NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 - Ditinggal Sendirian

Kita adalah dua sajak yang hidup di antara musim hujan dan kemarau. Mabuk, menyanyikan lagu-lagu sendu di tengah hutan. Tenang bersama wajah-wajah kunang-kunang yang terang.

Semua barang itu kini memenuhi bagasi mobil Akesh. Bak lelaki gentle, ia hanya membiarkan Nala membawa benda-benda yang ringan. Setelah itu keduanya masuk ke mal kembali untuk pergi ke kafe favorit mereka.

“Kak Akesh kamu tahu nggak sih siapa pacar Kak Bina?”

Usai membicarakan hal random, ia akhirnya mengajukan pertanyaan titipan ini. Siapa lagi kalau bukan Agas. Nala terpaksa menanyakan hal ini agar setiap hari ia tidak diteror oleh sahabatnya itu.

“Nggak tahu, setahu gue sih dia masih jomblo.”

Setelah mengumpulkan banyak pernyataan, Nala akhirnya yakin kalau Bina masih lajang. Ia pun tersenyum karena bisa memalak Agas mulai besok.

“Gue juga belum pernah lihat Ical pacaran. Dua orang itu memang kadang aneh.”

Kata terakhir seperti bom tawa yang meledak keras. Biasanya mereka tidak pernah membicarakan orang apalagi bergosip tentang sahabatnya di belakang seperti ini.

“Lo udah kenyang kan? Setelah ini mau ke mana?”

Piring dan gelas di meja berukuran sedang itu sudah kosong tak bersisa. “Pulang aja kali ya Kak? Kenyang banget nih, jadi ngantuk.”

Meskipun ia masih ingin terus melanjutkan hari yang nampak seperti kencan pertama ini, tapi badannya sudah mencapai batasnya.

“La mulai sekarang kalau lo bosan di asrama, datang aja ke apartemen gue.”

Nala hanya mengangguk menanggapi tawaran itu. Sebenarnya sedari kemarin ia sudah berimajinasi jika Akesh akan memintanya untuk tinggal bersama dengannya di apartemen. Namun nampaknya angan-angan ini masih jauh dari genggaman tangannya yang terbatas.

Terkadang kenyataan memang tidak semenyenangkan itu. Begitu pula dengan ketakutan dan kekhawatiran yang seringnya tidak semenyeramkan itu. Bukankah ini kehidupan?

Dua sejoli ini pun memutuskan untuk kembali ke apartemen. Percikan semangat masih tersisa di badan Nala. Sehingga saat sampai di tempat itu, ia langsung menata barang-barang yang telah dibeli.

Akesh terpaku sejenak melihat Nala merapikan barang-barang itu. Ia mengamatinya dari belakang, kemudian berpikir sekilas gadis itu mirip mamanya. Mamanya yang walaupun sibuk dengan pekerjaan kantornya namun masih menyempatkan diri untuk mengurus rumah.

Tak ingin hanya menjadi orang yang menyaksikan yang lainnya kerja, Akesh pun ikut membantu Nala merapikan barang-barang. Saat menata baju ke lemari, nada dering ponsel berbunyi pertanda ada yang menelepon.

“Halo,” Akesh mengangkatnya dengan suara rendahnya.

“Oke, tunggu sebentar. Aku segera ke situ.”

Nala yang tengah menata piring di rak meliriknya. Kemudian saat Akesh berbalik menatapnya, ia membuang pandangan.

“La, gue pergi dulu ya, ada urusan mendadak.”

Setelah berkata demikian, Akesh menyambar jaketnya. Bersiap untuk pergi.

“Pulang cepat ya Kak, nanti kita makan malam bareng,” kata Nala dengan nada yang memburu. Seakan tidak sabar berkata demikian. Takut terlambat mengatakannya.

“Oke,” Akesh menoleh ke belakang kemudian berbalik lagi. Ia meninggalkan apartemennya.

Keringat dingin di punggung Nala semakin merembes, membasahi bajunya. Usai mengecilkan suhu AC, ia duduk di kursi meja makan. Ia tahu betul siapa orang yang bisa membuat Akesh buru-buru seperti tadi. Ia pun menghela napas pelan.

Kebahagiaan dan kesedihan memang satu paket. Bak setangkai bunga. Jika memang demikian, Nala rela memegang keduanya erat bahkan meski telapak tangannya dapat berdarah sewaktu-waktu.

Menjelang sore, Nala kembali ke dapur untuk memasak berbagai hidangan favorit mereka. Sesekali punggung tangannya menyeka keringat di dahinya. Celemek yang melekat di badannya memancarkan aura kasih sayang tulus seorang gadis saat memasak makanan untuk kekasihnya. Sayangnya tidak ada orang yang melihat ketulusan ini. Bahkan Nala sering kali tersenyum dalam prosesnya.

Setelah semuanya siap, ia menatanya di atas meja berwarna putih gading berukuran sedang. Meja itu kini penuh dengan makanan, lengkap beserta buah-buahan. Nala pun tersenyum puas melihat kerja kerasnya ini. Menatap hidangan ini membuat perutnya terasa penuh, tidak lapar sama sekali meski perutnya keroncongan.

“Sebaiknya sekarang aku mandi,” gumamnya pada dirinya sendiri. Namun baru tiga langkah ia berjalan, kakinya berputar, mencari ponselnya.

Saat sudah ketemu, ia mengirim pesan kepada Akesh, bertanya kepada lelaki itu kapan dirinya akan kembali pulang.

Setelah terkirim, gadis itu melemparkan ponselnya ke atas kasur. Kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Ia berharap saat sudah selesai nanti, ada kabar baik yang datang padanya. Tapi saat ia mengecek kembali ponselnya—setelah selesai mandi dengan rambut dibalut handuk putih, ponselnya masih sepi. Memang ada satu pesan yang masuk, namun itu bukan yang ia harapkan.

Itu adalah pesan dari sahabatnya Agas yang ia abaikan. Ia kembali melempar ponsel itu. Kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur, masih dengan handuk piyama dan kepalanya yang masih basah dibalut handuk.

Apabila Akesh di sini sekarang, ia pasti akan dimarahi. Namun bayangan Akesh yang memarahinya masih jauh lebih baik dibandingkan saat ini ketika dirinya merasa ditinggalkan.

Apa yang terjadi selanjutnya tidak jauh bak drama “Patung” yang beberapa hari lalu kelompoknya perankan. Nala patuh dan sangat yakin bahwa kekasihnya akan segera kembali.

Gadis itu duduk di kursi meja makan. Menunggunya hingga tak terasa ia tertidur.

Ia terbangun saat merasa ada yang membisikinya “aku sedang membunuh iblis, Sayang.”

Jika ini benar, maka iblis yang harus dibunuh Akesh adalah Rachel. Tapi nyatanya dia dibiarkan kesepian di sini, membeku hingga seluruh makanan yang ia masak menjadi dingin. Jam di dinding menunjuk angka tiga. Sudah pukul tiga dini hari.

***

Akesh tergesa-gesa mengendarai mobilnya menuju apartemen Rachel. Kekasihnya itu mengirim pesan padanya, memberitahunya jika dirinya sedang sakit. Selama jalan-jalan ke mal bersama Nala, Rachel meneleponnya hingga tiga kali, namun semuanya diabaikan oleh Akesh.

Rasa kecewanya terhadap kekasihnya nampaknya sedikit mereda hanya dengan satu kata yakni “sakit”. Ia begitu khawatir dengan Rachel.

Perempuan ini akan terlihat sangat menyedihkan dan tidak berdaya saat sedang sakit. Tingkahnya yang seperti bayi membangkitkan jiwa “ngemong” sang dominan.

Dalam perjalanan, lelaki itu sudah membeli obat dan makanan. Jadi ketika sampai di tempat Rachel, ia sudah siap untuk merawatnya.

Rupanya perempuan itu tidak mengada-ada atau sekadar cari perhatian. Pasalnya kini Akesh melihatnya tengah meringkuk di atas kasur. Selimut tebal telah membungkus badannya yang tinggi semampai itu.

Saat Akesh memeriksa keningnya, badannya terasa sangat panas. Dengan cekatan, ia mengambil termometer dan menaruhnya di telinganya. Angka yang muncul adalah 28 derajat celsius.

“Sayang kamu ke mana aja? Aku sakit,” rintihnya pelan.

Akesh kini duduk di samping tempat tidur. Lengan kanannya dipegangi oleg Rachel, membuatnya ikut merasakan panas tubuhnya.

“Sekarang makan dulu ya, baru setelah itu minum obat,” katanya pelan.

Rachel pun menggelengkan kepala pelan. “Nggak mau, lidah aku rasanya pahit.”

“Ssst, nurut ya Sayang? Makan dikit aja biar cepet sembuh.”

Akhirnya Akesh membelai rambut Rachel pelan. Surai rambutnya berantakan sehingga mengganggu pandangan si pemiliknya. Ia membantu Rachel untuk duduk bersandar pada dashboard tempat tidur.

Dengan perlahan lelaki itu menyuapi kekasihnya. Baru tiga suap, ia sudah tidak mau mengunyah lagi. Namun Akesh tidak menyerah. Ia terus merayu kekasihnya itu hingga bubur di mangkuk tandas. Setelah itu ia memberinya obat.

“Sekarang tidur ya, aku jagain kamu di sini.”

Setelahnya lelaki itu memeluk Rachel. Ia ikut meringkuk di balik selimut. Mengabaikan ponselnya yang beberapa kali berbunyi. Nala yang takut mengganggu urusannya hanya berani mengirim pesan dua kali.

Pukul Sembilan malam.

Kakak pulang jam berapa?

Pukul tiga dini hari.

Makanannya udah dingin semua, Kak.

1
Syiffitria
kok sad banget gini/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Syiffitria
AKHIRNYAAAAAAAA/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Syiffitria
thor, akesh suruh ke dunia nyata dong. /Sob/
Syiffitria
hwaaaaaa meleleh/Hey//Hey//Hey/
piyo lika pelicia
iklan untuk kamu
jangan lupa mampir
piyo lika pelicia
huum kasihan kamu Nala
piyo lika pelicia
woh mauuu
Durrotun Nasihah
so sweet/Drool//Drool/
piyo lika pelicia
mampir yuk ke serigala ☺️
piyo lika pelicia
haaa salting 😫
piyo lika pelicia
hah anak yang malang
Durrotun Nasihah
/Drool//Drool//Drool/
Syiffitria
hahah suka banget kalo mereka lagi romantisan /Scowl/
Syiffitria
jauh dr akesh nnti si nalaaa/CoolGuy/
Syiffitria
penasaran/Sob//Sob/
Syiffitria
hahah, ini fakta. Suara tidak merdu itu kadang malah membuat suasana makin asyik pas lagi liburan breng tmn tmn/Facepalm/
piyo lika pelicia
paragrafnya banyak yang kepisah
piyo lika pelicia
menemukan sandaran baru.
piyo lika pelicia
bisa menyusun kalimat
piyo lika pelicia
mengirim pesan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!