NovelToon NovelToon
Asistenku Bukan Laki-laki

Asistenku Bukan Laki-laki

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:395.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Karena permasalahan keluarganya membuat Ciara terpaksa harus bekerja di kantor milik Hassel, seorang CEO Arogant yang memiliki penyakit aneh yaitu dia akan merasa kesakitan apabila bersentuhan kulit dengan perempuan.

Ciara tak sengaja melihat informasi lowongan pekerjaan di internet yang berisikan tentang Hassel yang sedang membutuhkan seorang asisten pribadi. Namun sayangnya di perusahaan yang Hassel pimpin tidak menerima karyawan perempuan di bidang manapun.

Demi bisa membantu keluarganya terpaksa Ciara harus menyamar menjadi seorang laki-laki agar Ia bisa bekerja di kantor Hassel.
____

"Pak, lepasin Pak kita sama-sama cowok gak pantes kaya gini." Ciara meronta-ronta minta dilepaskan namun, Hassel malah memeluknya semakin erat.

"Saya Hassel William Nagasa menyatakan bahwa diri saya seorang gay karena menyukai Taraka Aidri Rivano."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan Matheo

Tak terasa sudah 6 hari Ciara diliburkan oleh Hassel. Gadis itu benar-benar menikmati waktu liburnya walaupun dalam keadaan sakit. Namun, di hari ke5 dan 6 Ia sudah sedikit bisa menikmati liburannya karena kondisinya yang sudah semakin membaik.

Matheo orang paling bulshit sepanjang masa akhirnya hari ini datang ke rumah Ciara setelah wacana besarnya. Sejujurnya Ia dari kemarin-kemarin ada niatan ingin menjenguk gadis itu namun, ada dua halangan yaitu kerja lembur dan Bos killer nya itu.

Andai saja Hassel tidak membebaninya lembur sampai malam Matheo sudah menuntaskan niatnya dari kemarin-kemarin.

"Jadi gitu ceritanya Tar. Pak Hassel tuh emang bener-bener tega banget, masa gue dilemburin hampir setiap hari."

Ciara terkekeh mendengar itu.

"Kek gak tau Pak Hassel aja lo. Emang orangnya gak jelas. Kalo dia gak ngasih gaji mungkin baik lo ataupun gue ya ogah nurutin perintah gak jelas dia."

"Btw, lo tinggal sendirian di rumah?" Ciara mengangguk.

"Orang tua gue lagi di luar negeri." Matheo ber-oh dan mengangguk-angguk.

"Kapan-kapan tidur di rumah gue aja biar lo gak kesepian." Ciara menampilkan ekspresi tegangnya yang berusaha Ia tutupi di hadapan Matheo.

"Gak usah lah nanti ngerepotin Ibu lo." Alasan Ciara.

"Kek sama siapa aja lo. Ibu gue itu udah nganggep lo kaya anaknya. Dia sering nanyain lo kapan main ke rumah lagi."

"Nanti ya kalo gue udah bener-bener sembuh dan Bos ngeselin itu gak ngasih tugas kuli buat gue, gue bakalan main ke rumah lo."

"Awas lo ya kalo bohong." Matheo menatapnya tajam.

"Iya!"

Matheo tiba-tiba tersenyum sambil memperhatikan wajah Ciara hingga membuat gadis itu merasa bingung.

"Kenapa lo tiba-tiba senyum?"

"Gak tau kenapa gue liat tahi lalat di ujung bibir lo jadi inget seseorang pas gue masih kuliah. Gue kangen jailin dia. Ternyata gue liat-liat agak mirip si sama lo bahkan, tahi lalat nya juga sama. Cuma ya... lo cowok dia cewek."

"Siapa si? Gebetan lo?" Ciara menelisik.

"Gebetan ya? Ya... Gak bener gak salah juga si. Gue awalnya seneng jailin dia tapi diliat-liat dia lucu juga. Cantik si orangnya cuman tomboy. Orang-orang bilang dia kaya cowok karena badannya tinggi, sama gue juga tinggian dia." Ciara nampak serius mendengarkan cerita Matheo yang Ia yakin laki-laki itu sedang membicarakan dirinya.

"Jadi gimana perasaan lo sama dia?" Tanya Ciara seraya mencemili kue bolu yang Matheo bawa untuknya.

"Kangen aja si. Walaupun gue sering digebukin sampe bonyok tapi setelah lulus kuliah gue baru ngerasain kehilangan."

"Gue... Kayanya suka sama dia." Lanjut Matheo.

"Ukhuk..." Ciara langsung tersedak mendengar pernyataan Matheo yang tanpa sadar laki-laki itu sedang confes kepadanya.

"Gimana si lo ah." Matheo buru-buru menuntun Ciara untuk minum.

Ciara bernafas tak beraturan setelah rasa seretnya hilang.

"Udah mendingan?" Tanya Matheo sambil memukul-mukul pelan punggung gadis itu.

"Iya u__udah." Balas Ciara gagu.

"Ekhem... Kalo nih ya, misalnya lo ketemu lagi sama dia lo mau apa?" Ciara menggerakkan satu alisnya menatap Matheo.

"Ya... Gak tau si. Malu gue sebenarnya. Paling minta maaf."

Ciara terkejut saat tiba-tiba Matheo memegang pundaknya dengan erat.

"Sumpah muka lo mirip banget sama dia apalagi pas kemarinnya lo pake wig. Lo kenal gak si sama dia? Masih sodara lo mungkin?"

"Emang siapa dia? Gue aja gak tau mukanya." Ciara mengerutkan matanya.

Matheo pun menurunkan tangannya. "Namanya Ciara. Nih fotonya kalo lo gak percaya."

Matheo menunjukkan foto Ciara versi perempuan kepada Ciara versi Tara.

"Iya si mirip banget sama gue. Tapi gue gak kenal dan dia pun bukan sodara gue." Ciara menggaruk tengkuknya kikuk. Sungguh konyol ucapannya barusan.

"Kira-kira gimana ya reaksi dia kalo ketemu sama lo?" Matheo mengetuk-ngetuk dagunya penasaran.

"Kaget pasti kaget banget." Ciara berbicara dengan gestur lebay.

"Apaan si lo." Matheo mendorong pelan kepala Ciara.

****

Ciara menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil memikirkan sesuatu.

"Jadi sebenarnya Matheo itu suka sama gue? Kok bisa si? Kalo dia suka sama gue kenapa dia gangguin gue terus? Aneh banget tuh cowok!" Ciara mendudukkan dirinya di tepi ranjang dengan wajah kesalnya.

Dreet... Dreet...

Atensi Ciara teralihkan ke arah handphonenya.

"Rumah sakit?" Ciara langsung buru-buru mengangkat panggilan masuk tersebut karena takut terjadi sesuatu dengan abangnya.

"Hallo."

"......"

"Beneran sus?"

"....."

"Okeh saya kesana sekarang."

Ciara pun menutup panggilan dan memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya.

"Eh tunggu," Ciara mengurungkan langkahnya saat ingat satu hal.

"Masa gue ketemu Abang dalam keadaan rambut bondol gini si? Gue harus pake wig dulu." Ciara pun mengambil wignya di dalam lemari dan memakainya dengan terburu-buru.

Setelah selesai Ia pun keluar kamar dan bergegas menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Ciara pun langsung memasuki ruangan abangnya. Disana terlihat sang Abang nampak sudah siuman dan kini sedang di lepaskan oleh sang suster satu persatu alat yang mengganggu wajah sang Abang.

"Makasih ya sus."Ujar Rivan setelah selesai. Suster itu mengangguk sebelum akhirnya pergi dari ruangan.

"Abang." Ciara langsung berhambur memeluk abangnya.

"Cici kangen banget sama Abang." Rengek Ciara.

Rivan tersenyum dan mengelus pucuk kepala sang adik. "Abang juga kangen sama Cici." Rivan mengecup kening adiknya cukup lama dengan perasaan haru.

"Abang jangan tidur lagi ya Cici takut." Ciara mencebikan bibirnya.

"Gak ada yang perlu kamu takuti, abang udah ada di sini buat Cici."

Ciara menatap wajah tampan abangnya yang kini putih pucat.

"Janji ya?" Ciara mengacungkan jari manisnya.

"Janji." Balas Rivan seraya menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking sang adik.

1
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Lumayan
evi
lanjut
Ranita Rani
lnjut
een sena
lanjut dong 😘👍🏻👍🏻👍🏻
Dewi kunti
mertua yg baik
Yuli Yanti
lanjut thor aq bkl setia nunggu ko,semangat trs y thor
Vivi Yanti
hii bta kira su up thor bta nungguin ini paling lama thor semangat trus thor bikin crta y💪💪💪💪
Rita Sugiarto
lanjut Thor,semangat terus yaa👍👍👍
ana malita
lanjut kaaa, semangat
Ranita Rani
tetep lanjut
Ita Xiaomi
Lanjut kk. Aku tunggu ya.
Semangat berkarya kk.
Berkah&sukses selalu.
Nayi Siti
lanjutt
Dewi kunti
lanjuuuuuuuuuuuuuuutttt
Madani.Ayu
lanjut kak. semangat kakak
evi
lanjut kak
nay nay
aku menunggumu
v3r4
Lanjut author🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
poeryarzinkmgt
lanjut Thor
Marya Dina
lanjutkan lg thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!