk yang berjejer rapi. Pria itu nyaris seperti Beauty Consultant yang membantu Berryl dalam menentukan produk yang akan dibeli.
"Toko ini sering disebut sebagai surga buat pencinta kosmetik. Produk merk lokal maupun luar, bisa kamu temuin semua di sini. Gak hanya Make-up dan skincare, tapi juga produk perawatan tubuh dan rambut seperti sabun, shampo, lulur, makeup, cat rambut. But, untuk sekarang kamu hanya perlu fokus make-up dan skincare," jelas Calix.
"Tapi aku kan gak bisa dandan." Berryl terlihat ragu.
"Uang mu banyak. Kamu bisa meminta Renata untuk mengajarimu. Renata ahli dalam berdandan, dia juga sangat fashionable. Bayar dia sepantasnya, dia juga pasti senang mengajari mu," saran Calix.
Berryl mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bener juga sih."
Berryl lekas membayar semua produk pilihan Calix. Berryl dan Calix menenteng tiga paper bag di tangan mereka dan bergegas keluar dari toko. Namun, saat mereka membuka pintu toko dan hendak keluar, seorang anak kecil turun dari mobil dan berlarian menuju toko kosmetik.
Brugh!
"Huwaaaaa~" tangis dari anak kecil yang terpental ketika menubruk tubuh Berryl.
"Kamu gak kenapa-kenapa? Ada yang luka?" tanya Berryl yang berjongkok di hadapan anak kecil itu.
"Huwaaaaaa ... Huwaaaaaaaaa ...!" tangis anak kecil itu semakin histeris membuat Berryl menjadi panik. Wanita itu takut anak itu mengalami luka yang serius karena menubruk tubuhnya.
"Aston ...! Apa yang terjadi padamu? Sudah mama bilang jangan suka turun dari mobil tanpa mama! Dan hey, Anda! jangan menakut-nakuti putra ku dengan tubuh jelek mu itu!" Wanita dengan dandanan menor memelototi Berryl.
"Lawan dia," bisik Calix di telinga Berryl.
"Gila kamu ...!" jerit Berryl tanpa suara.
"Anggap aja latihan." Calix kembali berbisik.
"Apa maksud kalian berbisik-bisik seperti itu hah?! Kalian ngatain saya gila?!" tuduh wanita menor dengan pakaian merah menyala itu.
Wanita itu mendorong tubuh Berryl yang tengah berjongkok, tetapi karena kokohnya tubuh Berryl malah membuat tubuh wanita itu yang terpental.
"Kau menyerang ku? Dasar tronton sialan!" maki wanita itu.
Berryl menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan. Berryl lekas berdiri, dia nyaris kehilangan kesabaran.
"Anak Anda menubruk tubuh saya ketika dia berlarian. Saya hanya bertanya apa dia baik-baik saja." Berryl mengkontrol emosi nya.
"Jelas saja dia menubruk mu, separuh tubuhmu saja sudah menghalangi jalan!" ejek wanita itu dengan senyum cemooh.
"Wah, dasar gila!" umpat Berryl.
"Kau? Kau berani mengumpat padaku? Apa kau cari mati?! Kau tidak tau siapa aku hah?!" Wanita itu tiba-tiba menjambak rambut Berryl.
"Akh...!" Berryl meringis kesakitan.
"Ini terlihat seru ...!" seru Calix dengan sekotak popcorn di tangannya. Entah dari mana pria itu tiba-tiba mendapatkan popcorn.
"Bisa-bisanya kau mengunyah popcorn di saat aku berjuang antara hidup dan mati seperti ini ....!" Jerit Berryl saat melihat mulut Calix sudah penuh dengan popcorn.
"Dasar gendut sialan! Sok-sokan skincare skincareran! Dari pada memperbaiki wajahmu, lebih baik kau mengurus tubuhmu yang merusak pemandangan itu!" hina wanita itu yang semakin membuat Berryl geram.
Kini, Berryl tak peduli ketika orang-orang sudah ramai menontonnya. Wanita gemuk yang sudah naik pitam itu segera mencengkram kerah baju wanita itu dan mengangkat setinggi-tingginya, sehingga tubuh wanita itu sudah melayang-layang di udara.
Calix bertepuk tangan dan tertawa dengan heboh melihat adegan itu, sementara wanita yang tengah melayang itu sudah sangat ketakutan.
"Le-lepas! Lepaskan aku ....!" jerit wanita itu histeris.
*
*
*
Hallo Readers 💎💛💎
Author mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI bagi para Readers yang merayakan 🎊🎉.
Author juga ingin mengucapkan MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN jika selama menuangkan ide ke dalam novel ini, ada sepatah dua patah kata yang yang membuat tersinggung atau tidak nyaman di baca 💜
Selamat merayakan hari raya buat para Readers dan para Editor 😇
kyknya ga ada keterangannya... 😁😁
lanjut...💪
mulai semangat bacanya..