Terpaksa Menikahi Mantanku

"Al... kenapa akhir-akhir ini, kau seperti tidak banyak waktu untukku?" tanya Berli. Dengan wajah cemberut.

"Maaf sayang, aku sibuk ada proyek penting yang sedang aku kerjakan," sahut Alex. Mencolek dagu Berli.

"Kemarin... kau kemana saja?"

"Aku menunggumu seharian di tempat kita janjian, dan aku menelponmu tapi ponselmu tidak aktif." Berli terlihat kesal akan hal itu.

"Maafkan Aku, kemarin ada yang urgent. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi," sahut Alex. Menggengam tangan Berli.

Saat ini Berli dan juga Alex sedang berada di sebuah cafe. Alex membuat janji terhadap Berli untuk meminta maaf sebab seharian kemarin Alex benar-benar lupa akan janjinya.

Alex menemani Rania kerumah sakit di karenakan Rania tiba-tiba menelpon kalau dia merasa pusing dan mual-mual. Rania menderita penyakit maag.

Karna hal itu Alex sampai bertengkar dengan Vino dan Brian. Mereka marah Alex lebih mementingkan Rania.

Alex juga merasa bersalah, entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Alex hanya merasa bertanggung jawab saja terhadap Rania karna tinggal bersama dirinya selama ini.

"Sayang... kau tidak lupa bukan, kalau tiga hari lagi adalah Hari Anniversary kita yang ke 2?" tanya berli.

"Tentu saja, aku tidak lupa. Aku sudah punya kejutan untukmu," sahut Alex.

"Apa itu sayang?"

"Kasih tau padaku," ucap berli. Yang penasaran akan kejutan dari Alex.

"Kalau diberitahu sekarang, itu bukan kejutan. Sudah jam 9 malam, ayo pulang. Kau harus tidur awal. Bukankah besok kau ada jadwal kelas pagi," ujar Alex.

"Pacarku... ini paling pengertian. Makin cinta deh," ucap Berli.

"Aku juga," jawab Alex.

Alex mengantar Berli ke mansion. Setelah itu Alex melajukan mobil ke apartemen tempat tinggalnya bersama Rania.

Alex masuk ke apartemen, Rania sudah menunggu kedatangan Alex..Di raihnya tas kerja Alex lalu Rania membantu Alex membuka jas dan juga dasinya. Perlakuan Rania seperti seorang istri saja.

Tak sengaja ketika Rania menyimpan jas Alex sebuah kotak beludru biru terjatuh ke lantai. Di ambil dan di bukanya kotak perhiasan itu. Rania begitu takjub akan keindahan kalung itu.

Alex yang telah masuk ke dalam kamar melihat Rania menatap takjub kalung indah itu. Ketika Rania ingin mencoba memakai kalung itu di leher, segera Alex menghentikan aksinya itu.

"Jangan sentuh kalung itu Rania!" bentak Alex.

"Lancang sekali kau membuka kotak perhiasan ini!"

Marah Alex yang segera mengambil kalung itu dari tangan Rania.

"Maafkan... Aku Alex, aku benar-benar tidak sengaja," lirih Rania.

"Kalung ini sangat mahal dan juga langka, hanya ada satu di dunia. Aku membelinya saat aku berada di acara pelelangan waktu ke luar negeri. Kalung ini hanya untuk Tasia, mengerti kau," ucap Alex. Dengan nada meninggi.

"Maaf... Alex, aku tidak sengaja."

Mohon Rania.

Wajahnya menunduk takut akan kemarahan Alex.

"Aku tahu, kalau aku tidak pantas untuk kalung itu apalagi memilikinya," lirih Rania.

"Aku harap, kau mengerti akan statusmu Rania. Sudah ku katakan berulang kali, sikap baikku kepada dirimu hanya karna kau seorang pengganti Tasia. Apa yang tidak bisa dilakukan Tasia padaku maka kau yang melakukannya. Tapi setelah aku menikah dengan Tasia, maka kau harus pergi dari hidupku." Terang Alex.

"Aku mencintaimu Alex, aku sudah jatuh cinta kepadamu. Beri aku kesempatan."

Rania memelas kepada Alex.

"Kau... bahkan sudah memiliki diriku Rania. Sebagian waktuku untuk dirimu, kau sudah memiliki tubuhku. Aku juga memenuhi semua kebutuhan hidupmu itu," ucap Alex kesal.

Rania selalu mengatakan cinta kepadanya. Wanita ini terlalu serakah begitulah pemikiran Alex.

"Tapi... aku juga ingin hatimu Alex," lirih Rania.

"Cukup... Rania jangan membahas hal ini lagi. Kau cepat berkemas temankan aku ke club," titah Alex.

Alex sudah berada di club bersama Rania. Disana juga ada Brian dan Vino. Melihat Alex bersama Rania, Brian dan Vino hanya acuh saja. Alex menghadiri pesta salah satu teman yang juga rekan bisnisnya Nino.

"Halo... bro, Kau datang juga," sapa Nino.

"Sorry telat," sahut Alex.

Nino dan Alex saling membalas sapaan ala lelaki.

"Brian... Vino, kalian sudah lama datang?" tanya Alex.

"Tidak juga kau duduklah," sahut Brian.

Alex duduk di samping Nino di ikuti Rania yang ikut duduk di sampingnya. Alex duduk berhadapan Vino dan Brian.

Alex yang melihat Vino tidak menyapanya hanya diam saja. Alex mengerti akan sikap Vino saat ini apalagi sekarang dirinya bersama Rania.

"Alex... siapa wanita di sampingmu ini. Apa pacar barumu?"

"Kau sudah putus dengan kekasihmu yang cantik itu," tanya Nino.

"Wanita yang di samping Alex hanya wanita penghibur," sahut Vino. Menjawab pertanyaan Nino.

"Diam kamu Vin... !"

"Jangan mencampuri urusanku, jika kamu gak suka kepada wanitaku lebih baik diam saja."

Suara Alex meninggi menandakan rasa tidak suka akan penghinaan dari Vino kepada Rania.

"Cih... kau bilang dia wanitaku?"

Vino berdecak mengulang perkataan Alex yang mengatakan Rania adalah miliknya.

"Sudahlah Vin, jangan buat keributan di pesta Nino," ucap Brian. Yang berusaha menghentikan perdebatan sahabatnya itu.

Rania yang dihina itu menunduk malu, mere**s kedua tangannya hingga memutih.

"Rania... hanya temanku saja. Aku dan Tasia masih berpacaran," jawab Alex. Akan pertanyaan Nino.

Nino mengangguk paham akan siapa wanita yang sekarang duduk di samping Alex.

"Oh... aku kira kamu sudah putus. Karna heran aja, kox kamu gak bawa pacar kamu. Biasanya kan kamu sering bawa pacar kamu kemana-mana," ujar Nino.

"Kenapa, emangnya jika kami putus?" tanya Alex. "Kenapa setiap orang selalu menginginkan aku berakhir bersama Tasia?"

"Habisnya... cewek kamu imut-imut Alex. Tampang nya gak ngebosenin, banyak dari teman kita pada naksir cewek kamu," ujar Nino. Cengar-cengir.

"Aku... gak bakalan putus dan Aku gak akan biarkan, cewek aku di ambil orang," ucap Alex. Melirik Vino seolah mengejeknya.

*****

Mereka yang berada di dalam club tengah berpesta. Nino, Brian dan juga Vino sudah dengan pasangan mereka masing-masing dan Alex tentunya bersama Rania.

Alex sudah minum minuman beralkohol itu, Rania terus memberikanya minum.

Alex lalu mecumbu Rania, tanpa sadar dari kejauhan seseorang membelalakan mata tidak percaya apa yang baru saja di lihatnya.

Saking tidak percaya, wanita itu mendekat untuk memastikan siapa pria yang sedang bercumbu itu.

Deg

"Astaga... Kak Alex?" lirih Serly.

Wanita itu Serly yang kebetulan juga berada di club malam bersama temannya.

Serly segera pergi menjauh dari tempat Alex.

"Kenapa... kak Alex berbuat hal menjijikan seperti itu. Apa berli tahu akan prilaku dari pacarnya itu. Apa aku tanya saja besok saat di kampus. Fix besok aku akan bertanya kepada Berli akan hubungannya bersama kak Alex," gumamnya Serly.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.