Terpaksa Menikahi Mantanku
Perkenalkan aku Berliana Anastasia Wijaya umurku 25 tahun, aku belum menikah.
Jangankan menikah bahkan untuk pacaran saja aku merasa enggan. Itu akibat dari masa lalu, aku merasa tidak percaya akan cinta.
Mempunyai paras yang cantik tubuh yang sexy dan juga otak yang encer. Berasal dari keluarga terpandang membuatku bak putri di kerajaan.
Sebagai putri tunggal Wijaya, aku selalu di manja bahkan apapun keinginanku semua aku dapatkan tapi itu dulu sebelum aku patah hati.
Sekarang aku menjadi sosok yang berbeda tidak ada lagi Berliana Anastasia yang manja sekarang hanya ada gadis mandiri tegas dan dingin.
"Sayang... kapan kamu akan pulang kerumah. Mama dan Papa sudah kangen sama kamu. Sudah 3 tahun kamu menetap di luar negeri.
"Apa kamu nggak kangen sama Mama dan Papa?" tanya Mama Rita (bunda Berliana).
"Iya, Mama sayang, kali ini Berli janji bakalan pulang dan turuti semua keinginan Mama dan Papa," ucap Berli. Kepada sang mama lewat sambungan telepon.
"Beneran sayang! Mama bakalan tunggu kepulangan kamu secepatnya. Mama tutup telponnya see you sayang," ucap Mama Rita.
"Huh... sepertinya aku benar-benar harus pulang. Sudah cukup untuk aku melupakan semua masa lalu ku. Sekarang saatnya untuk Move on," guman Berli. Seraya menghela napas panjang sambil memijat pangkal hidungnya.
Bandara Internasional
Seorang gadis cantik sudah turun dari pesawat. Dia berjalan sambil membawa koper.
Banyak pasang mata yang memandang dengan terkagum-kagum melihat betapa sempurnanya gadis yang saat ini berjalan melewati mereka.
Berliana melambaikan tangannya ketika dilihatnya Papa dan Mamanya yang sedang menunggu kedatangannya.
"Mama... Papa Berli kangen banget."
Sambil berpelukan antara mereka.
"Iya sayang, Mama dan Papa juga kangen banget sama kamu," ucap Tuan Wijaya.
"Ayo... sekarang kita pulang nanti dirumah kita kangen-kangenan lagi," ucap Mama Rita.
"Ayo !" ucap Papa dan Berli.
Mereka pun naik ke dalam mobil yang di kendarai oleh supir keluarga Wijaya.
Didalam mobil mereka saling berbincang-bincang satu sama lain.
Tak terasa 1 jam perjalanan mereka pun sampai di Mansion kediaman keluarga Wijaya.
Sopir segera membukan pintu untuk majikannya dan menurunkan koper bawaan sang Nona Muda.
"Terima kasihnya, Pak Rahmat," ucap Berli.
"Sama-sama Non Berli," ucap Pak Rahmat.
Mereka bertiga pun masuk kedalam mansion yang mewah itu.
"Sayang... kamu istirahat saja dulu di atas nanti Mama panggil untuk makan malam."
"Oke Mama sayang," ucap Berli.
"Mama... apa kita akan segera memberitahu Berli akan tujuan kita yang menyuruh Berli untuk pulang kerumah Ma?" tanya Tuan Wijaya.
"Kita akan segera memberitahu Berli akan perihal niat kita untuk menikahkan Berli dengan anak sahabat kita. Tapi nanti saja kita tunggu waktu yang tepat lagian Berli baru juga sampai dirumah. Mama nggak mau dia merasa syok sangat mendengar perjodohan ini," ucap Mama Rita.
"Oke deh... Papa, menurut saja apa kata Mama. Sekarang kita istirahat saja dulu."
Didalam kamar Berli sedang merebahkan diri di atas ranjang yang empuk.
"Huff... sudah 3 tahun aku meninggalkan kamar ini. Semuanya tidak ada yang berubah masih tetap sama saat aku meninggalkanya," gumam Berli.
"Lebih baik aku membersihkan diri."
Seraya beranjak pergi ke kamar mandi.
Berli masuk kekamar mandi disana dia membenamkan tubuhnya di bathtub dengan aroma vanila dan lavender yang membuat tubuhnya rileks. Memejamkan mata sambil menikmati aroma minyak essential.
Setelah 30 menit membersihkan diri berli keluar dari kamar mandi dengan mengunakan baju handuk dan melilitkan handuk kecil di kepalanya.
Berli segera menuju walk in closet mengambil pakaian santai dan mengunakannya setelah mengeringkan rambutnya mengunakan hair dryer tiba tiba suara handphone berbunyi.
Tutt... tutt ... tutt... !
Berli segera mengambil ponsel di tas yang di letakkan di atas tempat tidur.
Berli melihat nama yang tertera di layar handphone miliknya.
"Huh... aku lupa untuk mengabari Indri kalo aku akan pulang ke Indonesia. Pasti Indri marah sama aku sekarang."
Berli segera mengeser tombol hijau untuk menjawab panggilan telpon dari Indri.
"Hallo... !" ucap Berli.
"Hallo," teriak suara dari sebrang telpon sana.
Berli segera menjauhkan telpon dari telinganya
"Hallo... Berli kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu akan pulang ke Indonesia huh. Aku pergi ke apartemenmu tetapi kata Jo kamu sudah pulang ke Indonesia. Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya. Apakah kamu tidak menganggap aku sahabat mu lagi," cerca Indri beruntun.
Indri memang cewek yang cerewet tapi dia baik dan juga pengertian.
Indri selalu mendukung Berli sebaga sahabat.
Mereka berdua sangat dekat seperti saudara tidak ada rahasia di antara mereka berdua.
"Ya ampun! Indri, kalo nanya itu satu-satu dong. Aku susah jawab, Sekarang aku bakal jelasin aku minta maaf karna belum sempat untuk memberitahu dirimu karna aku pulang mendadak. Orang tua ku menyuruhku untuk pulang dan satu lagi kemana kamu pada saat aku lagi ingin menghubungimu. Kenapa handphone kamu tidak aktif selama seharian.aku tau kamu pasti lagi liburan bareng kak Daniel.
"Hehehe... kamu kayak nggak tahu aja Berli. Kan kamu tau sendiri udah 3 bulan aku nggak ketemu sama kak Daniel." Indri terkekeh geli.
"Huff...." Berli hanya menghela napas nya saja.
"Yaudah kalo gitu aku tutup telpon nya. Sekarang aku mau istirahat dulu capek nih baru juga sampai udah dengar suara kamu yang cempreng itu."
"Iya, sekarang kamu istirahat saja. Tapi jangan lupa nanti kamu cerita ke aku kenapa kamu mendadak pulang ke Indonesia," ucap Indri.
"Oke... nanti aku cerita. Sekarang aku tutup teleponnya." Bye Indri.
"Bye Berli," ucap Indri.
Setelah menjawab telpon dari sahabat karibnya itu Berli lalu merebahkan kembali tubuhnya di kasur empuk dan memejamkan matanya menuju alam mimpi.
Tak terasa hari telah sore tapi sang gadis masih asyik dengan mimpi nya.
Tok... tok ... tok... !
Pintu kamar Berli di ketuk
"Non Berli... bangun hari sudah sore," ucap Pelayan sambil mengetuk pintu kamar.
Berli yang mendengar sayup sayup suara dan pintu kamar yang diketuk segera bangun sambil mengerjap kedua matanya.
"Iya, Bik, nanti Berli turun," teriak Berli di dalam kamar.
Pelayan yang mendengar suara Nona Muda itu segera pergi dari pintu kamar.
Berli meregangkan otot-otot tubuhnya, perjalanan panjang membuat dirinya lelah hingga tak terasa tertidur dengan sangat lelap.
Berli bangkit dari atas ranjang mengambil handuk dan pakaian ganti dari dalam lemari.
Berli melihat koper besar yang belum di bereskan, biar saja pikirnya saat ini tubuhnya benar-benar lelah.
Tbc
Dukung author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sophia Aya
mampir thor
2023-07-27
0
yelmi
baru mampir di karya pertama mu tor...setelah dapat salam cinta dari jangan salahkan aku selingkuh langsung buka profil mu ternyata banyak sekali karya mu yg bagus2...nanti ku baca dulu satu2 y...
semangat nulis dan sehat selalu tor
2023-02-07
1
Zamie Assyakur
hai mom... aku mampir lagi 🤗🤗🤗🤗
2022-12-17
0