Lian Arkana, pemuda yatim piatu yang harus berjuang dari kemiskinan untuk menghidupi dirinya dan adiknya
Bullyan serta hina tak lepas dari Lian, setiap hari dia pulang dengan luka, di saat dia akan menyerah, sebuah Sistem muncul dan akan membantu nya menjadi yang terkuat dan terkaya
Apakah Lian dapat membalaskan dendam nya? dan bisakah dia menjadi yang terkuat? ikuti kejutan dalam alur cerita ini !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryoo_Zan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Ting
Lian dan Queen telah sampai dilantai 2, dan terlihat teman teman mereka sudah berkumpul diruang keluarga.
" Nah udah sampai tuh dua bucin " Goda Hana
" Bilang aja iri wlee " Ucap Queen menjulurkan lidah kecilnya
Lian hanya tersenyum tipis melihat percakapan kekasihnya dengan sahabatnya itu dan dia melanjutkan langkahnya menghampiri Rey dan Manuel yang tengah memakan cemilan.
" Eh bos dikira bakal ngendog terus diatas bareng bu bos " Canda Rey
Lian duduk disofanya " Kalo gw gak turun lo semua gak akan makan malam " Jawab Lian
" Eh jangan bos nanti kalo gw gak makan terus m*ti gimana "
" Bodo amat "
" Hahaha...Makanya lo jangan cari gara gara sama nih kulkas " Tawa Manuel melihat wajah Rey yang sudah kusut
" Ck, gw cuman ajak bercanda doang " Gerutu Rey
" Udah cepet lo mau pesen apa? " Tanya Lian kepada Rey
Muka Rey langsung sumringah mendengar tawaran Lian " Gw pesen ayam geprek aja, udah lama nih lidah gak ngerasain " Jawabnya
Lian mengangguk dan menoleh ke manuel " Catat pesanan yang lain " Ucap Lian menyerahkan handphonenya kepada Manuel.
" Yaelah si bos, kok malah gw sih ahk " Jawab Manuel menerima handphone Lian dengan terpaksa
Manuel beranjak dari sofa dan menghampiri ketiga ciwi ciwi yang sedang menonton drakor.
" Rey gimana tentang penembak jitu yang gw suruh ke lo? " Tanya Lian sembari memakan cemilan diatas meja.
Rey mengambil Ipadnya dan melihat data seleksi " Hmm.. udah tuan, penembak jitu yang ikut dalam misi adalah Mike dan Wans " Jawabnya.
" Mereka yang menjaga Queen dan Lusi ketika di mall? "
" Benar, setelah mereka sampai dimarkas mereka langsung melakukan seleksi, dan mereka berdua adalah top skor karena semua tembakan yang diluncurkan tepat sasaran dan juga tak meleset satu pun yang meleset " Jelas Rey dan menyerahkan Ipad kepada Lian
Lian mengangguk dan mengambil Ipad itu, dia sangat puas dengan perkembangan anggotanya yang cepat.
" Masukan Manuel kedalam tim inti " Perintah Lian.
" Dia ikut dalam penyerangan? " Tanya Rey dan diangguki oleh Lian.
" Jadikan dia tangan kanan gw " Ucap Lian dan beranjak dari sofanya.
" Secepat itu? "
" Gw melihat kemampuan dia saat dihotel tadi, lagi pula lo udah jadi sekertaris gw dan gw tau lo itu malas jika berbicara panjang lebar " Jawab Lian dan berjalan kekulkas mengambil cemilan lagi.
" Hehe.. tau aja si bos " Ucap Rey menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Mana si bos, ini udah semua pesanannya, gw heran kenapa dia pesan makanan padahal ada art? " Tanya Manuel.
" Tuh si bos lagi ngambil cemilan lagi, katanya sih bahan masaknya lagi dibeli sama art art mansion ini " Jawab Rey.
Manuel mengangguk dan kembali duduk disofa, tak lama Lian kembali dengan membawa cemilan ditangannya.
" Rey lo tahu dimana lokasi mansion ayah Lusi tinggal " Tanya Lian sembari mendaratkan bokongnya di sofa.
" Di jalan perak, pas sekali dilokasi itu sepi dan jarang ada yang lewat disana " Jawab Rey.
" Nama bapaknya siapa? " Tanya Manuel.
" Toni... " Jawab Rey terpotong.
" Siapa yang nama bapaknya Toni?! " Teriak Manuel ke trio ciwi ciwi itu.
" Bac*t!, bukan bapak gw lagi dia! " Kesal Lusi.
Lian menatap malas Manuel, sedangkan Rey hanya menepuk jidatnya melihat temannya yang ternyata tingkahnya absurd.
" Sejak kapan gw punya temen kek dia " Ucap Rey sambil memijat pelipisnya.
" Halah, lo juga pernah kali " Jawab Manuel.
" Udah tobat gw, pernah waktu itu gw dapet kualat nyemplung ke balong "
" Hahahaha " Manuel langsung tertawa terbahak bahak mendengar cerita Rey
" Oh iya bapaknya si Hana siapa? " Tanya Manuel kepada Rey.
" Ckk, udah udah sebelum gw kasih tau nama daddy lo Nuel " Ucap Lian yang masih santai memakan cemilannya.
" Biarin gw mau nyoba perang ketiga kayak gimana " Jawab Manuel
Huhhh
Lian dan Rey hanya menghela nafas kasarnya, mereka mulai menyimpulkan bahwa Manuel akan ke mode absurdnya ketika sedang ngumpul atau diwaktu bercanda.
*
*
***Brakk***
" Sial! kenapa orang yang kau suruh bisa mati hah?! " Teriak seorang paruh baya yang menggebrak meja kerjanya.
" Sa-saya tak tau tuan, mereka telah dihabisi oleh seseorang ketika sedang mengejar nona muda " Jawab assistennya
" Anak sial*n itu benar benar membuatku marah, apa susahnya tinggal menerima perjodohan ini " Kesal Pria itu yang tak lain adalah Toni Kusumo.
' Ya gimana gak mau nerima coba, orang yang mau dijodohkannya saja umur 40 tahun ' Guman assisten Toni merutuki ucapan Lian Tuannya.
Drtttt.... drtttt... Handphone Toni bergetar menandakan seseorang meneleponnya, dengan berat hati Toni mengangkat telepon itu.
" Ha-halo tuan Giliam "
" Apa kau sudah membawa anak mu? " Tanya Giliam disebrang telepon.
" Ma-masih dalam pencarian tuan " Jawab Toni grogi
" Saya kasih waktu hingga besok, jika dia tidak ditemukan saya batalkan pernikahan itu " Ucap Giliam yang langsung mematikan telepon secara sepihak.
" Halo tuan? halo? Argh si*l!, cepat cari anak tak berguna itu! " Perintah Toni pada assistennya.
" Baik tuan " Jawab assisten itu.
" Tuan, saya sudah menyuruh pembunuh bayaran untuk mencarinya, siapapun yang melindunginya akan dibunuh ditempat " Ucap assistennya melapor kepadanya.
" Bagus, cepat cari dia, tuan Giliam tak suka menunggu " Jawab Toni tersenyum menyeringai.
...----------------...
***Malam telah tiba***
Dimansion Lian, kini mereka sedang makan malam.
Kehangatan serta tawa di meja makan itu menjadi bukti bahwa kekeluargaan ada disana.
" Haha... gw juga bilang apa, habisin dulu makanan lo baru ketawa jadi keselek kan lo " Ucap Manuel sambil menyerahkan segelas air putih kepada Rey.
" Ya elu yang ngelawak terus, susah masuk nih nasi ama ayam geprek gw " Jawab Rey menerima gelas air yang diberi Manuel.
Semua orang dimeja makan tertawa mendengar percakapan duo maut itu.
" Oh iya sayang, aku punya hadiah buat kamu " Ucap Queen menatap wajah tampan Lian.
" Benarkah? " Tanya Lian antusias.
Queen mengangguk sebagai jawaban " Ya nanti ke kamar oke " Ucapnya dan Lian memberi isyarat tangan 'oke'.
Singkatnya makan malam telah selesai, Queen dan kedua temannya pergi dari meja makan dan kembali ke kamar masing masing untuk membersihkan diri.
Sedangkan Lian dan duo maut ke ruang tamu untuk membahas tentang strategi penyerangan nanti.
" Jadi kita melakukan penyerangan jam 09.00 pm. Gw ingin semuanya berjalan sesuai dengan rencana " Ucap Lian yang menatap serius kedua temannya.
" Baik gw beri tahu Mike dan Wans terlebih dahulu " Jawab Rey yang mengambil handphonenya dan menelepon Mike.
" Kita akan pergi berlima saja? " Tanya Manuel kepada Lian.
Lian mengangguk sebagai jawaban " Sebenarnya kita bertiga saja sudah cukup untuk membantai kelompok Black Edelweis " Ucap Lian.
" Tapi gw gak ingin jika salah satu dari mereka kabur, jadi gw bawa 2 penembak jitu untuk menjadi pembuka penyerangan sekaligus mengawasi keadaan " Jelas Lian
Manuel mengangguk mengerti, dia sebenarnya tak yakin jika Lian menjadi penyerang sendiri tapi dia melihat cara dia menghabisi orang suruhan Ayah Lusi dan geng motor yang ingin membegalnya, dia pun yakin dan menyetujui jika Lian adalah penyerang sekaligus finishing.
" Gw ingin kekamar, mungkin Queen udah nunggu gw " Pamit Lian dan Manuel mempersilahkan.
Lian berjalan kelift dan memencet tombol 4 dimana kamarnya berada.
Ting
Setelah sampai Lian melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
Ceklek
Lian membuka pintu kamarnya, terlihat Queen sedang duduk dimeja rias melihat dirinya dicermin.
" Selamat datang " Sambut Queen, dia beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Lian lalu memeluk tubuh besar Lian.
Lian tersenyum dan membalas pelukan Queen " Terima kasih sudah menyambutku " Ucapnya
Queen mengangguk dan melepaskan pelukannya " Tutup matamu bub, kamu pasti suka dengan hadiahku " Ucap Queen sambil menarik tangan Lian.
Lian pun menuruti ucapan Queen untuk menutup matanya.
" Buka mata mu bub, kita sudah sampai "
Perlahan Lian membuka matanya, dia melihat hadiah yang diberi Queen, dia sangat menyukai hadiah itu.
Terlihat sebuah 2 sepasang hoodie berwarna hitam dan putih dengan motif love didepannya, mantel berwarna hitam elegant yang dulu dia sangat inginkan dan juga sebuah jam tangan mewah ada disana.
" Bagaimana apa kau suka bub? " Tanya Queen dengan antusias menunggu jawaban Lian.
Lian tersenyum hangat dan memeluk tubuh kecil Queen " Aku sangat menyukainya, terima kasih telah menyiapkan semua ini sayang "
Queen membalas pelukan Lian " Sama sama bub, aku sangat sayang padamu " Jawabnya.
" I love you Lian Arkana "
" I love you to Queen Syafira Galaksi "
' Aku sangat bersyukur dengan semua yang kau beri pada ku Tuhan, sebuah keluarga yang menjaga satu sama lain walaupun ayah dan ibu tak ada disisiku lagi, aku sangat bahagia disini, sungguh aku tak bisa membalas apapun selain taat padamu ' Guman Lian dalam hati, dia sungguh tak bisa berkata kata, mengucapkan kata terima kasih saja tak cukup dengan semua yang didapat oleh Lian.
Betapa beruntungnya dia mendapatkan Sistem dan orang orang yang menyayanginya, yang bisa merubahnya menjadi seperti ini.
...Bersambung.......
...****************...
aku mau/Scream//Scream/
aku mau/Scream//Scream/
So tunggu update an terbaru cerita gw, semoga kalian suka dan mohon maaf jika ada kesalahan, Terima kasih /Pray/