NovelToon NovelToon
CEO Cantik Milik Mafia Kejam

CEO Cantik Milik Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Evi Mardiani

Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.

Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.

"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.

"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.

apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?

apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Albert yang licik

Laura terhimpit di antara pilihan yang menyiksa. Jika ia menolak tawaran dari Albert, semua aset yang selama ini menopang hidupnya dan keluarganya akan lenyap. Namun, menerima tawaran tersebut berarti ia harus terjerat dalam pernikahan yang tidak pernah ia impikan.

"Mengapa aku harus dihadapkan pada pilihan yang begitu sulit?" gumam Laura dalam keputusasaan. Kegelisahan menggelayut di hatinya

"Menerima tawarannya berarti menyerahkan hidupku padanya... Apakah ini takdir yang harus ku terima?" batinnya semakin kalut. Namun, semangatnya untuk memperjuangkan hak keluarga mulai menyala.

"Bismillahirrahmanirrahim... Apa pun yang terjadi, aku harus mengambil langkah ini. Demi ayah, aku akan berjuang mendapatkan kembali apa yang menjadi hak mereka," ujar Laura dengan tekad yang membara, mencoba menguatkan diri di tengah badai kebingungan yang melanda.

****************

Di sudut ruangan yang remang-remang, terlihat siluet seorang pria berwibawa sedang bersantai di kursi empuknya, asap rokok membumbung dari bibirnya yang kecut.

"Bagaimana kabar bisnis gelap kita di London, Jeremy?" suara Albert menggema serak, matanya yang tajam menembus sosok duduk di hadapannya.

"Semuanya berjalan mulus, persis seperti yang kau inginkan," sahut Jeremy dengan nada serius sambil melepaskan asap rokoknya.

"Para mafia di sana bahkan lebih memilih senjata kita ketimbang yang dari klan Margon. Aku yakin mereka terbakar dengan kesuksesan kita," lanjutnya, suaranya penuh dengan semangat persaingan yang tinggi. Namun, Albert menimpali dengan nada dingin,

"Jangan terlalu cepat berpuas diri, Jeremy. Klan Margon itu licik, lebih dari para mafia lainnya di London. Mereka pasti sudah mencium keberadaan kita dan aku yakin telah mengirimkan mata-mata ke wilayah ini." Suaranya rendah namun penuh dengan ketegangan, menggambarkan bahaya yang selalu mengintai di setiap sudut bisnis mereka yang penuh intrik dan bahaya.

"Apakah kamu bisa melihatnya, Albert?" tanya Jeremy dengan nada penasaran yang tercampur khawatir.

Albert tanpa ragu segera meraih remote di hadapannya dan menghidupkan televisi yang menghiasi dinding ruang kerjanya. Layar memperlihatkan gambar seorang pria berpakaian serba hitam, bertopi dan berjaket, tengah berbaur di kerumunan kota. "Itu dia," Albert menunjuk ke layar, matanya tidak berkedip.

"Anak buah klan Margon. Mereka menyelinap di antara kita, berharap ketidakwaspadaan akan menjadi senjatanya. Mereka menganggap kita lemah, Jeremy! Tapi biarkan mereka berpikir begitu."

Dengan seringai yang menghiasi wajahnya, Albert melanjutkan, "Kita akan biarkan mereka lelah dengan aksi-aksi mereka yang sembunyi-sembunyi itu. Mereka belum mengerti... Negara ini bukanlah tempat bermain-main selama aku masih memegang kendali. Mereka akan merasakan amukan kita, tapi pada waktunya."

Jeremy hanya bisa mengangguk, terkesima. "Kau benar-benar licik, Albert," ucapnya dengan tawa yang rendah. "Tetapi itulah kenapa kau adalah pemimpin mafia terkuat di negeri ini." Senyum sinis keduanya seolah menjanjikan badai yang akan datang bagi mereka yang berani menantang.

"jika aku tidak udah licik maka aku tidak akan pernah jadi pemimpin mafia Jeremy, terkadang dalam menyelesaikan masalah kita tidak harus menggunakan otak yang baik, akan tetapi kita juga harus menggunakan otak yang licik dan kekuatan fisik yang kuat, supaya mereka tidak akan berani meremehkan keberadaan kita sebagai pemimpin mereka kan" ucap Albert lagi dengan terus mengisap rokok yang ada di tangannya.

"Tapi aku punya rencana yang lebih besar daripada sekedar mengacuhkan mereka," ucap Albert dengan senyum penuh siasat, sorot matanya licik. Jeremy mengerti maksud gelap di balik kata-kata itu.

"Aku tahu niatmu, Albert. Kau ingin memburu Laura sampai dia terpojok, agar dia tak punya pilihan selain menerima lamaranmu," Jeremy mendesak dengan nada yang seolah menantang. "Benarkah itu rencanamu?"

"Dia tidak akan bisa menghindar lagi, Jeremy," Albert membenarkan dengan ketegasan, senyumnya mengerikan. "Apa pun yang terjadi, aku harus bisa membungkam kekerasan hatinya dan membuatnya tunduk."

"Semangatmu memang tak kenal lelah, Albert," sahut Jeremy, matanya menerawang seakan sedang menimbang suatu kebenaran yang menyakitkan. Meski dengan nada bangga, Jeremy merasa ada kesalahan besar dalam ambisi sahabatnya itu. Ambisi yang salah arah, berpotensi menghancurkan segalanya, termasuk tali persahabatan mereka yang telah lama terjalin.

"Bukankah untuk meraih sesuatu, kita harus berusaha keras, Jer? Dan aku akan berjuang mati-matian untuk memenangkan hati wanita itu, memeluknya erat dalam cengkeraman cintaku dan juga dendam yang sudah tercipta di dalam hati ku ini albert." Suara Albert bergema dalam ruangan, nada suaranya mencerminkan tekad yang tak terbantahkan.

"Dan untuk papanya, pastilah dia akan menerima ini semua dengan hati terbuka. Oh, betapa aku beruntung memiliki mertua yang begitu pasrah dan lemah lembut!" Senyum Albert melengkung sinis, pikirannya dipenuhi dengan skenario-skenario manipulatif yang akan dia gunakan untuk menjadikan Laura sebagai istrinya.

Esok adalah hari yang ditunggu, hari dimana Laura akan menyatakan keputusannya, apakah dia akan menerima Albert sebagai suaminya. Tapi dalam hati kecil Albert, dia tahu itu lebih dari sekedar keputusan – itu adalah takdir yang harus dia kunci.

"Kamu bukannya hanya kejam Albert, akan tetapi kau juga sangat licik dan aku menyukai kelicikan mu itu Albert, kau benar-benar sangat licik dan pandai sekali memanipulasi skenario yang kau kerjakan untuk menjerat seseorang menjadi milik mu Albert, dan aku sangat menyukai skenario mu itu" puji Jeremy kepada sahabat gilanya itu yang lebih gila daripada fotonya. Kedua pria itu memiliki kegilaan yang sama dalam menjerat orang di dalam perangkap nya.

1
Princes Family
Semangat, Kak..
EM💜💜: terimakasih kak
total 1 replies
ZonZon
cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!
EM💜💜: terimakasih kak, jadi semangat ini
total 1 replies
menhera Chan
Membuncah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!