NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Kediaman Ismalia tampak semua baik sang Ibu, Ayah, dan adik sudah berkumpul di meja makan. Wajah Ismalia yang tampak ceria dilihat oleh Mastiara. Usai sarapan pagi, Mardian berangkat bersama sang adik-adik. Sedangkan Ismalia hanya berangkat sendiri. Mastiara tidak ikut ke rumah makan karena sudah ada pekerja baru yang membantu Mardian.

Kondisi kaki Ismalia kini sudah membaik. Ismalia telah bisa mengayuh sepedanya. Saat tiba di gerbang sekolah, Ismalia dipanggil oleh Erika yang baru saja tiba. Mereka masuk melewati koridor sekolah bersama. Tania kembali dibuat bingung, kemarin Erika dan Ismalia tidak saling interaksi dan terdiam. Namun sekarang mereka sudah ketawa-ketiwi. Tania hanya menggeleng saja.

"Rik, Is. Kalian baik-baik saja kan? Kalian ini seperti cuaca saja?" tanya Tania.

"Baik, kenapa? Seperti cuaca maksudnya?" tanya balik Erika.

"Tidak apa-apa kok hehe... "

"Kamu aneh, Tania." timpal Ismalia

"Lah, gue dikatain aneh. Padahal mereka yang aneh." ucap Tania tanpa didengar Erika dan Ismalia.

Seketika masuk lah Bu Guru memberikan salam kepada semua murid-murid. Bu Guru tersebut hanya memberikan bimbingan, arahan, dan soal latihan untuk dikerjakan sebelum memasuki Ujian Kelulusan yang akan dilaksanakan 5 hari lagi.

Suara bel istirahat telah berbunyi, seperti biasa mereka bertiga pergi ke kantin bersama. Memesan makanan favorit yaitu bakso serta minumannya es teh manis. Sambil menunggu pesanan, Erika dan Tania menyibukkan diri dengan memainkan ponsel. Sedangkan Ismalia membaca novelnya yang belum selesai.

Tidak butuh waktu lama, pesanan mereka bertiga telah sampai segera menyantapnya hingga ludes.

"Rik. Aku boleh bertanya gak? Tapi kamu janji sedih ya?" tanya Ismalia sedikit ragu.

"Emangnya lo mau nanya apa? Sampai segitunya bikin gue sedih." ucap Erika menyeruput kuah bakso.

Tania hanya menyimak dan menoleh memandangi Erika dan Ismalia secara bergantian sambil memasukkan bakso ke dalam mulutnya.

"Apa kamu masih mau tetap melanjutkan rencana mu itu? Aku harap hentikan saja daripada ayah kamu terusan seperti itu?"

Tania mulai ingin tahu hingga mengernyit kening bingung dengan perkataan Ismalia ke Erika.

"Entahlah. Gue juga bingung, tapi sisi lain gue masih tetap pengennya lo. Karena sifat lo itu yang bikin gue nyaman dan ngerasain yang selama ini yang gak gue rasain. Lo bayangin aja selama 18 tahun gak pernah ngerasainnya bagaimana rasanya disayang oleh sosok Ibu. Walaupun banyak yang menyayangi gue. Tapi itu beda, Is? Beda sama lo yang sudah lengkap?" jelas Erika sedih.

Ismalia tidak berani berkata lagi. Ya jujur saja ia tidak merasakan kekurangan kasih sayang karena keluarga sudah lengkap.

"Kalau soal ayah, aku juga gak tau Is. Tapi dilihat ayah kayak dulu lagi. Jadi gue harus tetap mengalah walau berat." ucap Erika.

"Maksud kamu?"

"Maksud gue-" ucap Erika terpotong.

Perkataan Erika terpotong karena terdengar suara bel masuk kelas. Tania sedari tadi hanya menyimak mendengarkan saja. Ia tidak paham permasalahan antara mereka berdua. Mereka bertiga segera masuk ke kelas masing-masing sampai tiba waktunya pulang.

...🌹🌹🌹...

Di kantor Mandala sedang disibukkan dengan memeriksa berkas keuangan perusahaan bulan ini yang sudah dibuat sang sekretaris Ridwan. Sedangkan Ridwan sedang mengetik sesuatu di laptopnya diruangan dan duduk dihadapan Mandala.

Dengan sangat teliti, Mandala telah menyelesaikan pengecekan. Menyuruh Ridwan memanggil Manajer Keuangan untuk memperbaiki kembali karena ada sedikit kesalahan pada bagian upah karyawan dan staf yang tidak sesuai dengan laporan bulan lalu.

Manajer Keuangan keluar setelah mengambil berkas laporan keuangan tersebut. Mandala kembali memeriksa berkas laporan proyek pembangunan hotel di Banjarmasin. Hotel di Banjarmasin masih dalam tahap pengerjaan. Untuk 3-4 hari kedepan ia akan berangkat ke Banjarmasin untuk pemantauan proyek disana.

Namun ia teringat bahwa 5 hari lagi sang putri Erika akan menghadapi Ujian Kelulusan. Maka otomatis keberangkatannya harus diundur selama satu minggu kedepan. Dan ia akan berencana membawa keluarganya sekalian liburan ke Banjarmasin. Serta silahturahmi dengan sanak saudara di sana.

Disela kesibukannya mereka berdua. Ridwan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 siang sudah waktu makan siang. Mandala seperti terus berkutat dengan berkas akhirnya Ridwan memesan makan siang untuk Mandala. Tidak perlu lama, pelayan kantin membawa makan siang yang dipesan Ridwan.

Ridwan membuka pintu dan mengambil nampan disuguhkan diatas meja sofa. Mandala melihat Ridwan meletakkan makanan di meja sofa. Ia pun menghentikan sejenak aktivitasnya mulai makan siang bersama sang sekretaris Ridwan yang sudah dianggapnya sebagai temannya sendiri.

Ridwan memandangi sejenak wajah Mandala yang tertunduk menyantap makan siangnya. Tanpa disadari Mandala mengetahuinya menoleh ke Ridwan. Dengan cepat Ridwan mengalihkan pandangan ke makanannya.

"Ada apa? Ada yang ingin kau tanyakan Ridwan?" tanya Mandala ke Ridwan pandangannya tanpa menoleh.

"Em..Bagaimana Tuan tahu kalau saya-." ucap Ridwan tertahan.

Menatap Ridwan "Kamu sudah lama kerja disini otomatis saya sangat faham dan juga kamu sudah saya anggap sebagai teman. Jadi sudah pastinya saya cukup tahu." ucap Mandala terus menatap Ridwan.

"Bertanyalah? Apa yang ingin kamu tanyakan?" ucap Mandala melanjutkan makannya.

Ridwan yang ditatap Mandala sedikit canggung dan ragu.

"Tuan. Kalau boleh tau, kenapa sikap tuan sangat berbeda kemarin? Apa tuan ada masalah? Biasanya tuan kalau pulang ke apartemen pasti ada masalah terdahulu yang kembali menyelimuti hati lagi?" tebak Ridwan.

Mandala menghentikan makannya, meneguk air minum digelas, dan mengelap mulutnya dengam tisu. Dengan posisi bersandar Mandala kembali bercerita ke sang sekretaris Ridwan. Karena Ridwan tempat bercerita yang paling nyaman baginya salah satunya masalah keluarga.

Mandala mulai menceritakan semuanya dari awal hingga akhirnya ke Ridwan. Ridwan yang mendengarkan cerita Mandala begitu seksama. Baginya masalah ini cukup rumit yang pastinya akan bertentangan dengan sisi trauma Mandala.

"Begitulah ceritanya. Mengapa saya tidak pulang ke rumah memilih pulang ke apartemen untuk menyendiri terlebih dahulu. Sebenarnya saya tidak marah dengan sesiapapun hanya memerlukan waktu saja."

"Tuan kalau boleh saya bertanya. Kalau misal tuan gak ada trauma yang seperti tuan alami. Apakah tuan akan tetap mau menerima perjodohan putri tuan dengan sahabatnya?"

Mandala hanya terdiam mendengar pertanyaan Ridwan. Tanpa trauma itu pun sudah pasti Mandala sedikit ragu karena secara terdapat perbedaan antaranya dan Ismalia salah satunya perbedaan usia yang cukup jauh dan seharusnya menjadi anaknya.

"Pasti tuan berfikir kalau jarak usia tuan sama sahabat Nona Erika cukup jauh?" tebak Ridwan tepat.

"Begini tuan, kalau soal cinta tidak memandang dari segi apapun baik usia. Soal usia itu hanya sekedar angka kalau kita memandang dengan kesungguhan hati. Cinta sebenarnya bisa membawa kekuatan aktif yang bersemayam dalam diri manusia, kekuatan yang mengatasi tembok yang memisahkan kemudian menyatukan. Begitu juga trauma tuan, rasa trauma itu akan hilang ketika kekuatan cinta bereaksi. In Syaa Allah." terang Ridwan.

Mandala hanya mendengarkan dan memikirkan ucapan Ridwan.

"Kalau sulit bagi tuan, fikirkan putri kesayangan tuan dan mencobalah. Mencoba menerima demi kebahagian Nona Erika kali ini saja. Apa tuan tidak kasihan terhadap Nona Erika? Nona Erika jika dilihat memang tidak kekurangan kasih sayang karena semua keluarganya menyayanginya tetapi ia hanya kekurangan satu saja yaitu kasih sayang Ibu. Yang sedari kecil belum pernah ia dapatkan dan walaupun sudah ia dapatkan tapi sangat berbeda."

"Apa tuan pernah bertanya ke Nona Erika apa Nona Erika bahagia?"

Mandala hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Saya tidak pernah bertanya hal itu ke Erika tetapi saya sering bertanya apa keinginan Erika selain yang saya berikan untuknya. Dan ia hanya menjawab tidak ada lagi." ucap Mandala.

"Ya itu karena ia tidak mau mengutarakan keinginan terbesarnya ke tuan dan membuat tuan kembali ke sikap terdahulu lagi. Karena jarak waktu yang cukup lama akhirnya mencoba kembali serta yang pastinya memerlukan momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya tersebut. Oleh karena itu, Nona Erika kembali mengutarakan keinginan sesungguhnya ke tuan disaat hari ulangtahunnya kemarin. Disaat suasana hati tuan senang." jelas Ridwan.

Penjelasan Ridwan yang cukup panjang membuat hati Mandala tertegun dan berfikir. Haruskah ia menerima permintaan Erika untuk menikah dengan Ismalia. Dan melupakan traumanya dimasa lalu. Yang pasti saat ini ia masih berperang dengan fikirannya sendiri. Perlu waktu untuk memikirkan ucapan Erika dan Ridwan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mandala sudah memasuki apartemennya dengan tubuh yang sangat letih. Ia membuka jas dan kemejanya menyambar handuk lalu menuju ke kamar mandi. Menenangkan fikirannya dengan air mengalir ke kepala hingga ke tubuhnya.

Serasa sudah cukup adem, Mandala mengambil pakaian santainya lalu merebahkan diri diatas ranjang. Mandala sebelum pulang ke apartemen, ia sudah terlebih dahulu makan malam bersama beberapa rekan bisnisnya. Karena ia mendapati rapat secara mendadak pukul 6 tadi di Cafe Barista.

Mandala hanya memainkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat ke seorang perempuan. Membuat sebuah janji tepatnya pukul 2 sore di Cafe Barista kembali yang letaknya tidak jauh dari apartemen Mandala. Ia juga sempat mengatakan ke perempuan tersebut jangan sampai sang putrinya mengetahui pertemuan.

Setelah mengirim pesan singkat tersebut. Ia kembali memejamkan mata. Begitu lelah tubuh dan fikiran yang ia rasakan. Tak lama alam mimpi kini telah menyapa Mandala. Begitu juga perempuan tersebut menerima pesan yang tidak ia ketahui nomor siapa. Setelah ia bertanya baru lah ia mengetahuinya dan mau menemuinya besok pukul 2 sore.

...Bersambung.......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya 🤗

Baca juga

Semaian Dua Arah Cinta ✅

Takdir Tak Sejalan ✅

Ramadhan Al Mubarak🙏🌙

1
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!