Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.
Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Audrey tidak bicara lagi pada Lucas, dia berjongkok ketika melihat kelinci gemuk berwarna putih mendekat ke arahnya. Audrey mengulurkan tangan, mengusap punggung kelinci itu dengan memasukkan tangannya melalui celah kecil dari balik pagar. Audrey tidak berhenti mengusapnya karna gemas.
"Kamu paling gemuk diantara yang lain. Lucu sekali." Audrey bergumam lirih. "Tunggu, apa kau sedang hamil?" Bola mata Audrey membulat saat tidak sengaja merasakan pergerakan ketika mengusap perut kelinci itu.
Audrey memastikan lagi, kali ini kedua tangannya masuk ke dalam kandang dan meraba perut kelinci menggunakan dua tangannya.
"Wahh,, sepertinya kamu benar-benar hamil. Pantas saja tubuhmu paling besar diantara yang lain." Senyum di bibir Audrey merekah. Kehamilan kelinci itu mampu mengubah suasana hati Audrey menjadi lebih baik.
Dulu ketika masih kecil, dia pernah memelihara kelinci dibelakang rumahnya. Ibu kandungnya menyukai taman yang dipenuhi bunga dan kelinci-kelinci mereka dibiarkan lepas di taman. Setiap pagi Audrey dan Ibunya akan pergi ke taman untuk memberi makan kelinci. Tidak heran jika Audrey bisa tersenyum saat ini. Dia memiliki kenangan yang bagus soal hewan peliharaan itu.
Lucas masih berdiri ditempatnya. Sejak tadi interaksi Audrey dengan kelinci itu diperhatikan oleh Lucas hampir tanpa kedip. Perubahan suasana hati Audrey ketika berinteraksi dengan kelinci itu berbanding terbalik dengan suasana hati Audrey sebelumnya.
"Sudah sangat besar, kamu akan melahirkan sebentar lagi." Audrey kembali bicara tanpa melepaskan tangannya dari tubuh kelinci itu. Dia bisa memprediksi kelinci itu akan melahirkan dalam waktunya dekat. Audrey sudah sering memegang kelinci yang sedang hamil, tidak sulit memprediksi kapan kelinci itu siap melahirkan.
"Jangan memegangnya terlalu lama, segera masuk ke dalam dan bersihkan tanganmu!" Tegur Lucas.
Audrey tak mau ambil pusing. Teguran Lucas seperti angin lalu tanpa berniat menanggapinya. Dia masih berjongkok dan asik mengajak kelinci itu bicara. Seolah tidak takut dengan kemarahan Lucas, Audrey malah memancing amarahnya.
"Audrey Hubert! Kesabaranku cukup buruk jika kau lupa!" Lucas menatap tajam dengan wajah mulai memerah. Terlahir sebagai pemimpin, sejak dulu tidak ada orang yang berani mengabaikan perintahnya. Tapi Audrey malah bersikap terang-terangan mengabaikan perintah Lucas hingga memancing amarahnya.
Jika biasanya Audrey ketakutan, kali ini kemarahan Lucas tidak membuat Audrey takut sama sekali. Sepertinya kebencian dihati Audrey pada Lucas telah mengalahkan rasa takutnya. Audrey jadi memiliki keberanian menghadapi kemarahan Lucas.
Audrey berhenti mengusap kelinci itu dan mendorong pelan punggungnya. "Bergabunglah dengan teman-temanmu dan makan yang banyak, aku akan datang lagi saat kamu melahirkan."
Kelinci itu segera berlari kecil dan bergabung dengan kelinci lain yang sedang memakan wortel dan rumput. Ucapan Audrey sepertinya bisa dipahami dengan baik.
"Aku bersikap baik dan bicara lembut pada kelinci itu, tidak heran jika kelincinya jadi sangat patuh." Audrey bergumam sembari berdiri. Kata-kata dibuat sengaja untuk menyindir Lucas. Dia berjalan melewati Lucas tanpa berniat meliriknya, seolah-olah Lucas tidak terlihat.
Wajah Lucas merah padam. Amarahnya memuncak saat melihat Audrey melewatinya begitu saja. Audrey cukup berani karna mengabaikannya.
Hanya berjalan beberapa langkah, Lucas sudah bisa menyusul Audrey dan mencengkram pergelangan tangannya. Sontak Audrey menghentikan langkah. Cengkraman Lucas di pergelangan tangan Audrey tidak main-main, sampai terlihat kemerahan disekitar cengkraman tangannya.
Audrey mendongak, menatap Lucas yang jauh lebih tinggi. Tubuh Audrey terlihat sangat mungil disamping Lucas yang memiliki tinggi 187 cm. Postur tubuh Lucas juga lumayan besar, dengan otot-otot dibagian tertentu terbentuk sempurna. Audrey yang memiliki tinggi 165 dan berat 47 kg tidak ada apa-apanya ketika berdiri di samping Lucas.
"Manusia jika diperlakukan baik justru semakin tidak tau diri! Sepertinya aku terlalu baik padamu sejak awal!!" Geram Lucas penuh penekanan.
Audrey dan Lucas memiliki sudut pandang yang berbeda tentang memperlakukan seseorang dan bagaimana orang itu akan bersikap padanya.
Lucas adalah seorang pemimpin di perusahaannya sekaligus mafia besar yang banyak ditakuti oleh orang-orang. Dia akan bersikap keras untuk membuat bawahannya patuh padanya. Berbeda dengan Audrey,semakin orang bersikap baik padanya, maka dia akan semakin baik.
Audrey meringis kesakitan. Dia berusaha menarik tangannya dari cengkraman Lucas, tapi sia-sia. Lucas terlalu kuat mencengkram tangan Audrey sampai kemerahan.
"Ya kau memang baik! Bahkan terlalu baik sampai-sampai memberi tahu Ayahku jika aku hamil! Apakah aku harus berterimakasih padamu karna membuat Ayahku frustasi mengetahui anaknya hamil hasil pemer kosaan?!" Teriak Audrey meluapkan amarahnya. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Tatapannya pada Lucas penuh kekecewaan bercampur kebencian. Bahkan rasa benci Audrey terhadap Teresa tidak sebesar ini.
Lucas mengernyitkan dahi. "Aku memberitahu Ayahmu? Apa aku terlihat kurang kerjaan?" Lucas tidak tau menahu soal Jason yang mengetahui kehamilan Audrey. Orang kepercayaan Jason memang memberi kabar jika Audrey baik-baik saja bersama Lucas, sebagai pelayan di Mansion. Audrey pun sudah sepakat akan mengatakan hal yang sama ketika menelfon agar Jason percaya.
"Jika bukan kau, lalu siapa lagi?! Tidak ada orang lain yang menginginkan kehancuranku selain kamu! Ibu tiriku bahkan tidak tau keberadaan ku!" Suara Audrey bergetar dengan air mata yang membasahi pipi. Rasa sesak yang menghimpit membuat Audrey tidak bisa membendung air matanya lagi. Tidak peduli dia akan terlihat lemah dan rapuh di depan Lucas, faktanya Audrey memang tidak sekuat itu.
"Masuk! Kamu menjadi lancang karna diperlakukan baik! Aku tidak perlu menggunakan cara murahan jika ingin menghancurkan seseorang! Mengadu domba, menjebak, memanipulasi keadaan, hanya orang-orang bodoh yang menggunakan cara seperti itu untuk menghancurkan orang!" Ujar Lucas penuh penekanan. Mata tajamnya meminta di wajah Audrey.
Merasa tersindir, Audrey segera memalingkan wajah dan tidak bicara lagi. Dia bungkam dan pasrah ketika Lucas menggandengnya masuk ke dalam Mansion.
...******...
Audrey menghubungi Ayahnya untuk memastikan dan menjawab rasa penasaran. Dia bukannya tidak percaya pada pengakuan Ayahnya soal kabar kehamilan itu datangnya dari Lucas. Tapi setelah Lucas mengatakan bahwa itu adalah cara murahan, Audrey merasa jika pria kejam seperti Lucas tidak perlu melakukan hal itu untuk menghancurkan seseorang.
"Halo Daddy, bagaimana kabar Daddy?" Audrey berusaha membuat suaranya agar terdengar ceria dan bahagia.
Helaan nafas Jason terdengar diseberang sana. "Seharusnya Daddy baik-baik saja dan bahagia karna Teresa sudah ditahan. Daddy terlah mendapatkan semua bukti kejahatannya, wanita itu akan mendekam lama di penjara."
"Benarkah? Itu kabar baik Dad, apakah aku harus merayakannya disini? Akhirnya wanita jahat itu mendapatkan hukumannya." Audrey tersenyum lebar saking senangnya. Dia membayangkan kemarahan di wajah Teresa yang tidak terima ketika ditangkap. Seandainya Audrey bisa menyaksikan langsung, dia melihatnya sambil tertawa.
"Sayang, kau baik-baik saja? Daddy memikirkanmu setiap saat. Pasti tidak mudah hamil diusia muda. Maafkan Daddy, semua ini karna Daddy tidak bisa berbuat apa-apa saat itu."
Audrey menggeleng cepat. "Daddy yang terbaik, semua ini tidak ada hubungannya dengan Daddy. Tolong jangan bersedih untukku, aku baik-baik saja Dad. Semua orang memperlakukan ku dengan baik disini."
"Bagaimana dengan Lucas? Elie bilang, Lucas sangat kejam dan suka menyiksa orang. Daddy khawatir,,,"
"Elie bicara seperti itu?" Potong Audrey.
"Ti-tidak,, maksud daddy,,"
"Dad, apakah Elie juga yang memberitahu kehamilanku?" Lirih Audrey dengan perasaan yang berkecambuk.
gara2 lucas ini,, si Audrey banyk tekanan..
selalu semangat & sehat