Aku Punya Papa

Waktu istirahat sudah tiba, namun dokter zara belum juga keluar dari ruangannya. Saat itu Dokter Zara tengah menangani pasiennya. Sedangkan Dokter Angga yang baru saja sampai di depan ruang IGD melihat ada keluarga pasien yang menunggu disana

"Semoga tidak terjadi apa apa dengan anak kita ya bu"

"Iya pak,,"

"Bapak, ibu,, kalau boleh tau anaknya kenapa?" Tanya Angga melihat kegelisahan kedua orang tua itu

"Anak saya tiba tiba pingsan pak Dokter. Tidak biasanya dia pingsan begitu" jawab bapaknya

"Oh begitu,,,"

Ceklek

Pintu IGD itu tiba tiba terbuka dan Dokter Zara keluar dari sana. Dokter Zara sedikit kaget saat melihat Ada Dokter Angga juga berada di sana

"Dokter, bagaimana kondisi putri kami?" tanya ibu pasien itu

"Begini bu,, kondisinya tadi sangat lemah. Tekanan darahnya juga rendah. Kalau prediksi awal saya,,, putri ibu sedang hamil. Tapi untuk memastikan lagi, bisa di bawa ke dokter kandungan, karena alat disana lebih lengkap" ucap Dokter Zara

"Hami!" kedua orang tua itu terlihat sangat kaget

"I,,ya itu prediksi awal saya saja pak, bu,, lebih jelasnya boleh di bawa ke dokter kandungan. Dirumah sakit ini kan juga ada kalau mau langsung di pastikan. Pasien juga sudah sadar" jawab Dokter

Tiba tiba sang ibu terduduk dan menangis.

"Nindi,,, bagaimana ini semua bisa terjadi nak? siapa yang menghamilimu??" ucap sang ibu.

Seketika Dokter Zara membeku, wajahnya pias setelah mendengar ucapan orang tua itu. Pikirannya langsung teringat kejadian 4 tahun yang lalu, dimana kedua orang tuanya juga terkejut saat mengetahui jika dirinya hamil. Melihat wajah Dokter Zara tiba tiba berubah, Dokter Angga terlihat Khawatir

"Dokter Zara, Anda tidak papa?" tanya Angga

Zara tersadar, dan menatap Angga yang saat itu sudah berdiri di sampingnya. Dokter Angga yang di tatap Dokter Zara, bingung mengartikan tatapannya.

"Saya tidak papa" terdengar sangat dingin sekali jawaban dokter Zara.

Angga merasa tidak enak, ingatannya kembali pada masa itu, masa dimana dia dan Zara menyatu untuk pertama kali. Bahkan sampai masa sekarang pun Angga tidak bisa melupakan malam itu. Keduanya sama sama diam, seperti tenggelam dengan pikiran masing masing.

"Kami akan membawa Nindi ke dokter kandungan" ucap bapak Nindi membuyarkan pikiran Dokter Zara dan Dokter Angga

"Baik pak, kalau begitu kami akan mengantarkan pasien ke dokter Kandungan" Kemudian Dokter Zara segera masuk kedalam lagi untuk menyuruh Suster mengantarkan Pasien itu ke dokter Kandungan. Setelah suster membawa Pasien itu keluar, Dokter Angga masuk menemui Dokter Zara

"Dokter Zara,," Ucap Angga tiba tiba masuk keruangan Zara

"Ada apa Dokter?" tanya Zara

Sejak malam penyatuan itu, Angga seperti di hantui pikiran Zara hamil. Dulu, Angga ingin menemui Zara, namun malah kondisinya sangat lemah, bahkan Angga hanya bisa berbaring di tempat tidur dan setiap hari dia mengalami muntah muntah sampai berhari hari. Saat dia sudah mulai pulih dan ingin memastikan sendiri kondisi Zara,dengan Angga nekad pergi ke daerah tempat tinggal Zara, malah Angga datang tepat pada saat acara resepsi pernikahan Zara dan Bryan.

"Saya ingin memastikan sesuatu,," Ucap Angga dengan tatapan serius.

Jantung Zara berdebar dengan begitu cepat, Dia menduga pasti angga akan bertanya apa Zara hamil atau tidak setelah mereka melakukan penyatuan malam itu. Zara bingung harus menjawab apa, sedang dia tidak mungkin bisa berbohong pada Angga namun juga tetap memegang ucapannya kala itu.

"Apa,," Jawab Zara dengan mencoba tetap tenang meski sekarang kakinya sudah terasa sangat lemas

"Apa,, setelah malam itu,, kamu,, hamil?" tanya Angga

Glek!

Tepat sekali tebakan Zara! Rasanya jantung Zara ingin copot mendengar pertanyaan Angga. Demi apa, jika tidak mengingat ucapannya dulu, Zara mungkin sudah menceritakan semuanya pada Angga.

"Apa urusannya dengan dokter?! ini urusan pribadi saya" jawab Dokter Zara

"Itu ada urusannya denganku, bagaimana bisa kamu bilang tidak ada urusannya, sedang malam itu kita melakukannya berdua?" Angga sudah mendekat dan menekan meja Zara hingga tatapan keduanya benar benar saling bertemu. Angga ingin mencari kejujuran dari mata Zara, karena dia tidak pandai menutupi kebohongannya

Zara semakin terpojok, hingga dia harus berfikir cepat

"Apa dokter lupa dengan apa yang saya katakan dulu?! Lebih baik sekarang dokter keluar dari ruangan saya!" Ucap Zara yang langsung memutus kontak mata kedua nya, Namun sayang, Angga sudah mendapatkan jawabannya sendiri.

"Baik saya akan keluar..." Jawab Angga yang kemudian menjauh dari Zara

Setelah kejadian hari itu, sudah berapa hari ini Angga tidak muncul dihadapan Zara, Selain Angga harus mempersiapkan rapat komisaris, dia juga mulai mengumpulkan informasi terkait mantan kekasih nya itu. Sedangkan Dokter Zara pun mulai gelisah karena tidak melihat Angga lagi Setelah hari itu.

.

.

.

.

Hilal Sudah mulai terlihat 🧐