NovelToon NovelToon
I'M Glad You'Re Mine

I'M Glad You'Re Mine

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Author menulis cerita ini karena terinspirasi dari sebuah lagu, tentang seseorang yang selalu menunggu cintanya, dan akhirnya bersama.

Pernahkah kalian merasakan dejavu? Perasaan aneh seakan mengalami kejadian yang sama, yang pernah kita alami di masa lalu.
Gita mengalami dejavu, mimpi buruknya yang terus berulang...

"Duarrr..."
Kali ini kulihat mobil hitam yang sama di mimpiku menabrak sisi Nino. Refleks Nino sama seperti di mimpiku, ia refleks memelukku untuk memberikan semacam perlindungan kepadaku.
Sebelum memejamkan mata, aku berdoa kepada Tuhan,
"Tuhan tolong aku berikan aku kesempatan lagi...".

Full of love,
from author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maldives

Di suatu Sabtu, aku dan Nino sedang berjalan menyusuri lorong-lorong display produk di supermarket.

"Git jangan lupa mama nitip beli bumbu jadi".

"Iya No".

"Pak, bumbu balado 200 gram, bumbu kuning 200 gram dan bumbu semurnya 150 gram aja".

"Baik bu, tunggu sebentar ya bu".

"Ya pak", balasku pada petugas supermarket itu.

"Git, kamu masih agak lama kan disini?".

"Ya, kenapa No".

"Aku jalan ke lorong cemilan ya Git, mau lihat-lihat".

"Ok".

Saat Nino pergi ke lorong cemilan mataku tertuju pada lorong produk kebersihan tubuh. Aku meninggalkan kereta belanjaanku di tempat bumbu dan berjalan ke lorong itu. Aku melihat-lihat produk kebersihan dan memilih beberapa produk sabun, shampo dan pasta gigi. Tanganku penuh dengan produk sehingga aku tidak terlalu memperhatikan jalan.

Karena keterbatasan ruang pada lorong, aku berhadapan dengan sebuah kereta dorong di depanku, aku melihat pemilik kereta ini, dan ternyata itu adalah Leony dan Bara.

"Gita apa kabar?", sapa Bara.

"Baik", jawabku singkat sambil melirik ke arah Leony.

"Gita...", sapa Leony.

Kulihat Leony sedang hamil, namun perutnya masih kecil. Apa mereka masih bersama? Apa mungkin kehamilan Leony yang menyebabkan mereka masih bersama? Ah sudahlah bukan urusanku lagi, pikirku dalam hati.

"Mmm... kalau begitu aku duluan ya", pamitku memecah kecanggungan diantara kami.

"Ah iya sampai nanti Git".

Leony juga mengangguk menyatakan salam perpisahan kepadaku.

Aku kembali pada kereta dorongku, meletakkan barang-barangku, sambil menunggu Nino aku memikirkan apa yang baru saja terjadi. Lucu sekali drama ini, dulu aku dan Leony adalah teman saat kuliah. Di suatu reuni kampus, aku mengajak Bara bersamaku, disitulah Bara dan Leony awal berkenalan. Kemudian mungkin takdir senang bermain drama dengan kami, Bara dan Leony terlibat bisnis di suatu project yang sama. Entah mulai kapan dan bagaimana prosesnya hingga akhirnya menjadi seperti ini. Kulihat Nino berjalan menghampiriku. Setidaknya karena itu aku jadi bersama Nino, dan aku bahagia saat ini.

"Kamu tersenyum kenapa Git", tanya Nino.

"Lucu kamu kaya anak kecil aja beli cemilan chiki begini", jawabku asal.

Nino tertawa mendengarnya, "Ayo kita bayar sekarang".

Kami sedang berada di pesawat menuju Maldives. Aku sedang membuka plastik selimutku.

"Kamu mau tidur dulu Git?".

"Mmm... ", jawabku mulai mengantuk.

Nino membantu menyelimutiku. Aku kemudian terbangun saat troli makanan datang. Setelah menonton 2 film, kamipun tiba di bandara Velana di Male. Lalu menuju perahu berukuran sedang yang akan membawa kami ke resort tujuan kami.

Kami tiba di sebuah resort, seorang petugas mengantarkan kami le kamar. Bentuk kamar ini seperti villa, bangunan tersendiri yang terpisah dengan kamar lain, bentuknya seperti rumah panggung yang berdiri diatas pinggir pantai berbatasan dengan lautan dangkal. Tiap kamar memiliki kolam renang dan balkon yang berhadapan langsung dengan laut. Dari balkon kami dapat langsung turun ke lautan dangkal itu untuk kegiatan snorkling.

Aku melihat lihat sekeliling kamar dan berakhir dengan duduk di kursi santai balkon memandang lautan lepas.

"Apa kamu menyukainya Git?".

"Ya No. Lucu ya No kita awalnya mau ke Sumba, sekarang malah berakhir disini".

"Mmmm.... ya tadinya aku mau mengenang kembali masa lalu saat kita berlibur bersama di Bali, cuma.... yah pilihan datang kesini sepertinya lebih tepat untuk saat ini".

Aku mengangguk mengiyakan Nino.

"Aku tidak banyak menyimpan kenangan soal liburan itu sebenarnya No".

"Apa kamu ingat saat kamu menemaniku seharian karena aku tidak enak badan setelah sehari sebelumnya aku banyak menelan air laut dan pasir saat belajar berselancar?".

"Aku sepertinya lupa soal itu", jawabku.

"Waktu itu kamu menolak untuk ikut snorkling dan akhirnya hanya seharian menemaniku di pantai".

"Sungguh aku menolak snorkling? Biasanya aku tidak akan menolak snorkling".

"Saat aku belajar berselancar, kamu dan Marlo pergi ke daerah snorkling. Kata Marlo kamu kesal banyak tersengat ubur-ubur, mungkin itu penyebab kamu tidak mau snorkling lagi keesokan harinya".

Pelan-pelan aku mengingatnya.

"Ya sepertinya aku ingat, itu awal aku belajar snorkling, aku banyak tersengat ubur-ubur, bajuku juga hanya swimsuit saja. Aku ingat, aku mengeluh nyeri dan gatal, jadi aku tidak mau snorkling lagi keesokan harinya".

"Apa kamu tau, itu awal aku mulai memperhatikanmu Git".

"Oh ya? Tapi seingatku kita tidak banyak berinteraksi bukan No?".

"Ya memang, tapi kamu memperhatikanku dengan tindakanmu".

"Aku?".

"Setiap kali kamu pesan minum, kamu juga selalu memesankan untukku, kamu juga selalu bertanya padaku apa aku lapar? Meskipun aku selalu menolak, tapi kamu selalu memberikan setengah dari makananmu untukku. Kamu juga memilih kursi yang paling teduh untukku, karena kamu merasa aku lebih membutuhkan itu daripada kamu".

Aku hanya mengangguk angguk sambil berusaha mengingat kejadian itu.

"Saat itu aku berpikir anak tunggal itu tidak akan tau cara berbagi, tapi kamu berbeda, bahkan kamu memperhatikan kondisiku yang sedang sakit".

"Mmm... aku beritahu 1 rahasia ya No, dulu saat di Bali itu aku iri dengan Marlo. Aku juga menginginkan seorang kakak. Meski kalian suka berkelahi tapi aku tau kamu memperhatikan Marlo. Jadi aku juga ingin punya seorang kakak".

"Hanya kakak? Bagaimana dengan adik? Apa kamu tidak ingin punya adik?", tanya Nino.

"Tidak, sepertinya adik hanya akan merepotkan saja, aku harus menjaganya sebagai seorang kakak kan?".

"Tapi kamu sekarang punya aku, aku pasti akan selalu memperhatikanmu Git", jawab Nino sambil tersenyum.

"Huh... gombal".

Kami berdua tertawa bersama.

"Git malam ini kita makan dihotel saja ya, mau makan di restoran nya atau di kamar saja?".

"Di kamar saja No, aku juga malas keluar rasanya".

Kami makan malam ditemani dengan suara deburan ombak dan bintang di langit, aku terhanyut oleh suasananya.

"Banyak bintang ya Git".

"Mmmhmmm... ", jawabku sambil mengunyah makanan dan sesekali memandang langit.

"Besok aku punya rencana untuk kita Git, kita akan makan siang di restoran bawah laut, dan saat malam hari aku akan menunjukkanmu sea of stars".

"Sea of stars?", tanyaku bingung.

"Ya aku yakin kamu pasti langsung jatuh cinta melihatnya, pantainya mengeluarkan cahaya berwarna biru Git, seperti taburan bintang".

"Oh ya? Ya biru juga warna kesukaanku No".

"Ya aku tau itu Git, itu sebabnya aku mengatakan kamu akan jatuh cinta saat melihatnya", jawab Nino bersemangat.

Aku tersenyum melihatnya.

Kami terdiam sejenak menikmati suasana malam ini. Kemudian aku beranjak dari tempat dudukku dan pergi mandi, sepertinya tempat tidur mulai memanggilku. Setelah itu, aku naik ke atas tempat tidur dan melihat lihat foto sea of stars.

"Bagus banget kan Git?", tanya Nino.

"Ya, keren ya bisa sebagus ini", jawabku.

Kemudian Nino mengambil telepon genggamku dan meletakannya di meja samping tempat tidurku. Ia mendekatkan tubuhku dalam pelukannya, kemudian mencium bibirku secara perlahan. Tangannya mulai bergerak kebagian dadaku, meski dengan penghalang baju tidurku, aku bisa merasakan kalau buah dadaku mulai menegang. Kemudian Nino melepaskan bajunya juga bajuku, kini tanpa penghalang kain yang menutupi tubuh kami, aku juga bisa melihat kalau juniornya sudah menunggu untuk berpetualang malam ini. Nino mulai menciumi leherku kemudian bergerak turun ke arah dadaku. Ruangan ini sudah dipenuhi oleh decakan ciuman dan nafsu kami.

"Aku mencintaimu Gita".

"Aku juga mencintaimu", jawabku.

Tubuh Nino bergerak sesuai dengan ritmenya, kemudian semakin lama semakin mempercepat ritmenya. Kami berdua mencapai klimaksnya secara bersamaan.

Aku dan Nino mengatur nafas kami, kemudian Nino menarikku ke dalam dekapannya lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!