Jodoh Lewat Wasiat

Semua mata kini tertuju pada pria yang baru saja ingin bergabung untuk makan malam nanti. Termasuk Caitlyn yang tidak menyangka apabila Junior akan mengikuti acara tersebut. Ini pertama kalinya ia mau berbaur dengan orang-orang baru selain keluarganya.

"Baiklah, aku akan reservasi restoran yang akan kita kunjungi nanti malam," ucap Vano lalu merogoh ponselnya yang berada di dalam saku celana. Vano menggulir layar ponsel mencari nomor restoran favorit yang selalu ia kunjungi dengan Jasmine.

"Aku pun ikut, sepertinya tidak ada salahnya makan malam bersama kalian," sahut Caitlyn tersenyum tipis.

"Bilang aja pengen deket-deket sama CEO kita," sindir Deasy yang sejak awal tidak menyukai Caitlyn.

Wanita ini terlihat sangat arogan, dia hanya sahabat CEO perusahaan bukan istrinya. Tapi tingkah lakunya sudah seperti nyonya besar saja.

Caitlyn memicingkan matanya menatap tajam gadis yang baru saja mengeluarkan kata-kata pedas untuknya. Sementara Junior sudah kembali ke ruangannya setelah menerima panggilan telepon dari ponselnya.

Jasmine menepuk pelan tangan rekan kerjanya itu seraya menggelengkan kepalanya. Caitlyn pergi meninggalkan mereka menyusul Junior daripada harus mendengarkan ucapan pedas Deasy.

"Kau lihat? Dia itu seperti ulet keket yang terus-menerus menempel pada bos, aku sungguh tidak menyukai wanita berbulu itu" cibir Deasy.

"Aku pun tidak suka dengan wanita angkuh itu, dia sok berkuasa padahal selama bekerja disini bersama Pak Vano yang diberi kuasa saja tidak berani seperti itu" gerutu Julian.

"Sudah, sudah kita lanjutkan pekerjaan kita. Waktu kita sebentar lagi kita harus melakukan persiapan sebaik mungkin" usul Jasmine menghentikan acara gibah mereka.

Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Sementara Caitlyn saat ini sedang berada di ruangan Junior, ia masih tidak percaya apabila Junior akan menghadiri acara makan malam bersama nanti.

"Ini seperti bukan dirimu, Junior?" tanya Caitlyn.

Junior mendongak menatap Caitlyn dengan dahi mengkerut.

"Hanya makan malam kan? Apa salahnya? Apa kau merasa terganggu?" tuduh Junior merasa Caitlyn menjadi aneh akhir-akhir ini, biasanya ia sangat penurut namun sekarang ia selalu menanyakan keputusannya.

"Kau selalu tidak ingin berbaur dengan siapapun dari dulu, kecuali keluarga kau tidak mau mengikuti acara apa pun. Apa kau menyukai istrimu?" tanya Caitlyn curiga.

"Entahlah, walaupun ia benar aku menyukainya dia kan istriku. Pertanyaanmu itu sangat aneh!" Junior menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap layar monitor di depannya.

"Apabila tidak ada pekerjaan yang dilakukan di sini sebaiknya kau keluar! Kau kan tahu aku tidak suka ada orang lain saat aku bekerja" cetus Junior membuat Caitlyn akhirnya undur diri.

......

Waktu terus berlalu, tanpa terasa jam kerja telah usai. Para karyawan mulai berbondong-bondong keluar dari perusahaan. Sementara Jasmine dan timnya bersiap-siap menuju restoran tempat mereka akan menikmati makan malam bersama.

Jasmine berjalan menuju mobil Vano, tanpa ia duga Junior membukakan pintu untuknya. Sama seperti Vano, membuat Jasmine bingung harus ikut dengan siapa. Tiba-tiba saja Caitlyn masuk ke dalam mobil Junior membuat Junior mendengus kesal. Karena setelah itu Jasmine akhirnya masuk ke dalam mobil Vano.

Kedua mobil sport mewah itu melaju meninggalkan area perusahaan. Julian dan Deasy pun menyusul dari belakang.

"Kenapa kau duduk di sini?" tanya Junior kesal.

"Bukannya kalian merahasiakan pernikahan kalian? Aku sudah membantumu, bagaimana apabila mereka curiga kedekatan kalian kalau Jasmine satu mobil denganmu" jawab Caitlyn yang selalu memiliki seribu alasan untuk berdekatan dengan Junior.

Beberapa menit kemudian kendaraan mereka sudah sampai di restoran yang dituju. Mereka berjalan bersama memasuki restoran tersebut, Jasmine dan Deasy sangat antusias.

Setelah mendapatkan tempat duduk, Junior dan Jasmine saling menatap seolah mereka dapat berbicara lewat tatapan mata mereka. Jasmine duduk di samping Vano, sementara Junior duduk di depan Jasmine dan Caitlyn tentu saja di samping Junior.

"Benar-benar ulet keket" bisik Dessy kepada Julian ketika melihat Caitlyn cari perhatian bos mereka.

Tak lama kemudian makanan pun disajikan oleh pelayan, Vano membantu Jasmine memanggang kan daging yang sudah di marinasi. Sementara Junior menatap Vano yang begitu perhatian kepada Jasmine dengan tatapan tidak suka.

"Pak Vano, kenapa hanya Jasmine saja. Aku dan Julian juga kesulitan memanggang daging ini," rengek Deasy membuat Vano terkekeh.

Ia pun membantu Deasy memanggang daging miliknya agar gadis itu tidak lagi protes. Jasmine sangat antusias menikmati hidangan lezat di depannya ini. Caitlyn yang sejak tadi sedang memanggang daging, melihat tatapan tajam Junior yang diarahkan kepada Jasmine dan Vano.

Apalagi saat ini Vano sedang menyuapi Jasmine penuh perhatian membuat Junior tanpa sengaja mematahkan sumpit yang ia pegang.

Pletakk!

"Wah! Pak pegangnya enggak usah pakai tenaga dalam. Sampai patah kan sumpitnya?" canda Jasmine membuat semuanya tergelak.

Sementara Junior masih saja menatapnya dengan tatapan tidak suka, Caitlyn memberikan sumpit baru kepada Junior dan Junior menerimanya.

"Mereka ini sejak dahulu terlihat mesra, tapi statusnya hanya sahabatan saja" sahut Julian meledek Jasmine dan Vano.

"Iya, kenapa tidak dinaikkan saja statusnya menjadi pacaran atau menikah sekalian" timpal Deasy.

Uhukkk!!

Mendengar hal itu tiba-tiba saja Junior tersedak, Jasmine dan Caitlyn bergegas memberikan satu gelas air putih untuknya. Tidak ingin membuat salah satu kecewa Junior memilih meminum air putih yang berada di dekatnya.

Vano yang mendapatkan godaan sekaligus dukungan dari rekan kerjanya hanya bisa mengulum senyum. Lain halnya dengan Jasmine yang hanya menundukkan kepalanya ketika melihat wajah tidak bersahabat suaminya.

Apa Junior cemburu? Tapi mana mungkin? Mungkin dia kesambet? Pikir Jasmine.

"Kalau menikah enak lho, Pak. Ada yang nemenin ada yang ngangetin!" goda Deasy terus melanjutkan pembicaraan mereka.

Uhukk!!

Kini Jasmine yang tersedak, Jasmine bergegas meminum air putih sebelum Vano yang memberikannya. Ia tidak mau Junior semakin murka melihatnya, namun tanpa di duga Vano malah mengusap-usap punggung Jasmine yang saat ini masih terbatuk-batuk. Junior membulatkan matanya melihat hal itu, entah mengapa rasanya Junior ingin sekali mematahkan tangan Vano saat ini.

"Pak Junior dan Jasmine kenapa kompak sekali?" tanya Julian membuat keduanya saling menatap satu sama lain.

"Lagian kalian dari tadi ngomong ngawur," sahut Vano.

"Abisnya kalian serasi sih, Pak!" celetuk Deasy.

Junior merenggangkan dasinya, entah mengapa rasanya sangat tercekik mendengarnya. Apalagi saat Vano tersenyum sambil membisikkan sesuatu kepada istrinya itu.

"Cie..cie.. bisik-bisik kata cinta itu." Tak hentinya Deasy terus menggoda Vano dan Jasmine. Vano hanya tersenyum menanggapi ucapan dan sindiran yang Deasy utarakan.

Berbeda dengan Vano, Jasmine saat ini sedang ketar-ketir. Apalagi melihat Junior mengeratkan giginya seolah menahan sesuatu. Caitlyn yang melihat ekspresi Junior ikut merasa panas, tidak biasanya Junior seperti ini.