Menggoda Wanita Dewasa

Davin keluar dari ruangan guru BK dengan senyum yang terkembang, celananya pun terasa lebih sesak daripada tadi.

"Sial! bagaimana bisa seorang guru berpenampilan menggoda seperti itu," gerutu Davin, tak rela tubuh wanitanya dinikmati murid yang lain, tapi jujur saja dia pun suka melihatnya.

Davin bergidik, ingin buru-buru ke kamar mandi dan kencing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam 12 siang.

Viona memutuskan untuk pulang lebih dulu, meskipun sekolah belum memasuki waktunya pulang.

Tapi Viona tak peduli, sudah cukup bagus dia bertahan hingga jam 12 siang.

Belum lagi intinya yang lembab membuatnya sungguh merasa tak nyaman.

"Semua ini gara-gara bocah berandal itu! Ah sial! Kenapa aku bisa terbuai hanya karena tangannya itu. Bodoh sekali! Ah bahkan jarinya pun terasa begitu besar! Sial Sial! pikiranku jadi rusak gara-gara bocah itu!"

Viona memukul stir, kemudian menghidupkan mesin mobilnya dan segera keluar dari area parkir sekolah.

Tanpa Viona sadari jika kehadiran Davin mampu membuatnya lupa akan Dewa, pria yang beberapa hari ini sudah menyakiti hatinya dengan begitu tega.

Sampai di rumah, Viona langsung disambut oleh dua penjaganya yang setia, Jo dan Ron.

"Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya Jo.

Membuat langkah Viona terhenti di teras rumah dan menatap secara bergantian 2 pengawalnya ini.

"Apa maksudmu?!" tanya Viona dengan nada bicaranya yang khas, suka membentak.

"Maaf Nona, tapi lipstik Anda berantakan."

"Arght!!!"

Viona mengacak rambutnya frustasi, bahkan menghapus asal lipstik yang masih tertinggal di bibirnya.

Bocah berandal!

Bocah sialan!!

"Nona_"

"Jangan mengajakku bicara!" kesal Viona.

Jo dan Ron terpaku, berdiri tegap dan tidak lagi berani bergerak. Mereka berdua memperhatikan Nona nya yang masuk ke dalam rumah.

"Nona Viona itu tipe wanita perfeksionis, apalagi tentang penampilannya, tapi tadi lipstiknya tidak rapi." Jo berucap.

"Kamu benar, jangan-jangan tuan Dewa kembali menemui Nona Viona dan memaksa Nona untuk berciuman." Ron menjawab dengan menerka-nerka.

"Sudah ku bilang, sebaiknya kita ikuti terus Nona untuk keamanannya."

"Baiklah, mulai detik ini kita kembali jadi mata-mata Nona."

Keduanya mengangguk, bersepakat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam 7 malam.

Viona sudah bersiap untuk pergi ke hotel, memenuhi janjinya pada Davin.

Tapi kepergiannya terhalang saat sang ibu menghadang. Dania menatap sang anak sambung yang nampak cantik seperti biasa, pergi saat mereka belum makan malam bersama.

"Kamu mau kemana? ayah masih menghukum mu, lebih baik di rumah saja."

"Jangan mengatur ku, sejak kapan aku peduli dengan ucapan mu!"

Dania membuang nafasnya pelan.

"Mama mohon, setidaknya makan malam di rumah."

Viona tak mau dengar, dia dengan segera melewati Dania begitu saja.

Dinara yang diam-diam memperhatikan di sudut ruang tengah itu pun merasa bersedih, Viona selalu saja bersikap semaunya pada sang ibu.

Dinara lantas menghampiri ibunya.

"Ma."

"Dinara, mama baru saja ingin memanggil mu untuk makan malam." Dania menyambut sang anak dengan elusan sayang di pundak Dinara.

"Ma, aku tidak suka mbak Viona yang selalu bersikap semaunya seperti itu." Keluh Dinara.

"Nara, 6 bulan lalu ibunya meninggal, setelahnya papa Gunawan menikahi mama, wajar jika mbak Viona belum bisa menerima itu."

"Tapi mama menikah dengan papa Gunawan atas keinginan terakhir tante Vivian."

Vivian adalah ibu kandung Viona.

"Sst! berhenti membicarakan itu, mbak Viona tidak perlu tahu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Like dan komen nya ya 😘😘😘

Sehari 5 bab 🤣