NovelToon NovelToon
CEO : Arav Dan Kayla

CEO : Arav Dan Kayla

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Arav Hayes Callahan, seorang CEO yang selalu dikelilingi wanita berkelas, terjebak dalam situasi yang tak terduga ketika hatinya tertambat pada Kayla Pradipta, seorang wanita yang statusnya jauh di bawahnya.

Sementara banyak pria mulai menyukai Kayla, termasuk kakaknya sendiri, Arav harus menahan rasa cemburu yang terpendam dalam bayang-bayang sikap dinginnya. Bisakah Arav menyatukan perasaannya dengan Kayla di tengah intrik, cemburu, dan perbedaan status yang menghalangi mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan yang Tak Terduga

Bab 21

 

Keesokan paginya, rumah Bu Santi mulai ramai dengan kedatangan Cantika, adik Kayla, yang datang bersama suaminya. Cantika adalah adik Kayla yang baru menikah dua bulan lalu. Ia kini tinggal di rumah kontrakan bersama suaminya. Pernikahan Cantika membuat Kayla sedikit merasa tertinggal karena ia dilangkahi oleh adiknya sendiri. Namun, Kayla tetap bahagia untuk Cantika. Sebelumnya, Kayla banyak berkorban untuk pendidikan Cantika, membantu membiayai sekolah adik-adiknya tersebut hingga lulus kuliah.

“Kayla!” Cantika langsung memeluk kakaknya dengan penuh semangat. “Aku dengar kamu pulang. Kok nggak bilang-bilang sih? Aku pasti langsung datang kalau tahu kamu di sini!”

Kayla tersenyum tipis. “Aku butuh istirahat sejenak, Tik. Nggak ada yang penting, cuma butuh suasana tenang.”

Mereka berbincang sebentar, melepas rindu. Cantika, yang selalu ceria, terus bercerita tentang kehidupan barunya setelah menikah. Meskipun Kayla ikut tersenyum, ada rasa hampa di hatinya. Bukan karena Cantika yang lebih dulu menikah, tapi karena kehidupannya sendiri terasa begitu berantakan belakangan ini.

Tak lupa, Kayla juga menanyakan kabar Akbar, suami Cantika. "Sedang libur kerja, Bara?" tanyanya.

"Iya, Kak. Mobilnya dipake temen." Akbar menjawab jujur. Dia sebagai supir angkot, terkadang suka memberikan separuh waktunya pada teman yang membutuhkan penghasilan. Yang penting setoran ke pemilik angkot full.

Di rumah itu, Bu Santi tinggal bersama anak bungsunya, Gea, yang masih SMA. Namun, Gea sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah selama tiga hari, jadi belum bertemu dengan Kayla. Rumah yang biasanya sepi kini sedikit lebih ramai dengan kedatangan Cantika dan suaminya.

Tepat pukul 10 pagi, Cantika yang sedang duduk di ruang tamu melihat sebuah mobil mewah berhenti di halaman rumah. Ia langsung melongok keluar jendela dan melihat dua pria turun dari mobil tersebut. Salah satunya mengenakan setelan rapi yang sangat elegan, sementara pria yang lain tampak sedikit lebih santai namun tetap berwibawa. Cantika terkejut dan bingung siapa mereka. Dengan cepat, ia berlari ke dapur untuk memberitahu ibunya dan Kayla.

“Bu! Mbak Kayla! Ada mobil mewah di depan! Dua pria ganteng keluar dari sana! Aduh, siapa mereka ya?” Cantika hampir tak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya.

Kayla terdiam sejenak saat mendengar itu. Perasaannya langsung mengatakan bahwa ini pasti ulah Arav. Tapi kenapa dia datang kemari? Hatinya mulai berdebar, campuran antara marah dan cemas. Ia benar-benar belum siap untuk bertemu dengan Arav.

“Aku nggak mau ketemu mereka,” ucap Kayla cepat sambil bangkit dan berjalan ke kamar. “Biar Ibu saja yang menghadapi. Aku nggak peduli kalau mereka mau bicara soal pekerjaan. Bilang saja aku mau resign!”

“Ih, mbak, kamu kenapa sih? Kok malah ngumpet?” Cantika bertanya dengan nada penasaran. Namun, Kayla sudah menghilang ke dalam kamar.

 

Di ruang tamu, Bu Santi dengan sigap menyambut tamu-tamu yang datang. Cantika bersama suaminya ikut berdiri di samping Bu Santi, matanya berbinar melihat dua pria tampan di hadapannya. Namun, perhatiannya langsung teralihkan ketika seorang wanita paruh baya turun dari mobil dan berjalan mendekat. Wanita itu berpakaian sederhana, sangat kontras dengan penampilan pria-pria yang bersamanya.

“Saya Moe, dan ini Pak Arav,” Moe memperkenalkan diri dengan senyuman ramah. “Kami dari Callahan Corp, tempat Kayla bekerja. Ini Bu Lauren, orang tua dari Pak Arav.”

Lauren tersenyum lembut dan mengangguk hormat. “Maaf mengganggu pagi kalian. Kami datang karena ada keperluan penting terkait Kayla.”

Bu Santi mempersilakan mereka masuk dengan sopan, meski dalam hati sedikit heran. Orang-orang ini tampaknya sangat berpengaruh dan kaya raya, tapi apa urusan mereka dengan putrinya?

Sementara itu, Arav tetap dengan ekspresi dinginnya, mengamati sekeliling tanpa banyak bicara. Meski sedang berada di lingkungan yang sangat berbeda dari kehidupannya yang mewah di kota, Arav tidak menunjukkan ketidaknyamanan. Bahkan di depan Bu Santi, ia masih terlihat kaku dan angkuh.

Cantika, yang sedari tadi berdiri di samping ibunya, tidak bisa menahan rasa kagumnya pada pria-pria ini. Terutama pada Arav yang aura kekuasaannya begitu kuat, dan Moe yang dengan gayanya yang lebih santai, tapi tetap memikat. “Ibu, mereka ganteng banget, ya?” bisik Cantika dengan nada setengah bercanda, namun matanya tak lepas dari mereka.

Bu Santi berusaha menahan senyum dan menanggapi dengan tenang. “Sudah, Tik, jaga sikap. Mereka tamu. Ingat suami mu tuh."

Akbar hanya diam saja melihat gelagat Cantika. Tidak mungkin dia negur berlebihan saat banyak orang.

 

Moe mengambil alih pembicaraan dan mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka. “Kami ke sini karena Pak Arav punya niat baik untuk membicarakan masa depan Kayla. Sebenarnya...,” Moe sedikit ragu sebelum melanjutkan, “kami ingin melamar Kayla hari ini, Bu.”

Perkataan itu membuat Bu Santi terkejut, dan Cantika hampir menjatuhkan cangkir yang sedang dipegangnya. “Melamar? Maksudnya...?” tanya Bu Santi sambil menatap Moe dan Lauren bergantian.

Lauren tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya. Di dalamnya ada sebuah cincin yang indah, berkilauan dengan berlian yang memukau. “Kami harap ini tidak terlalu mendadak, Bu Santi. Anak ku ingin melakukan pertunangan dengan putri Ibu hari ini juga, kalau memang Bu Santi berkenan.”

Bu Santi menahan napas sejenak. Ini benar-benar di luar dugaannya. Meski ia tahu Kayla sudah bekerja cukup lama di perusahaan besar, ia tidak pernah membayangkan bahwa putrinya ternyata menarik perhatian orang penting seperti ini. Namun, ada sesuatu dalam sikap Arav yang membuat Bu Santi sedikit ragu. Pria itu terlalu dingin, bahkan saat berbicara tentang niat baik seperti pertunangan.

“Kalau boleh tahu, kenapa secepat ini?” tanya Bu Santi hati-hati.

Arav, yang sedari tadi diam, akhirnya membuka suara. “Saya tidak suka membuang waktu. Kayla sudah cukup lama menjadi bagian dari kehidupan saya, dan saya ingin menyelesaikan hal ini secepat mungkin.”

Nada suaranya terdengar tegas, tapi dingin. Tidak ada sedikitpun emosi yang terlihat dari wajahnya. Seolah-olah ini bukan masalah perasaan, tapi lebih kepada urusan bisnis yang harus diselesaikan.

Cantika merasa merinding mendengar cara Arav bicara. Di satu sisi, pria ini begitu memukau, tapi di sisi lain, ada ketegangan yang tak terjelaskan. Ia bahkan berbisik pada dirinya sendiri, “Pria kaya memang beda ya, semuanya kayak main perintah saja.”

Moe, yang tampaknya merasakan suasana mulai agak canggung, segera menambahkan, “Tentu saja ini semua tergantung pada Kayla dan Ibu. Kami tidak akan memaksa.”

Di dalam kamar, Kayla mendengar semua pembicaraan ini. Jantungnya berdegup kencang, antara marah dan tak percaya. Arav benar-benar datang hanya untuk itu? Ia bahkan belum pernah memberi kepastian soal hubungan mereka, dan sekarang langsung datang dengan cincin?

“Apa dia pikir semuanya bisa diselesaikan dengan uang dan kekuasaan?” Kayla berbisik sambil mengatupkan tangannya. Ia tidak ingin keluar dan bertemu Arav, apalagi dalam situasi seperti ini.

Namun, Kayla ingat, pembicaraan sudah cukup lama, sepertinya Ibu atau Cantika lupa memberikan teh untuk suguhan mereka. Dia beranjak ke dapur membuatkan minuman, biar nanti Cantika yang bawa ke depan.

Arav, yang mulai tidak sabar, melihat jam tangannya. Waktu terus berjalan dan Kayla belum juga muncul. Ia menatap Bu Santi dengan tatapan dingin. “Apa Kayla ada di rumah?”

Bu Santi ragu sejenak sebelum menjawab, “Iya, tapi dia sedang tidak ingin bertemu siapapun sekarang. Kalau soal pekerjaan, mungkin lebih baik kita bicarakan lain waktu.”

“Ini bukan soal pekerjaan,” jawab Arav singkat.

Suasana menjadi semakin tegang. Cantika, yang tadi antusias, kini ikut cemas melihat ketegangan di antara mereka. Kayla masih enggan keluar, sementara Arav semakin terlihat marah karena sudah menunggu lama tanpa hasil.

 

Apakah Kayla akhirnya akan muncul, atau justru memilih untuk tetap bersembunyi?

Bersambung...

1
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️
Biasanya CEO maksa nikah karena keluarga cewek punya hutang. Atau ceweknya punya salah.

Ini enggak loh. Kayla tidak ada sangkut paut tanggung jawab apa pun pada CEO/Arav atau pun keluarga. Namun, dia tetap harus nikah dengan Arav.

Kira-kira alasannya apa ya? Yang gak baca novelnya, pasti gak bakal tahu alasannya.
Aruna
Boleh jadi koleksi bacaan
Aruna
Teh early grey kaya apa sih
Neneng Aisyah
seru cerita lanjut kak,aku tunggu 😅😅😅👍🏻
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih udah mampir. 🥰
total 1 replies
Daniel
tbiyuuyiiy gu
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga ya diceritKu

STUCK WITH MR BRYAN
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!