NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan

Amora memperhatikan tempat tidurnya yang sudah rapi, di atas tempat tidur sudah ada seragam dan tas yang akan ia pakai. Sepatu pun sudah ada di lantai samping tempat tidur beserta kaos kakinya.

"Kenapa bibi menyiapkan ini semua?" tanya Amora

"Setiap hari kan bibi memang selalu menyiapkan semuanya, kenapa sekarang nona Amora bertanya seperti itu?"

"Aku sudah besar bibi, bahkan aku juga sudah menstruasi. Biarkan aku melakukan semua nya sendiri" ucapnya dengan penuh percaya diri.

Lea tertawa mendengarnya, "Tapi bagi bibi, nona Amora itu masih kecil. Bibi akan terus menyiapkan segala keperluan nona"

"Jangan seperti itu bibi, aku tidak mau bergantung dengan bibi terus menerus. Suatu saat juga bibi akan menikah, jadi aku harus belajar untuk mandiri dari sekarang. Biar aku terbiasa dengan semuanya"

Ucapan Amora seolah membuat hatinya terenyuh, ia tak menyangka gadis kecil yang ia rawat sejak dulu berbicara seperti itu.

Lea menatap Amora dengan sendu, mata wanita itu terlihat berkilau. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah mengenai pipinya.

"Nona, bibi sangat menyayangimu. Bibi tidak bisa meninggalkanmu" Lea menangkup pipi Amora dengan kedua tangannya

"Tapi bibi juga harus memikirkan kebahagiaan bibi. Apa bibi tidak butuh seorang pendamping? apa bibi tidak ingin memiliki seorang anak?" tanya Amora, matanya pun tampak berkilat

Air mata Lea kini sudah tak bisa di bendung lagi sehingga membasahi pipi dan juga dagunya.

Amora ikut bersedih, ia tak kuasa menahan tangisnya.

"Kalau bibi menikah, bagaimana dengan nona? Bibi tidak bisa meninggalkan nona, lebih baik bibi tidak menikah saja dari pada harus meninggalkan nona", Lea terisak

Mereka pun berpelukan, menuangkan kesedihan masing-masing.

Nilam sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Amora, pintunya sedikit terbuka. Ketika hendak masuk ke kamar, ia mendengar pembicaraan antara Lea dan Amora. Nilam mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar. Cukup lama Nilam berdiri hingga akhirnya ia memutuskan untuk berangkat ke kantor tanpa berpamitan.

Nilam melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, "Lea sangat menyayangi Amora, bahkan sampai sekarang ia belum menikah karena tak mau meninggalkan Amora. Sungguh besar rasa sayang Lea untuknya", batin Nilam

Pandangannya fokus ke depan memperhatikan jalan, tetapi otaknya sedang tidak fokus. Masih terngiang percakapan antara Lea dan Amora di pikirannya.

•••

Amora kini sudah siap untuk berangkat ke sekolah, namun sebelum itu ia ke ruang makan untuk sarapan. Tak ada Nilam di sana, karena pada kenyataannya Nilam memang sudah berangkat sejak lima belas menit yang lalu. Itu yang ia tahu dari bibi Rose.

"Ibu Nilam tadi berpesan, ada meeting pagi jadi sarapan terlebih dulu tanpa menunggu nona. Ibu juga nanti akan menghadiri rapat orang tua di sekolah nona, tapi mungkin sedikit terlambat.

" Baiklah bibi tidak apa-apa" Amora tersenyum

"Sekarang nona sarapan dulu, setelah itu berangkat sekolah. Paman Henry sudah menunggu di depan" ucap Lea yang berdiri di samping Amora.

"Aku mau sarapan di mobil saja bibi, takut terlambat"

"Baiklah, bibi siapkan dulu nona", Lea mengambil roti dan memberi selai di atasnya. Saat hendak ia simpan di tempat makan, Amora melarangnya

"Biar langsung aku makan saja bibi"

Ia berlalu ke halaman rumah dimana Henry sudah menunggunya.

"Selamat pagi paman Henry, paman Lukas" sapanya, tak lupa menyematkan senyuman

"Selamat pagi nona" jawab mereka bersamaan.

"Kenapa kompak sekali?" Amora tertawa melihat kekompakan dua lelaki di hadapannya itu.

"Apa paman Henry dan paman Lukas sudah sarapan?" tanyanya lagi

"Paman sudah sarapan nona" jawab paman Lukas

"Paman Henry tidak usah menjawab, aku tahu paman tidak pernah sarapan sepagi ini" ujar Amora

Henry menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Iya nona, paman lebih suka minum kopi terlebih dulu. Ayo nona kita berangkat sekarang"

Henry membuka pintu mobil untuk Amora, sebelum masuk mobil tak lupa Amora berpamitan pada paman Lukas

Henry melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, di belakang Henry Amora tengah menghabiskan rotinya.

"Paman... " panggil Amora setelah rotinya habis ia makan

"Iya nona.."Henry hanya menoleh sekilas pada Amora

"Kenapa paman belum menikah?" Henry kaget mendengar pertanyaan majikan kecilnya ini, kenapa tiba-tiba Amora menanyakan itu padanya.

Henry tersenyum, " Karena paman belum menemukan jodoh nona"

"Kenapa tidak paman cari?" tanyanya polos

"Jodoh tidak segampang itu nona. Menikah itu harus benar-benar menemukan pasangan yang tepat untuk menemani kita sampai tua"

Amora menganggukkan kepalanya, seolah ia mengerti perkataan Henry

"Bagaimana kalau paman menikah dengan bibi Lea?" Henry menginjak rem secara mendadak, hampir saja kepala Amora kebentur.

"Paman kenapa mendadak menginjak rem?" tanya Amora yang masih mengatur nafasnya

"Maaf nona, paman kaget mendengar ucapan nona yang tadi" Henry menoleh ke belakang, dimana Amora berada.

"Nona tidak apa-apa kan?" tanyanya panik

"Aku tidak apa-apa paman, hanya kaget saja"

Henry merasa lega karena majikan kecilnya tidak apa-apa. Ia kembali melajukan mobilnya ke sekolah Amora.

"Paman mau tidak menikah dengan bibi Lea? Bibi Lea itu baik, dia sangat perhatian" Amora masih membahas tentang ucapannya yang tadi

"Sepertinya nona ingin sekali melihat paman menikah dengan bibi Lea?"

"Kalian sangat cocok paman, kalian sudah seperti orang tuaku. Bibi Lea mengurus segala keperluan ku, sedangkan paman yang selalu mengantarku kemanapun aku pergi. Aku hanya tidak mau paman Henry atau bibi Lea mendapatkan orang yang salah" jelasnya

"Baiklah nona, nanti paman pikirkan"

Tak lama mereka telah sampai di tujuan, Amora turun dari mobil dan berpamitan pada Henry.

Henry pun kembali melajukan mobilnya kerumah Nilam. Ia tak ke kantor Ricko karena memang tak ada pekerjaan penting yang mengharuskannya kesana.

Di rumah Nilam, Lea baru saja selesai mencuci piring. Ia duduk di kursi dapur, Lea termenung dengan ucapan Amora yang mengatakan tentang menikah. Kata-kata itu serasa mengusik hati dan pikirannya.

Dia juga ingin menikah, tapi ketika memikirkan hal itu ia selalu teringat dengan Amora. Rasanya berat jika harus meninggalkan Amora, anak yang sudah ia rawat sejak bayi.

"Lea... kenapa kau melamun disini?" tanya bibi Rose yang menyadarkan lamunan Lea

"Aku tidak melamun bibi, aku hanya sedang duduk saja"

"Kalau kau tidak melamun, bibi panggil berulang kali kenapa kau hanya diam saja?" bibi Rose duduk di samping Lea

"Aku hanya memikirkan perkataan nona Amora saja"

"Memang nona Amora berkata apa hingga kau sampai kepikiran seperti ini?" bibi Rose mengerutkan keningnya

"Nona Amora berbicara tentang pernikahan" jawabnya seraya menghela nafas panjang

"Pernikahan? maksudmu?" kini bibi Rose menautkan alisnya

^_^ jangan lupa dukungan vote dan likenya ya teman-teman

Maaf jika kata-kata atau kalimatnya kurang menarik, karena ini karya pertamaku dan aku masih belajar.

Terimakasih^_^

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!