NovelToon NovelToon
Anak Untuk Kakakku

Anak Untuk Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Penikahan yang seharusnya berjalan bahagia dan penuh dengan keharmonisan untuk sepasang suami istri yang baru saja menjalankan pernikahan, tapi berbeda dengan Evan dan dewi. Pernikahan yang baru saja seumur jagung terancam kandas karena adanya kesalah pahaman antara mereka, akankah pernikahan mereka bertahan atau apakah akan berakhir bahagia. Jika penasaran baca kelanjutannya di novel ini ya, jangan lupa tinggalkan komen dan like nya… salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan kehamilan caca.

“Caca…” lirih Evan melihat wanita di depannya, sedangkan dewi yang pernah melihat wanita tersebut mengingat ingat dimana dia pernah melihatnya.

“Evan…” lirih caca melihat Evan.

“Kalian sudah saling kenal…?” Ucap Marcel melihat reaksi putrinya ketika bertemu dengan Evan, caca memperlihatkan senyum canggung ya di depan Marcel.

“Dia.. dia… teman aku pa, waktu masih SMA.” Jawab caca terdengar gugup.

“Ternyata dunia ini memang sempit ya cil,” dini menatap cila penuh arti, sedangkan cila hanya bisa membalas ucapan dini dengan anggukan kepala.

“Jadi om tidak perlu mengenalkan kalian lagi dong, kalau kalian ternyata sudah saling kenal.” Deri menatap caca dan Evan, terdengar tawa renyah di antara Deri dan Marcel.

Pesanan mereka pun datang, dengan di bawa tiga orang pelayan yang masuk ke private room yang di tempati keluarga Marcel dan Deri.

“Kita makan sambil ngobrol biar Susana semakin enak dan santai.” Ajak Deri menggambil makanan miliknya.

Sedangkan dewi entah kenapa dia merasa tidak menyukai caca, melihat interaksi Evan yang selalu mencuri curi pandang melihat caca di depannya. Sednagkan caca sendiri selalu menundukkan kepalanya, dia sebenarnya takut melihat Evan saat ini.

“Om, tante saya ijin ke belakang dulu sebentar.” Ucap caca yang segera berdiri dari tempat duduknya, Evan melihat caca yang tengah akan berdiri.

“Tadi kan kamu sudah ke kamar mandi ca, kamu tidak ada masalah kan…?” Tanya cila melihat caca yang wajahnya terlihat memucat.

“Nggak apa apa ma, caca ke belakang sebentar ya.” Caca segera pergi dari ruangan yang membuat dirinya panas dingin, sedangkan Evan yang melihat kepergian caca hanya terdiam dan melanjutkan makannya.

“Sepertinya caca tidak enak badan cil, apa tidak sebaiknya kamu lihat dia sebentar.” Ucap dini yang terlihat kawatir dengan kondisi putri temannya tersebut.

“Ehem.. om, tante saya permisi ke belakang sebentar. “ ucap Evan tiba tiba.

“Oh… sekalian aja van, kamu lihat kondisi caca.” Deri memerintahkan Evan yang sudah sempurna berdiri dan akan berbalik keluar ruangan.

“Iya om.” Jawab singkat Evan dan berlalu pergi menghampiri caca.

Sebenarnya Evan tidak ingin ke kamar mandi, tapi dia sangat ingin melihat caca dan berbicara empat mata dengan caca saat ini. Setelah mendengar ucapan Dion tadi, yang menyatakan caca hamil.

Evan berdiri di samping pintu kamar mandi menunggu caca keluar, atensi para wanita yang keluar dari kamar mandi teralihkan saat melihat Dion yang menyandarkan tubuhnya di tembok samping pintu kamar mandi.

“Ya ampun cakep banget tuh cowok,” ucap salah satu wanita yang masuk ke kamar mandi bersama temannya, caca yang merapikan rambutnya di wastafel mendengar ucapan wanita tersebut.

“Pengen peluk rasanya, lihat nggak badannya yang tegap itu. Mana cakep lagi orangnya, mau deh jadi selingkuhannya.”

Dan masih banyak lagi ucapan ucapan frontal dari beberapa wanita yang masuk ke dalam toilet, caca sampai menggelengkan kepalanya mendengar ucapan ucapan frontal dari beberapa wanita tersebut.

Caca segera keluar tanpa memperhatikan makan dan kirinya, Evan yang meliaht caca keluar dari toilet segera menarik lengannya dan mengajaknya keluar dari restoran tersebut.

“Evan…” histeris caca terkejut dengan ulah Evan.

“Kita perlu bicara.” Ucap Evan masih tetap memegang lengan caca.

Caca menuruti kemauan Evan, dia tahu jika dia tidak bisa menolak permintaan Evan saat ini. Entah caca tidka mengerti Evan akan membawanya kemana, dia hanya menuruti langkah kaki Evan.

Mereka berjalan keluar resto dan berjalan menuju ke sebuah bangku di taman dekat restoran tersebut, kebetulan di samping restoran terdapat taman bermain yang di sediakan pihak restoran untuk anak anak.

Setelah mereka duduk Evan menatap caca, sedangkan caca menundukkan kepalanya.

“Kapan kamu kembali dari luar negri, kenapa kamu tidak langsung menghubungiku.” Tanya Evan yang sudah bisa mengatur perasaan nya yang tengah kacau.

“Apa perlu aku menjawab pertanyaan kamu van, sepertinya aku tidak perlu menjawabnya.” Jawab caca sedikit ketus.

Evan memiringkan tubuhnya ke samping, dia melihat caca yang masih bertahan dengan kepalanya yang melihat ke bawah.

“Ca… lihat aku, apa aku tidak sepenting itu buat kamu setelah kita..”

“Cukup van, tidak usah kamu ungkit kejadian dulu.” Caca menghentikan ucapan Evan, dia tidak ingin Evan mengungkit ya lagi.

“Tidak bisa ca, aku harus mengetahui apa yang terjadi setelah kamu tiba tiba memutuskan ku dengan sepihak.”

Caca menghela nafasnya, dia sebenarnya sudah menutup semua yang berhubungan dengan Evan.

“Katakan ca, apa kamu beneran hamil.”

Caca yang mendengar ucapan Evan yang tiba tiba, seketika memelototkan matanya. Rahasia yang selama ini dia simpan rapat rapat, sampai kedua orang tuanya sendiri tidak tahu kenapa Evan bisa mengetahuinya.

“Dari mana kami tahu.” Tanya caca penasaran.

“Jadi jadi benar kamu hamil anakku.” Evan menarik tangan caca dan menggenggamnya erat, dia terkejut dengan jawaban yang caca berikan.

“Aku… aku..” caca gugup setelah Evan mengetahui keadaannya saat ini.

“Apa benar itu anak aku ca, apa benar kejadian waktu itu bisa membuat kamu mengandung anakku.” Evan menempelkan tangannya ke pipi caca yang terasa lembut, melihat air mata caca yang menetes membuat Evan dapat merasakan kesakitan yang caca rasakan.

Caca masih diam, dia bingung harus mengatakan apa.

“Aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku, kamu tidak usah kawatir,” Evan menarik tubuh caca untuk dia peluk, caca yang merasakan pelukan Evan dengan perasaan yang entah gembira atau sedih menangis histeris.

Evan berulang kali menenangkannya dengan mengelus punggung lemah caca, melihat wanita yang dulu pernah menjadi tambatan hatinya. Evan jadi bisa merasakan kesedihannya, caca masih saja menanggis di pelukan Evan.

Sedangkan dewi yang tadi ijin ke toilet, dengan tidak sengaja melihat Evan yang menarik caca untuk keluar dari dalam restoran. Dengan mengendap endap dewi sengaja mengikuti Evan dan caca, dan setelah mendengar pembicaraan Evan dan caca dewi merasa tidak percaya.

Dewi tidak menyangka jika Evan dapat melakukan perbuatan seperti itu ke seorang wanita, dewi dapat menebak dengan apa yang sudah terjadi antara caca dan Evan dulu.

Denagn sakit yang terasa sangat, dewi segera pergi dari persembunyiannya. Dia memilih kembali masuk ke dalam ruangan tempat di mana Deri dan dini menunggunya.

“Kamu tidak lihat caca dna Evan wi…? Kenapa mereka belum masuk juga dari tadi.” Tanya dini penasaran, sedangkan cila mengangukan kepalanya.

“Aku tidak lihat mereka ma.” Jawab dewi singkat yang kembali duduk di kursinya.

Beberapa setelah dewi masuk ke dalam ruangan tersebut, Evan dan caca masuk dengan bergandengan tangan yang membuat para orang tua terkejut dengan kelakuan caca dan Evan.

“Kalian…” tanya Marcel yang terkejut melihat caca yang menggandeng tangan Evan.

“Pa… sebenarnya Evan adalah pacar aku.” Ucap caca tiba tiba yang membuat seisi ruangan terkejut dengan kejujuran caca.

“APA….!!?” Ucap para orang tua bersamaan.

“Maaf kalau caca tidak jujur waktu awal kami bertemu, caca terlalu syok melihat Evan tadi.”

Entah kenapa dewi tidak suka dengan ucapan caca dan sikap caca saat ini, dewi merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh caca. Tapi entah apa, dewi sendiri tidak tahu.

“Jadi kita tidak perlu jodoh jodohkan mereka lagi dong pa…” ucap dini tiba tiba.

“Apa din, kami berniat menjodohkan caca dengan Evan.” Tanya cila terkejut.

“Awalnya cil, tapi kenyataannya mereka sudah kenal duluan.” Dini ke memperlihatkan wajah tak bersalahnya, tawa pecah di antara mereka pun terdengar.

Berbeda dengan dewi yang tampak kesal, dia memilih melanjutkan makannya tidak mau ikut ke dalam obrolan orang orang di sekitarnya.

1
Rohaniingsun09 Rohaniingsun09
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!