Jodoh Sempurna

“Perkenalkan saya Rina Az-Zahra anggota baru di tim personalia, mohon bantuan dan bimbingan dari para senior saya di sini” Rina memperkenalkan diri diakhiri dengan menundukkan kepalanya.

“Di tim ini ada 5 orang termasuk saya, kamu sudah tahu saya Hendra sebagai kepala personalia dengan fungsi pengorganisasian, kamu bisa duduk di kursi kosong itu dan itu meja kerjamu."

“Baik Pak Hendra” Jawab Rini sigap kemudian lanjut duduk di kursi kosong dan meja yang sudah tersedia komputer di atasnya.

Di depan kamu ada Erik yang melakukan fungsi pengadaan sekaligus pemeliharaan bersama Alam. Dan di samping kanan kamu ada Ridho fungsi pelatihan dan pengembangan SDM. Rina untuk hari pertama kamu bisa minta jobdesk pada Ridho untuk Pelatihan dan Pengembangan." perintah Pak Hendra

“Halo Mas Ridho, mohon bantuannya untuk jobdesk saya di hari pertama saya kerja hari ini!” Pinta Rina

“Jangan resmi-resmi di sini, tidak usah pakai saya-saya pakai aku kamu saja supaya akrab. Nikmati dulu kursi dan meja barumu, aku siapkan dulu yang harus kamu kerjakan hari ini!” Jawab Ridho sambil jemarinya di atas keyboard kemudian tersenyum cerah secerah bunga matahari seterang lampu neon saat ia menampilkan deretan giginya.

Dalam hati Rina "Subhanallah mirip iklan pasta gigi dan sungguh aku insecure mukanya glow up sekali" Rina takjub cowok yang demikian

Diliriknya sekilas cara menekan tuts keyboard, jemari lentik tampak mencolok dengan kutek hitam.

"Bismillah ya Allah, Mak Dayang Pak Joko doakan Rina" Dalam hatinya Rina

"Rina minggu depan ada program pengembangan ketrampilan pegawai baru. Aku sudah ada proposal di acc Pak Hendra tinggal naikkan ke atas, nanti aku minta tolong kamu ya."

"Iya mas Ridho" Jawab Rina sedikit gagap.

Ridho berdiri dari tempat duduk mengambil berkas proposal dalam loker kemudian memberikan ke Rina.

"Ini sampaikan ke mas Rendi ya!" Rendi menyerahkan berkas proposal

"Rendi?" Rina bertanya-tanya

"Iya Rendi asistennya pimpinan. Kenapa? Kamu kenal? atau kamu korban ke play boy an nya?"

"Boleh tahu nama lengkapnya?"

"Kenapa kamu kelihatan penasaran sama si ganjen itu, dia itu suka sekali menggoda Ridho ini! Ih gemesss!" Ridho berceloteh

"Hehehehe..aku penasaran apa Rendi yang mas Ridho maksud sama dengan Rendi yang aku kenal, nama Rendi yang ku kenal Rendi Soetopo" Jelas Rina

"Lha iya" Jawab Ridho singkat

"Lha iya apa mas Ridho?" Rina penasaran

"Lha iya itu" Ridho menimpali

"Itu apa" Rina semakin gemas

"Rendi Soetopo si ganjen" Ridho menjelaskan

"Hah? jadi namanya sama?” Rina bertanya yang tidak perlu dijawab

"Ya iya" Ridho meyakinkan

"Tapi apa cirinya sama?" Rina sangsi kembali

"Cirinya, dia itu cowok ganjen, titik tanpa koma. Nih temui dia, kamu naik lantai 3 belok kanan nanti ketemu dia depan kantor pimpinan. Bilang ini proposal dari Ridho yang mempesona" Jelas Ridho

"Hehehe iya mas Ridho" Rina berdiri dari kursinya

"Hemmm apa yang dimaksud adalah Rendi nya kakanda ya?" Rani bergumam dalam hati

"Aku ke atas dulu ya mas Ridho" Rina berjalan keluar ruangan

"Heem, ingat lantai 3 belok kanan." Ridho setengah berteriak

"Baik mas" Rina meyakinkan

.

.

" Wah...Penataan interior di sini memang beda, kelihatan adem, nyaman, sejuk, nge alam banget banyak tanaman-tanaman apalagi bonsai-bonsai ini..uhh pingin suatu saat punya rumah dikasih bonsai. Sepertinya aku akan betah kerja di sini. Semoga orang-orang nya juga ramah" Batin Rina sambil jalan menuju lift.

Ting.. Angka 3 tertera di pintu lift kemudian terbuka pintu nya.

"Kenapa aku nervous ya!" Gumam Rina

Ada lelaki duduk membelakangi, meja.

"Permisi... " ucap Rina

"Iya.. " Jawab laki laki tersebut sambil berbalik

"Saya Ri... " Rina tercengang melihat wajahnya

"Oh Hai... Rina" Sambut Rendi

"Mas Rendi? Mas Rendi kerja di sini? " Rina tergagap

"Iya aku kerja di sini, senang kita bisa bertemu kembali dan malah kerja satu kantor" balas Rendi

"Mas Rendi tahu aku kerja di sini? Kita kan belum ketemu sama sekali! " Rina bertanya

"Oh itu.. Itu pak Rendra yang cerita ada anggota tim baru bagian personalia, yaitu kamu" Jelas Rendi berbohong. Padahal ia tahu dari pimpinan tersayangnya.

"Oh gitu..Kalau mas Rendi di sini bagaimana dengan kakanda?" Rani kembali bertanya

"Kakanda? Siapa? " Rendi tak tahu kalau Rina memanggil Yuda dengan sebutan Kakanda.

"Oh iya maaf, bagaimana dengan mas Yuda?" Rani mengulangi pertanyaannya

"Yuda kenapa?" Rendi mulai menggoda

"Bukan kah mas Rendi kerja dengan mas Yuda? " jelas Rani

"Iya, aku kerja dengan Yuda" jawab Rendi

"Berarti mas Rendi kerja di dua tempat? " Rani berasumsi

"Iya bisa dibilang begitu"

(Memang usaha Yuda tidak hanya satu, beberapa malah) Dalam hati Rendi

"Wah mas Rendi pekerja keras" Lanjut Rina

"Iya memang harus keras kalau mau sukses" Jawab Rendi

"Aku senang ada orang yang aku kenal di gedung ini, aku sempat nervous tadi. Ini ada proposal untuk kegiatan pengembangan dan pelatihan SDM minggu depan untuk di tindak lanjuti pimpinan. " Jelas Rina

"Rina, aku tanya boleh?”

“Boleh saja”

“apa kamu sudah kenal pimpinan kita? "

"Ya belum lah"

"Kamu belum ketemu? "

"Belum, sttttt.. Siapa namanya? "

"Ya sudah nanti kamu akan tahu sendiri" Rendi tidak menjelaskan

"Memalukan ya tidak tahu pimpinannya siapa, maaf ya. Sudah aku kembali ke tempatku ya. Sampai ketemu lagi mas Rendi". Rina pamit kembali ke ruangannya.

.

Tok.. Tok.. "Permisi pak.. " Rendi membuka pintu meskipun belum diminta yang di dalam ruangan itu adalah pimpinan tersayangnya.

" Apa Ren? " jawabnya

"Doi datang ke meja ku tadi kasih proposal untuk minggu depan. Kamu belum cerita siapa seorang Yuda? "

"Belum" Yuda menjawab singkat

"Apa tujuanmu? "

"Tidak ada, biar semua mengalir apa adanya. Aku tidak menutupi apa pun aku juga tidak memberitahu apapun. Biar tahu dengan sendirinya"

"Seberapa jauh langkahmu? "

"Aku hanya menunggu saat yang tepat, saat aku yakin hatinya sudah untukku maka akan ku percepat meresmikan nya" Jelas Yuda

"Permasalahan hati memang rumit, tinggal ngomong kamu siapa, dia tahu kamu, nyatakan hati diterima nikah, sudah sesimple itu kenapa berbelit-belit" Rendi berasumsi

“Nanti kamu akan tahu sendiri saat kamu menemukan belahan hidupmu Ren, untuk sekarang cukup jadilah penonton drama sinetron percintaan, hahahahah” Yuda tertawa terbahak-bahak melihat wajah Rendi yang cengoh

"Cek itu proposal, kota B menunggu" mengalihkan pembicaraan

"Pelatihan nya di kota B? " tanya Yuda

"Yo i"

Yuda sebagai pimpinan perusahaannya merupakan sosok yang humanisme, penuh kebijakan. Tak banyak bawahannya yang mengerti cara berfikir nya, namun setiap keputusan yang ia buat bawahannya akan paham setelahnya. Ia banyak di sukai para senior sebab mampu berkomunikasi dengan baik dengan mereka, cara menghormati nya sangat mumpuni. Itulah kelebihan Yuda sehingga tidak sedikit investor yang notabene senior di perusahaan nya.

"Ok, lanjutkan proposal ini. Persiapkan dengan baik dan kawal sampai tuntas. Sebab ada Rina di dalamnya” Yuda menandatangani proposal tersebut.